Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

TEKNOLOGI ISLAM YANG DISEMBUNYIKAN BARAT

Abad pertengahan, masa kegelapan di Barat
Sejak jatuhnya kekaisaran Romawi tanggal 4 September 476, ketika kaisar terakhir dari kekaisaran Romawi Barat, Romulus Augustus, diberhentikan oleh Odoacer, seorang Jerman yang menjadi penguasa Itali setelah Julius Nepos meninggal pada tahun 480, maka dikatakan Eropa telah memasuki Masa-masa Kegelapan (Dark Ages). Masa-masa Kegelapan ini berlangsung kira-kira dari tahun 476 itu hingga Renaisans, sekitar tahun 1500-an. Renaisans disebut juga masa kelahiran kembali Eropa, atau kelahiran kembali budaya Yunani dan Romawi Purba, berupa kemajuan di bidang seni, pemikiran dan kesusasteraan yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan intelektual abad pertengahan.
Kembalinya budaya Yunani dan Romawi Purba tersebut direbut dari tangan ilmuwan-ilmuwan Islam setelah mengalami perkembangan yang luar biasa. Dengan tanpa malu-malu, plagiator-plagiator Eropa itu mengklaim bahwa penemuan-penemuan sains dan teknologi itu adalah hasil usaha mereka.

Fakta-fakta sejarah sebenarnya
Sekarang, saya mencoba mengutipkan untuk anda, fakta sebenarnya yang terjadi, bahwa penemuan-penemuan sains dan teknologi itu sebagian besar berasal dari masa kejayaan Kekhalifahan Islam, oleh para sarjana Muslim. Semoga pengetahuan ini dapat disampaikan kepada anak-cucu kita dan menjadi penyadar bahwa kita sebenarnya mempunyai potensi yang sangat besar untuk menguasai kembali sains dan teknologi, dan tidak hanya menjadi pemakai atau korban teknologi.

Sejak 5.000 tahun SM
Masa perkembangan kebudayaan Mesir Purba. Menghasilkan limas-limas (piramida) yang hebat, sistem pengairan yang baik dan sistem bintang yang cukup bagus. Namun ilmu bintang (astronomi) masih tercampur-aduk dengan ilmu perbintangan (astrologi). Ahli-ahli pengetahuan adalah pendeta-pendeta yang tidak mengenal batas antara logika, takhayul, dan kepercayaan, yaitu pemuja tritunggal Apis-Isis-Osiris.

Sejak 4.000 tahun SM
Masa perkembangan kebudayaan India Purba. India dengan kecenderungan samadinya lebih terkungkung dalam metafisika, monisme (menunggalnya manusia dengan dewata), dan pantheisme (hadirnya dewata di dalam segala yang ada). Mewariskan pengetahuan Astadhyayi, tata bahasa Sanskrit oleh Panini (kurang lebih 400 tahun SM) adalah pembahasan ilmiah ilmu bahasa yang mendahului pembahasan oleh Aristoteles (384-322 SM) dan bernilai jauh lebih tinggi.

        Sejak lebih dari 2.000 tahun SM
Merupakan masa perkembangan kebudayaan Tiongkok Purba. Dengan pengetahuan bercorak kudus (sacral, scared). Mereka berpikir bahwa segala pemberian berasal dari Thian dan bukan obyektif-empirik, hasil ikhtiar manusia secara sistematik. Cara berpikir manusia Tiongkok Purba pada umumnya masih berdasarkan firasat dan renungan, belum kritik-analitik.


Sejak lebih dari 1.000 tahun SM
Berkembangnya kebudayaan Parsi Purba. Penemuan jentera (roda gigi/gir) dalam pembuatan tembikar, dan kini mulai dari jam tangan yang terkecil hingga roket angkasa yang terbesar menggunakan jentera di dalam mesinnya.

