Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

Khalid Bin Walid, Si Jendral Jenius

Khalid bin Walid r.hu salah seorang sahabat nabi yang memiliki perjalanan ruhani (suluk) indah. Pernah menjadi kafir. Pernah pula menyiksa dan menghalangi orang Makkah untuk menjadi muslim. Sahabat Khalid saat itu sangat kejam dengan kaum muslimin. Namun bersamaan masuknya hidayah Allah ta’ala dalam dada sahabat Khalid. Sahabat Khalid menjadi panglima perang Islam yang berhati lembut. Memenangkan pertempuran setiap dia mengikutinya. Sejarah mencatat belum pernah terkalahkan. Hingga Rasulullah saw memberinya gelas “Pedang Allah Yang Terhunus”. Luar biasa dinul Islam. Dapat merubah hati buas menjadi lembut. Hati keras menjadi lunak. Hati pendendam menjadi pecinta. Inilah keberhasilan pola pendidikan dan pembelajaran di madrasatun nabawiah. Dengan guru besarnya Rasulullah saw.
Sahabat Khalid bin Walid r.hu memeluk Islam setelah melalui pergulatan pemikiran yang hebat. Pergolakan pemikiran yang mendalam. Sangat dalam. Hingga akhirnya, Allah ta’ala menganugerahkan ilham untuk menetapkan pilihan dalam keyakinan hidup. Yang sangat luar biasa. Perenungan yang dilakukan secara mandiri itu sampai pada sebuah keputusan, “Saya harus menjadi muslim.”
Sebuah kata hati yang sangat suci. Yang lahir dari kecerdasan akal budi seorang Khalid. Yang sejak kecil dididik untuk menjadi petarung yang memenangkan dalam setiap pertempuran. Tidak mengherankan. Khalid anak-anak sampai berusia mudah benar-benar menjadi Khalid yang matang dengan dunia kekerasan dan peperangan. Rupanya Allah ta’ala berkehendak lain atas kehidupan Khalid. Akal cerdasnya menuntunnya dalam pusaran hidayah Islam. Akal sehatnya semakin membenarkan segenap apa yang dilakukan Muhammad bin Abdullah.
Semakin bertekad bulat Khalid segera berjumpa dengan Rasulullah saw. Dalam hatinya mencari kebenaran tidak dapat ditunda lagi. Hingga pada suatu siang. Dia putuskan hendak menemui Nabi saw. Di tengah jalan bertemu dengan Usman bin Thalhah. Dia beritahukan mengenai tujuan untuk menemui Nabi saw. Gayung bersambut. Usman juga sepaham hendak memeluk Islam. Lalu, keduanya berjalan sampai pada bukit kecil. Setelah sampai di puncak bukit bersua dengan Amr bin Ash. Kedua memberitahukan apa maunya dan hendak kemana kakinya dilangkahkan. Luar biasa takdir Allah ta’ala. Amr bin Ash pun juga sepakat untuk memeluk Islam dan harus segera berbai’at dengan Nabi saw.
Maka, ketiga pemuda Arab Quraisy tersebut berjalan mantap hendak berbai’at di hadapan Nabi saw. Takdir Allah azza wa jalla ketiga langsung dapat berjumpa dengan Nabi saw. Setelah berbai’at di hadapan Nabi saw. Sahabat Khalid minta didoakan Nabi saw, agar dosa dan kesalahan di masa lalu yang pernah menghalangi orang Quraisy masuk Islam diampuni dosanya oleh Allah ta’ala. Lalu, Nabi saw menjawab permohonan tersebut dengan bersabda,
إِنَّ اْلإِسْلاَمَ يَجُبُ مَا كَانَ قَبْلَهُ
Sungguh ke-Islam-an itu telah menghapuskan segala perbuatan yang lampau” (Hadis Syarif; Kitab Rijal Haular Rasul, Khalid Muhammad Khalid).

                Lalu, Nabi saw memanjatkan doa,
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِخَالِدِ بْنِ الْوَالِيْد كُلَّ مَا اُوْضِعَ فِيْهِ مِنْ صَدٍّ عَنْ سَبِيْلِكَ
Wahai Allah, aku mohon Engkau ampuni dosa Khalid ibnul Walid terhadap perbuatannya menghalangi jalan Mu di masa lalu” (Hadis Syarif; Men Around The Messenger, Khalid Muhammad Khalid).
               
