Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

Derita

Selama kamu berada di dunia ini. Janganlah terkejut dengan adanya penderitaan. Maka, sungguh penderitaan muncul hanyalah karena memang menjadi sifat pantasnya atau karakter aslinya

Banyak orang beranggapan kalau derita itu tidak enak. Selamanya susah. Kebanyakan orang selalu berpandangan kecewa dengan derita. Khususnya, apabila derita itu menimpa dirinya. Padahal bagi orang mukmin-mukminah. Derita merupakan bagian dari uji kemampuan dan uji keimanannya. Guna meningkatkan derajat keimanan dan ketakwaan di sisi Allah ta’ala. Maka, jadikan derita sebagai peluang guna mendapatkan keberhasilan hidup di dunia dan di akhirat.

Adakalanya, Tuhan itu membangkitkan hamba-Nya. Dengan cara terlebih dahulu dibuatnya menderita. Belajarlah kepada para nabiullah, para rasulullah, para kekasih Allah, dan para hamba terpilih di sisi Allah. Semuanya pernah mengalami penderitaan.

Apabila Anda tetap mampu berpikir positif ketika ditimpa derita. Niscaya Anda menjadi orang yang tahan banting. Nikmati saja datangnya derita. Tidak usah curhat kepada sesama manusia. Tidak usah cerita kepada siapa pun. “Curhat”-lah kepada Allah ta’ala langsung. Dengan cara menambah kualitas dan kuantitas sujud Anda kepada Allah ta’ala.

Derita apa pun yang menimpa Anda diamkan saja. Nikmati sendiri. Mohon bantuan Allah ta’ala, agar diberikan jalan penyelesaian yang berkah. Tidak perlu cerita sana cerita sini. Apalah nama sebutan dan gelar manusia itu. Sekali manusia tetap manusia.

Lihat derita itu dengan kacamata iman. Rasakan derita itu dengan nikmatnya iman. Terima derita itu dengan penuh keimanan. Insya Allah, nanti kan indah semua. Boleh jadi. Anda malah ingin terus bersanding dengan penderitaan, supaya tetap dapat istiqamah dalam dzikrullah, misalnya.

Anda kenal Tsa’labah? Orang Arab yang tidak tahan menderita sebagai orang miskin. Hingga akhirnya merayu Nabi saw. Supaya Nabi saw mau mendoakan dirinya menjadi orang kaya. Takdir Allah ta’ala memang menghendaki demikian. Sampai akhirnya. Nabi saw mendoakan Tsa’labah menjadi kaya.

Apa yang terjadi? Tsa’labah benar-benar menjadi kaya. Namun apa yang menyerati kekayaan yang dimiliki Tsa’labah. Tsa’labah tidak pernah lagi aktif shalat berjama’ah di Masjid Nabi. Disebabkan, sibuk mengurus dan menghitung harta kekayaan yang dimiliki.

Yang paling nyata kerugian yang didapatkan Tsa’labah. Dia tidak lagi mendapatkan pahala shalat berjama’ah. Dia semakin jarang berjumpa dengan Nabi saw. Dia semakin sulit ditemui.

Menjadi berbeda apabila derita yang dialami Tsa’labah masih mendampinginya. Tsa’labah tidak bakal berubah menjadi manusia yang jauh dari jalan Tuhan. Lalu, menjauhi Rasulullah saw. Maka, berbahagialah jika saat ini Anda masih merasakan penderitaan. Atau, sedang didera oleh penderitaan. Bertawakallah. Yakinlah Allah ta’ala pasti menolong Anda. Pesan alfaqir. Anda harus tetap memelihara pikiran positif. Sehingga derita yang menimpa Anda, berubah menjadi roket peluncur, menuju keberhasilan dan kesuksesan Anda.

Sebesar dan seberat apa pun derita yang Anda alami. Semuanya terasa ringan, kecil, dan mudah. Apabila Anda memiliki “pisau bermata dua”. Yakni, mata satunya “takwa”. Adapun mata pisau yang lain, adalah “ihsan”. Yakinlah, orang yang beriman kepada Allah ta’ala dengan bulat lagi utuh tidak akan disentuh penderitaan dalam hidup ini. Jika hidup Anda masih berkelindan dengan derita. Tanyakan pada diri Anda. Sejauhmana iman Anda terhadap Tuhan yang Maha-esa. [ ]

0 komentar:

Posting Komentar