Sejak 500 tahun SM
Dimulainya kebudayaan Yunani-Romawi. Dengan filsafat anthroposentrik (manusia berada pada pusat segala aktivitas) mereka di dalam banyak hal berlawanan dengan kecenderungan-kecenderungan niskala Mesir Purba, India Purba, Tiongkok Purba, dan Parsi Purba serta bersikap akliah (rational). Kecendrungan berpikir seolah-olah manusia berdiri di luar alam dan melihat alam sebagai suatu yang terpotong-potong, maka lahirlah pengertian jagat besar (makrokosmos) dan jagat kecil (mikrokosmos). Tidak ada batas antara filsafat dan pengetahuan.

48 SM – 371
Penyerbuan Julius Caesar, kaisar Romawi, pada tanggal 48 SM menghancurkan karya-karya asli ilmu filsafat dan pengetahuan Yunani di perpustakaan-perpustakaan Iskandariah. Kemudian pada 272 M Kaisar Romawi berikutnya, Lucius Domithius Aurelianus, dan Kaisar Theodosius Magnus pada 371 M melakukan hal yang sama.

476
Awal Eropa memasuki masa kegelapan (Dark Ages), yaitu sejak jatuhnya kekaisaran Romawi terakhir tanggal 4 September 476 di mana kaisar Romawi Barat, Romulus Augustus, diberhentikan oleh Odoacer.

571
Kelahiran Nabi Muhammad Saw pada tanggal 12 Rabiul Awal pada Tahun Gajah (bertepatan dengan 20 April 571). Disebut Tahun Gajah disebabkan pada tahun itu Raja Abrahah dari Yaman dengan 60 ribu pasukan bergajahnya ingin menghancurkan Kabah (Baitullah) di Makkah, namun digagalkan Allah Swt dengan serangan burung ababil yang melempari pasukan itu dengan batu berapi (QS.Al-Fiil). Muhammad Saw adalah Rasul terakhir utusan Allah Swt yang membawa risalah kenabian untuk seluruh umat manusia dan alam semesta.

610
Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertama, yakni Alquran surah Al-alaq ayat 1-5 yang diawali dengan kalimat “iqro” yang artinya bacalah. Kalimat ini menjadi awal ditemukannya metoda ilmiah, yakni metode empirik-induktif dan percobaan yang menjadi kunci pembuka rahasia-rahasia alam semesta yang menjadi perintis modernisasi Eropa dan Amerika.
Guna penyebaran agama, dikembangkanlah gerakan yang bertujuan membuat “melek” huruf yang belum pernah ada bandingannya pada masa itu. Kepandaian baca tulis tidak lagi menjadi monopoli kaum cendikiawan. Ini adalah langkah pertama gerakan ilmu secara besar-besaran.
Konsep tentang karantina pertama kali diperkenalkan dalam abad ke-7 oleh Nabi Muhammad Saw, yang dengan bijaksana memperingatkan supaya hati-hati ketika memasuki atau meninggalkan suatu daerah yang terkena wabah penyakit. Sejak abad ke-10, dokter-dokter Islam berinovasi dengan mengisolasi individu-individu penderita penyakit dan mengasingkannya ke arah utara. Sedangkan konsep karantina yang dikembangkan di Venice, Italia pada tahun 1403 bukanlah yang pertama di dunia.

660 – 750
Kekuasaan Daulah Umayyah menguasai Damsyik (Spanyol) tahun 629 M, Syam dan Irak tahun 637 M, Mesir sampai Maroko tahun 645 M, Persia tahun 646 M, Samarkand tahun 680 M, seluruh Andalusia tahun 719 M, dan akhirnya tertahan di Poiteier pada tahun 732 M dalam usahanya memperluas pengaruh ke Prancis.

