Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

Tentang MAYAra

Majalah MAYAra adalah majalah keilmuan yang diterbitkan oleh Ma'hadul 'Ibadah al-Islami atau yang popular disebut Ma'had TeeBee Indonesia (MTI). Nama Ma'had TeeBee sendiri merupakan singkatan dari Tambak Bening dengan huruf "T" dan "B" yang diucapkan dalam ejaan bahasa Inggris (baca: tibi, red). Ma'had TeeBee Indonesia (MTI) berada di Jl. Tambak Bening II, No 18-20, Tambak Rejo, Simokerto, Surabaya Pusat (60142). Ma'had TeeBee Indonesia (MTI) menerbitkan berbagai media guna menunjang dakwah Islam. Seperti dengan menerbitkan Buletin al-Fath, yang hadir setiap Jum'at berisi kajian-kajian hadis yang mencerahkan. Begitu pula dengan menerbitkan Majalah Donasi MAYAra yang terbit setiap satu bulan sekali.
 MAYAra terbit pertamakali pada bulan Juli 2002, awalnya majalah ini untuk kalangan sendiri, akan tetapi seiring berjalannya waktu, MAYAra kini telah berubah menjadi majalah yang bisa diterima oleh semua pihak, termasuk kalangan non muslim sekaligus. Bahkan telah merambah ke mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Jepang dan juga Arab Saudi. Menurut Prof.Dr. Suparto Wijoyo guru besar Unair dan MTI, Keunikan dari Majalah MAYAra ini ada di cover dan isinya. Lebih jauh pakar hukum lingkungan hidup itu mengatakan bahwa, jarang ada majalah yang cover-nya berbau alam. Ini menandakan bahwa segenap elemen yang ada di MAYAra, masih ada kepedulian terhadap lingkungan hidup.
 Awal dari lahirnya Majalah MAYAra, bermula dari perenungan yang dilakukan oleh KH. Miftahul Luthfi Muhammad atau yang akrab disapa Abuya  Luthfi (Pelayan MTI yang juga pimpinan umum MAYAra), ketika beliau sering diundang ceramah di berbagai tempat, beliau berpikir bahwa jika berceramah yang mendengarkan sangat terbatas. Belum lagi rata-rata kemampuan mendengar manusia normal itu hanya sekitar 20 menit. Dari situlah kemudian beliau berpikir bagaimana caranya, supaya pesan dakwah yang disampaikan itu dapat bertahan dalam waktu yang lama, bahkan ketika materi dakwah itu diperlukan, bisa dibuka kembali.
 Akhirnya, setelah shalat istikharah beliau membulatkan tekad untuk membuat sebuah majalah. Majalah dengan sistem donasi. Sasarannya majalah ini dapat dibaca oleh semua orang tanpa pandang golongan. Tidak ada label harga dan harus dibuat dengan lux. Bagi kebanyakan orang mungkin mustahil hanya bermodalkan keyakinan kuat ingin berdakwah di jalan Allah, dan hanya bermodalkan 1 juta rupiah, Majalah MAYAra yang saat ini (April 2011) oplagnya mencapai 12.000 eksemplar lebih ini bisa terbit.
 Dengan pertolongan Allah, pada bulan Juli 2002 Majalah yang diberi nama MAYAra yang berarti tidak melihat ini akhirnya terbit juga, meskipun dengan tampilan sangat sederhana. Di edisi perdana tersebut, jumlah halamannya hanya 10 lembar termasuk cover. Dengan oplagnya 500 eksemplar dan masih sangat terbatas segmen pembacanya.
 Seiring berjalannya waktu, setelah melewati tahun-tahun pertama yang sulit, sampai sekarang (April 2011) Majalah MAYAra yang telah berusia 9 tahun ini, semakin menunjukkan eksistensinya sebagai media cetak yang berorientase di bidang  ilmu pengetahuan, baik diniah maupun umum. Hal ini dapat dilihat dari penambahan-penambahan Rubrik yang sebelumnya tidak ada, seperti Rubrik Sains dan al-Qur’an, Falsafah Keseharian, Jelajah, Sebaiknya Anda Tahu dan lain sebagainya. Majalah MAYAra selalu komitmen dan konsisten dengan niat awalnya yakni terbit untuk dibaca, tidak ada tendensi lain. Ini dibuktikan dengan pembagian majalah secara cuma-cuma ketika dalam forum pengajian, seminar atau pun ketika ada tamu yang datang ke Ma’had.
 Satu lagi yang membuat majalah ini dapat diterima di semua kalangan, adalah adanya Rubrik ASBAL. Rubrik yang di dalamnya berisi pengetahuan-pengetahuan tentang Sejarah, utamanya yang ada dalam al-Qur’an, Teknologi, Bahasa, Etika dan lain sebagainya yang diperuntukkan untuk anak-anak. Dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami, tidak salah jika ada orangtua yang tidak terlalu merespon keberadaan Majalah MAYAra, akhirnya harus membaca juga, sebab sang anak meminta supaya dibelikan Majalah ini.