Islam Itu Hidayah
Sulit dinalar kiranya orang seperti sahabat Khalid menjadi mukmin-muslim. Betapa tidak? Wong dulunya musuh Islam. Musuh Rasulullah saw. Musuh kaum mukminin-muslim Makkah. Tiba-tiba dia melakukan perenungan yang mendalam. Akal cerdasnya diajak dialog. Semua yang terjadi di sekitar dan dialami dipikirkan. Direnungkan. Dengan seksama dan sangat mendalam. Hingga puncaknya dia membenarkan 100% ajaran Islam. Ajaran Muhammad yang disampaikan kepada masyarakat jahiliah Makkah. Benar-benar hidayah.
Yang patut dicatat. Hidayah Allah ta’ala selalu datang dan menyertai para hamba-Nya yang sungguh-sungguh berhasrat hendak mendapatkan hidayah itu. Jika hasratnya tidak kuat. Kiranya sangat sulit mendapatkan hidayah Allah swt. Allah ta’ala selalu memberikan hidayah kepada siapa pun yang Dia kehendaki. Karena memang hamba tersebut berhasrat kuat untuk memperoleh hidayah itu. Sebaliknya, Allah ta’ala juga menyesatkan kepada para hamba-Nya yang memang menetapkan pilihan hidup menjadi orang-orang yang sesat.
Belajar sifat kepada sahabat Khalid. Ketabahan dan kedisiplinan sahabat Khalid bin Walid yang menjadikan dirinya memiliki kekokohan prinsip, sekaligus memiliki pribadi yang lembu dan rendah hati.

Dikenal Sejak Perang Muktah
Dalam Perang Muktah. Ada tiga syahid. Yakni, sahabat: Zaid bin Harisah; Ja’far bin Abi Thalib; dan Abdullah bin Rawahah r.hum. Pasukan kaum Mukminin benar-benar mengalami krisis saat itu. Siapa yang layak menjadi pemimpin pasukan. Jika ketiga orang yang ditunjuk Rasulullah saw. Semuanya menemui kesyahidan. Maka, dengan inisiatif yang cerdas. Ditambah kerendah-hatian yang bagus. Datang sahabat Tsabit bin Arqam r.hu untuk mengambil bendera yang dibawa asy-Syahid Abdullah bin Rawahah r.hu.
Dalam pikiran sahabat Tsabit terbesit. Tidak ada orang lain yang layak membawa panji-panji Islam ini, kecuali Khalid bin Walid. Benar. Dipilihlah dengan sedikit ditekan, agar mau menerimanya. Sebab, memang sahabat Khalid tahu diri. Sebagai orang baru dalam barisan Islam. Sebab, dia baru saja berbai’at. Masak langsung menjadi pimpinan? Maka, sahabat Khalid dengan tawadlu’ menawarkan kepada para sahabat senior lainnya. Semua sahabat sepakat hanya sahabat Khalid yang layak menerima bendara tersebut. Maka, dipeganglah bendera tersebut. Dengan secepat kilat. Kepiawaiannya menunggang kuda sambil bertempur mampu membabat habis kepala kaum pasukan Romawi.

Fathu Makkah
Dalam penaklukan Kota Makkah. Sahabat Khalid mengambil peran. Dengan ditunjuk Nabi saw sebagai pemimpin pasukan sayap kanan. Yaitu, pasukan yang memasuki Makkah dari arah kanan Kota Makkah.
Tanpa perlawan yang berarti dengan mulus seluruh pasukannya dapat memasuki Kota Makkah. Sampai akhirnya menduduki Ka’bah. Semua ini terjadi akibat sikap mencla-mencle kafir Quraisy terhadap Perjanjian Damai dengan Rasulullah saw.
Jika dulu. Khalid memimpin kaum kafir Quraisy melawan pasukan kaum mukminin yang dipimpin Nabi saw. Sekarang. Saat Fathu Makkah (Penaklukan Kota Makkah). Sahabat Khalid memimpin pasukan kaum Muslimin melawan kaum kafir Quraisy.
Jika dulu tanpa pandang menebas dan membunuh kaum muslimin. Sekarang, tanpa pandang bulu setiap leher orang kafir ditebas. Semua dilakukan sebagai wujud penyesalan yang sangat mendalam. Mengapa dia dahulu kok pernah menghalang-halangi manusia untuk menuju jalan Allah ta’ala. Ini yang seringkali membuat dirinya gundah-gulana. Seraya menyasal sekali dengan perbuatan bodohnya tersebut.
Dengan gemilangnya Rasulullah saw dan kaum muslimin memasuki Kota Makkah. Sahabat Khalid semakin yakin, bahwa janji Allah itu benar adanya. Dia semakin yakin seyakin yakinnya mengenai janji-janji Allah swt. Ini pula yang kemudian menjadikan pribadi sahabat Khalid menjadi manusia berkeyakinan baja. Dia yakin benar. Barangsiapa membela kebenaran Allah swt. Pasti dibela Allah ta’ala. Itulah sebabnya, dia tidak pernah takut dengan setiap peperangan yang diikutinya saat membela dinul Islam. Ke mana pun takdir menghendaki dirinya harus berperang membela dinullah.