700-an (Kompas, navigasi, ensiklopedi geografi, kalender, peta dunia)
Ahli ilmu geografi Islam dan navigator-navigatornya mempelajari jarum magnet – mungkin dari orang Cina, namun para navigator itulah yang pertama kali menggunakan jarum magnet di dalam pelayaran. Mereka menemukan kompas dan menguasai penggunaannya di dalam pelayaran menuju ke Barat. Navigator-navigator Eropa bergantung pada juru-juru mudi Muslim dan peralatannya ketika menjelajahi wilayah-wilayah yang tak dikenal. Gustav Le Bon mengakui bahwa jarum magnet dan kompas betul-betul ditemukan oleh Muslim dan orang Cina hanya berperan kecil. Alexander Neckam, seorang Inggris, seperti juga orang Cina, mungkin belajar tentang kompas dari pedagang-pedagang Muslim, namun dikatakan bahwa dialah orang pertama yang menggunakan kompas dalam pelayaran. Dan orang Cina memperbaiki keahlian mereka yang berhubungan pelayaran setelah mereka mulai berinteraksi dengan Muslim selama abad ke-8.
Diceritakan bahwa ilmu geografi dihidupkan kembali abad ke-15, ke-16 dan ke-17 ketika pekerjaan Ptolemius di masa lampau ditemukan. Penjelajah dengan ekspedisi-ekspedisi Portugis dan Spanyol juga mendukung hal ini. Risalah pertama berbasis ilmiah tentang geografi dihasilkan selama periode ini oleh sarjana-sarjana Eropa.
Namun apakah fakta sesungguhnya? Ahli geografi Islam menghasilkan buku-buku yang tak terhitung tentang Afrika, Asia, India, Cina dan orang-orang Indian selama abad ke-8 hingga abad ke-15. Tulisan-tulisan itu mencakup ensiklopedi geografi pertama di dunia, almanak-almanak dan peta jalan. Karya-karya agung abad ke-14 oleh Ibnu Battutah menyediakan suatu pandangan yang terperinci mengenai geografi dunia di masa lampau. Ahli geografi Muslim dari abad ke-10 sampai abad ke-15 telah melampaui hasil dari orang-orang Eropa tentang geografi daerah-daerah ini dengan baik ketika memasuki abad ke-18. Para penjelajah Eropa menyebabkan kehancuran pada lembaga pendidikan, sarjana-sarjana dan buku-buku mereka. Mereka tidak memberikan makna apa pun pada perkembangan ilmu geografi untuk dunia Barat.

735
Khalifah Abu Ja’far Abdullah Al-Manshur mempekerjakan para penerjemah yang menerjemahkan buku-buku kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat dari bahasa Yunani, Parsi dan Sanskrit, di antaranya terdapat Bakhtaisyu Kabir alias Bakhtaisyu ibnu Jurijs ibnu Bakhtaisyu, Al-Fadzj ibnu Naubakht dan anaknya Abu Sahl Tiamdz ibnu Al-Fadzl ibnu Naubakht, serta Abdullah ibnu Al-Muqaffa.

740-an
Berbagai bentuk jam mekanik dihasilkan oleh insinyur-insinyur Muslim Spanyol, ada yang besar dan kecil, dan pengetahuan ini kemudian sampai ke Eropa melalui terjemahan buku-buku mekanika Islam ke bahasa Latin. Jam-jam ini menggunakan sistem picu beban. Gambar desain dari beberapa bagian gir dan sistem kerjanya juga ada. Jam seperti itu dilengkapi dengan buangan air raksa, jenis yang kemudian secara langsung dijiplak oleh orang-orang Eropa selama abad ke-15. Sebagai tambahan, selama abad ke-9, Ibn Firnas dari Spanyol Islam, menurut Will Durant, menemukan sebuah alat yang mirip arloji sebagai penanda waktu yang akurat. Ilmuwan-ilmuwan Muslim juga membangun bermacam jam-jam astronomi yang sangat akurat untuk digunakan dalam observatorium-observatorium mereka.
Tetapi dikatakan kepada kita bahwa sampai abad ke-14, satu-satunya jenis jam yang ada adalah jam air. Di tahun 1335, sebuah jam mekanis yang besar dibangun di Milan, Italia. Dikatakan bahwa jam ini adalah jam berpicu beban pertama di dunia.

750 – 1258
Kekuasaan Daulah Abbasiah di Baghdad (Irak)

765
Fakultas kedokteran pertama didirikan oleh Jurjis ibnu Naubakht.

800
Ibn Firnas, seorang penemu Muslim Spanyol, tercatat sebagai orang yang pertama membangun dan menguji sebuah pesawat terbang pada tahun 800-an. Roger Bacon belajar tentang pesawat terbang dari referensi-referensi ilmuwan Muslim mengenai pesawat terbangnya Ibnu Firnas. Belakangan yang dikenal adalah penemuan oleh Bacon, ditanggali sekitar 500 tahun kemudian dan Da Vinci sekitar 700 tahun kemudian.
Para ahli matematika Islam yang menemukan aljabar memperkenalkan konsep tentang menggunakan huruf-huruf sebagai variabel-variabel yang tak dikenal dalam persamaan-persamaan sejak abad ke-9. Melalui sistem ini, mereka memecahkan berbagai persamaan-persamaan yang kompleks, termasuk kuadrat dan persamaan pangkat tiga. Mereka menggunakan simbol-simbol untuk mengembangkan dan menyempurnakan teorema binomial. Jadi Francois Vieta, seorang ahli matematika Prancis, bukanlah yang pertama menggunakan lambang-lambang aljabar pada tahun 1591. Dia menulis persamaan-persamaan aljabar dengan huruf-huruf seperti x dan y, dan mengatakan bahwa penemuannya ini mempunyai dampak serupa dengan kemajuan dari penggunaan angka Romawi ke angka Arab.
Dikatakan bahwa selama abad ke-17 Rene Descartes telah menemukan bahwa aljabar bisa digunakan untuk memecahkan persoalan geometris. Tetapi jauh sebelumnya, yakni sejak abad ke-9, para ahli matematika di masa kekhalifahan Islam sudah melakukan hal yang sama. Pertama adalah Thabit bin Qurrah, kemudian diikuti oleh Abu Al-Wafa pada abad ke-10 dengan membukukan kegunaan Aljabar untuk mengembangkan geometri menjadi eksak dan menyederhanakan sains.
Diinformasikan juga kepada kita bahwa tadinya tidak ada perbaikan sejak dibuatnya ilmu bintang selama Abad Pertengahan mengenai gerakan planet-planet sampai abad ke-13. Lalu seorang bijaksana dari Kastil (Spanyol Tengah) bernama Alphonso menemukan Tabel Alphonsine, yang lebih akurat dibanding tabel milik Ptolemius.
Fakta sebenarnya adalah ahli ilmu falak (ilmu bintang) Islam membuat banyak perbaikan-perbaikan atas penemuan Ptolemius sejak abad ke-9. Mereka adalah ahli ilmu falak pertama yang memperdebatkan gagasan-gagasan kuno Ptolemius. Di dalam kritik mereka atas orang-orang Yunani, mereka manyatukan bukti bahwa matahari adalah pusat dari sistem matahari dan bahwa garis orbit bumi dan planet-planet lainnya boleh jadi berbentuk lonjong (elips). Mereka menghasilkan ratusan tabel-tabel astronomikal dengan keakuratan tinggi dan gambar-gambar bintang. Banyak dari kalkulasi mereka sangat akurat sehingga mereka dihormati pada masa itu. Tabel milik Alphonso (Alphonsine Tables) hanyalah sekedar salinan dari pekerjaan ilmu bintang yang dipancarkan ke Eropa melalui Islam di Spanyol.
Disebutkan pula bahwa seorang sarjana Inggris bernama Roger Bacon pada tahun 1268 untuk pertama kali membuat lensa kaca untuk meningkatkan penglihatan. Pada waktu yang hampir bersamaan, kacamata bisa didapat dan telah digunakan di Cina dan Eropa. Tentu saja kacamata sudah muncul sebelum kacamata Roger Bacon selesai pembuatannya, karena Ibnu Firnas dari Spanyol Islam sudah menemukan kacamata pada abad ke-9, dan diproduksi serta dijual di wilayah Spanyol selama lebih dari dua abad. Setiap sebutan kacamata oleh Roger Bacon, maka itu hanyalah sebuah pengaliran kembali pekerjaan Al-Haytham, orang yang memiliki hasil riset yang dijadikan referensi oleh Bacon.
Sarjana-sarjana Islam dari abad ke-9 sampai ke-14 mempelajari dan menemukan ilmu etnografi. Sejumlah ahli geografi Muslim menggolongkan ras-ras, mencatat secara terperinci penjelasan kebiasaan-kebiasaan budaya unik mereka dan penampilan fisiknya. Para ahli Muslim itu menulis ribuan halaman mengenai topik ini. Pekerjaan seorang Jerman bernama Johann F. Blumenbach (1752-1840) yang mengaku sebagai yang pertama menggolong-golongkan ras ke dalam 5 golongan besar (kulit putih, kuning, coklat, merah dan hitam), tidak sebanding dengan pekerjaan-pekerjaan ahli geografi Muslim itu.