Di Jaman Abu Bakar
Khalidah Abu Bakar r.hu merasa kesal dengan terjadinya banyak pemurtadan. Pada masa kekhalifahannya. Banyak dari rakyatnya yang sudah tidak lagi taat menunaikan zakal mal bagi si kaya. Hampir di komunitas tertentu, mulai suku dan kabilah. Banyak yang berontak hendak memisahkan diri dari kekhalifahan Islam. Bahkan, yang menggeramkan sahabat Abu Bakar r.hu. Adalah, mengakunya Musailamah al-Kadzab sebagai nabi baru.
Bagi Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq r.hu tidak ada orang yang layak memimpin penumpasan pemberontakan itu, kecuali Khalid bin Walid. Benar terjadi. Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq r.hu menetapkan mandat pengangkatan sebagai panglima perang. Guna memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakal mal, orang-orang yang murtad, dan daerah-daerah yang hendak memisahkan kekuasaan dari kekhalifahan Islam. Seperti, yang terjadi pada suku: Asad, Ghatfan, Abas, Thay, dan Dzibyan. Yang terjadi pada kabilah: Bani Amir, Hawazin, Salim, dan Bani Tamim. Yang terjadi pada penduduk: Bahrain, Oman, dan Muhrah.
Semua tugas dilakukan dengan sukses dan berhasil gemilang. Bahkan, Musailamah al-Kadzab berhasil dibunuh. Dan, seluruh gerakan yang dipimpinnya mampu dibubarkan. Suku, kabilah, dan penduduk-penduduk yang hendak memisahkan diri dari kekhalifahan Islam. Tidak terjadi.
Dengan pandangan yang tajam dan kecerdasan yang jenius. Khalifah Abu Bakar r.hu menugaskan Khalid sebagai panglima perang guna menentramkan wilayah Irak dan Syiria. Di kedua negara bagian Kekhalifahan Islam ini penduduknya selalu mendapatkan kekacauan. Utamanya, kekacauan itu datang Negara Persia dan Negara Romawi. Maka, dengan cepat pula. Semua kekuatan Persia dan Romawi hengkang dari bumi Islam. Bahkan, sahabat Khalid sempat meng-Islam-kan seorang panglima perang Romawi. Namanya Gregorius. Gregorius menjadi syahid. Setelah akhirnya bertempur di pihak kaum muslimin.

Di Jaman Umar bin Khaththab
Seperti diketahui, sejak awal sahabat Umar tidak sependapat dengan pengiriman pasukan. Guna memerangi para pembangkang, pembelot, dan kaum murtad. Maka, di saat dirinya menggantikan Khalifah Abu Bakar r.hu yang mangkat. Langsung Khalifah Umar r.hu mengambil kebijakan. Dengan mencopot sahabat Khalid bin Walid sebagai panglima perang kaum muslimin. Dengan menggantikannya kepada sahabat Abu Ubaidah r.hu.
Pelajaran yang dipetik. Di tengah berkecamuk Perang Yarmurk. Perang yang tidak sebanding tersebut. Di sisi lain. Dia mendapatkan kabar bahwa dirinya dicopot sebagai panglima. Jika bukan karena kebesaran jiwa sahabat Khalid. Entah apa jadinya pertempuran Yarmurk itu. Yang jelas kalah pasukan kaum muslimin.
Tapi, yang terjadi sebaliknya. Sahabat Khalid tetap menyelesaikan tugasnya sebagai seorang panglima perang. Dengan menghancurkan pasukan Romawi yang jumlahnya 240.000. Di mana saat itu Panglima Khalid harus mengelola 100 orang pasukan melawan 40.000 tentara Romawi notebene terlatih dengan peralatan perang relatif lebih modern dibandingkan milik kaum muslimin. Namun mereka tetap kalah.

Panglima Legendaris
Panglima Khalid sungguh legendaris dalam sejarah-sejarah dakwah Islam. Utamanya yang berkaitan dengan peperangan yang terjadi dalam Islam. Mulai jaman Rasulullah saw sampai Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq r.hu.
Wafatnya sahabat Khalid menjadikan kaum muslimin berduka. Tak terkecuali Khalifah Umar bin Khaththab r.hu. Dia sangat terpukul dengan wafatnya sahabat Khalid. Sedianya Khalifah Umar hendak mengangkat menjadi panglima perang. Namun kedahuluan takdir maut menjemputnya.
Ternyata sahabat Khalid tidak saja pandai bertempur. Karena memang sahabat Khalid ahli strategi dan teritorial. Dia jago menunggang kuda.  Tidak hanya itu. Sahabat Khalid juga seorang orator dan motivator ulung. Dalam kondisi yang sangat kritis pun. Dia mampu membangkitkan gelora juang pasukannya. Coba renungkan. Panglima mana yang mampu memberikan spirit dan motivasi. Setiap 100 orang pasukannya harus bertempur dengan 40.000 tentara musuh. Dan, semua memenangkan dalam pertempuran yang dipanglimainya. Sungguh sahabat Khalid seorang jendral yang sangat jenius. Yang tidak akan pernah ada untuk kedua kalinya di dunia ini.
Berbahagia kaum muslimin pernah memilikinya. Selamat jalan wahai jendral jenius

0 komentar:

Posting Komentar