813
Pada masa kekuasaan Khalifah Al-Maimun ibnu Harun Al-Rasyid didirikan Daru Al-Hikmah atau Akademi Ilmu Pengetahuan pertama di dunia, yang terdiri dari perpustakaan, pusat pemerintahan, observatorium bintang, dan universitas (Daru Al-Ulum.

850
Ahli kimia Islam menghasilkan kerosin (minyak tanah murni) melalui penyulingan produk minyak dan gas bumi (Encyclopaedia Britannica, Petroleum) lebih dari 1.000 tahun sebelum Abraham Gesner, orang Inggris, mengaku sebagai yang pertama menghasilkan kerosin dari penyaringan aspal.

866
Kertas tertua yang menjadi contoh untuk dicetak di dunia Barat adalah sebuah naskah Arab berjudul Gharib Al-Hadist oleh Abu ‘Ubyad Al-Qasim ibnu Sallam bertanggal Dzulqaidah 252 atau 13 Nopember – 12 Desember 866, yang masih tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden.

900-an
Pabrik kertas muncul di Mesir, kemudian di Maroko tahun 1100 M, dan di Spanyol tahun 1150 M yang sudah berhasil membuat kertas putih dan berwarna.
Bandul ditemukan oleh Ibnu Yunus al-Masri selama abad ke-10, orang yang pertama mempelajari dan mendokumentasikan gerakan bergetarnya. Hasil perhitungannya digunakan dalam jam-jam yang diperkenalkan oleh ahli ilmu Fisika Muslim selama abad ke-15. Baru pada abad ke-17 Galileo yang masih remaja telah menciptakan bandul. Diceritakan bahwa dia melihat cahaya api pada lampunya berayun-ayun tertiup angin, lalu dia pulang ke rumah dan menemukan bandul dengan inspirasi itu.
Dikatakan bahwa trigonometri dikembangkan oleh bangsa Yunani, padahal di masa itu Trigonometri hanya tinggal teori. Teori itu kemudian dikembangkan dan mencapai tingkat kesempurnaan yang modern di tangan sarjana-sarjana Muslim, dan penghargaan untuk itu secara khusus pantas diberikan kepada al-Battani. Dialah yang menguraikan kata-kata fungsi dasar dari ilmu pengetahuan ini, seperti sinus, kosinus, tangen, dan kotangen. Istilah sebelumnya berasal dari terminologi Arab, Jaib untuk sinus yang berarti garis bengkok, istiwa’ untuk kotangen yang berarti bayangan lurus dari gnomon, dan tangen adalah bayang-bayang melintangnya. Selain menetapkan dengan akurat tabel perhitungan trigonometri dari 0 hingga 90 derajat, dia juga berhasil dengan tepat menghitung satu tahun matahari atau masehi, yaitu 365 hari 5 jam 46 menit dan 24 detik.
Sebelumnya diketahui bahwa persamaan pangkat tiga yang sulit dan masih belum terpecahkan hingga abad ke-16 ketika Niccolo Tartaglia, seorang ahli matematika Italia berhasil memecahkannya. Kenyataannya persamaan pangkat tiga seperti itu dan juga banyak persamaan-persamaan dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi sudah dapat dipecahkan dengan mudah oleh para ahli matematika Muslim sejak abad ke-10.
Selama abad ke-10 atau lebih awal, ratusan ahli matematika Muslim menggunakan dan menyempurnakan teorema binomial. Mereka memulai penggunaannya untuk solusi yang sistematis atas persoalan aljabar. Namun dikatakan bahwa Isaac Newtonlah yang mengembangkan teorema binomial pada abad yang ke-17.
Demikian juga dikatakan bahwa Robert Boyle, dalam abad ke-17, yang pertama mengembangkan ilmu kimia, padahal beberapa ahli kimia Muslim, termasuk Ar-Razi, Al-Jabr, Al-Biruni dan Al-Kindi, melaksanakan eksperimen-eksperimen ilmiah dalam ilmu kimia sekitar 700 tahun sebelum Boyle melakukannya. Durant menulis bahwa orang Islam memperkenalkan metode percobaan pada ilmu pengetahuan ini. Humboldt meyakini bahwa orang Islam sebagai penemu ilmu Kimia.
Paul Ehrlich (abad ke-19) disebut sebagai pencipta obat-obatan kemoterapi, yakni pemakaian obat-obatan yang khusus untuk membunuh mikroba, padahal dokter-dokter Islam telah menggunakan berbagai macam unsur pokok yang spesifik untuk menghancurkan mikroba. Mereka menggunakan belerang (Sulfur) sebagai bahan utama khusus untuk membunuh kuman kudis. Ar-Razi (pada abad ke-10) menggunakan campuran air raksa sebagai antiseptik yang penting.
Banyak ahli kimia Muslim telah menghasilkan alkohol sebagai obat-obatan terapeutik melalui penyulingan sejak abad ke-10 dan melakukan pabriksasi alat-alat penyulingan yang pertama untuk digunakan dalam proses kimiawi. Mereka menggunakan alkohol sebagai bahan pelarut dan antiseptik, jauh sebelum Arnau de Villanova, seorang Spanyol pada tahun 1300, yang mengaku telah membuat alkohol yang pertama di dunia.
Diberitakan bahwa anestesia modern ditemukan pada abad ke-19 oleh Humphrey Davy dan Horace Wells. Sebenarnya anesthesia modern ditemukan, dikuasai dan disempurnakan oleh ahli anestesia Muslim 900 tahun sebelum kedatangan Davy dan Wells. Mereka menggunakan cara oral seperti juga anestesia yang dihirup.
Sejak abad ke-10 dokter-dokter Islam dan ahli bedahnya sudah menggunakan alkohol sebagai pencegah infeksi ketika membersihkan luka-luka, jadi pencegahan infeksi yang dilakukan oleh ahli bedah dari Inggris, Joseph Lister pada tahun 1865 bukanlah yang pertama. Ahli bedah di Spanyol yang Islam menggunakan metoda-metoda khusus untuk memelihara antisepsis sebelum dan selama perawatan. Mereka juga memulai tindakan-tindakan khusus untuk memelihara kesehatan selama periode pasca operasi. Tingkat sukses mereka sangat tinggi, sehingga penjabat-penjabat tinggi di seluruh Eropa datang ke Cordova, Spanyol, untuk meminta pelayanan kesehatan yang dapat diperbandingkan dengan “Mayo Clinic” di Abad Pertengahan.
Menurut apa yang kita ketahui, William Harvey menemukan sirkulasi darah pada awal abad ke-17. Dia yang pertama dengan benar menguraikan fungsi jantung, pembuluh nadi dan vena. Galen dari Roma telah memperkenalkan ide yang salah mengenai sistem peredaran darah, dan Harvey yang pertama menetapkan bahwa darah dipompa ke seluruh tubuh via oleh kerja jantung dan klep-klep pembuluh darah. Oleh karena itu, dia dihormati sebagai pendiri ilmu tubuh manusia (physiology).
Tetapi 7 abad sebelumnya, yakni pada abad ke-10, Ar-Razi menulis sebuah risalah yang mendalam mengenai sistem pembuluh darah, dan dengan teliti digambarkannya fungsi pembuluh darah dan klep-klepnya. Ibnu An-Nafs dan Ibnu Al-Quff (pada abad ke-13) mendokumentasikan secara penuh tentang sirkulasi darah dan dengan tepat menggambarkan ilmu urai tubuh dari jantung dan fungsi klep-klepnya 300 tahun sebelum Harvey. William Harvey adalah seorang lulusan Universitas Padua yang terkenal di Itali, yang pada waktu itu mayoritas kurikulumnya didasarkan pada teks buku Ibnu Sina dan Ar-Razi.

960
Gerbert d’Aurillac, seorang Perancis, menerjemahkan buku-buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin, dan dengan ini, era penerjemahan buku-buku ilmiah Islam dimulai. Gerbert kemudian menjadi Paus Sylvester II, meskipun begitu dia masih disebut tukan sihir karena kepercayaannya terhadap sains yang sangat ditentang oleh gereja pada masa itu.

       1000-an
Kaca dan cermin digunakan di Spanyol Islam. Orang-orang Venesia belajar tentang seni membuat peralatan berbahan gelas yang bagus dari seniman-seniman pembuat kaca dari Syria selama abad ke-9 dan ke-10. Namun yang diketahui umum cermin dan kaca diproduksi pertama kali tahun 1291 di Venesia.
Dikatakan pula bahwa pada abad ke-17 Isaac Newton mengadakan penyelidikan tentang prisma, lensa-lensa dan cahaya. Padahal dalam abad ke-11 Al-Haytham telah menetapkan hampir segala sesuatu yang dikemukakan oleh Isacc Newton mengenai ilmu optik itu, jauh berabad-abad sebelumnya, dan Al-Haytham dihormati oleh banyak penguasa pada masa itu sebagai “penemu optik.” Demikian juga mengenai penyelidikan tujuh variasi warna yang dibiaskan oleh prisma, selain telah lebih dulu dipelajari oleh Al-Haytham, pada abad ke-14 Kamal Ad-Din juga melakukannya.
Ada dugaan kalau Newton sedikit dipengaruhi oleh Al-Haytham. Al-Haytham adalah ilmuwan fisika yang paling banyak dijadikan referensi di Abad Pertengahan. Pekerjaan-pekerjaannya digunakan dan dikutip oleh sebagian besar sarjana-sarjana Eropa selama abad ke-16 dan 17, tidak sebanding dengan Newton dan Galileo seandainya digabungkan.
Dalam abad ke-16 dikatakan bahwa Leonardo Da Vinci menjadi pendiri ilmu geologi ketika ia mencatat fosil-fosil yang ditemukan di pegunungan yang diindikasi sebagai asal-muasal cairan bumi. Tetapi kenyataanya pada abad ke-11, Al-Biruni membuat dengan tepat perngamatan ini dan menambahkannya ke dalam ilmu geologi, termasuk sebuah buku yang sangat besar, ratusan tahun sebelum Da Vinci dilahirkan. Ibnu Sina mencatat hal ini dengan baik. Jadi sangat mungkin kalau Da Vinci pertama kali belajar konsep ini dari terjemahan buku-buku Islam ke dalam bahasa Latin. Da Vinci tidak menambahkan pengetahuan apa pun yang asli dari dirinya.

1030
Jauh sebelum Paracelsus (abad ke-16) dikatakan menemukan candu yang disuling untuk anesthesia, dokter-dokter Islam sudah memperkenalkan nilai anestetik dari candu asli selama Abad Pertengahan. Candu mula-mula digunakan sebagai bagian dari anestetik oleh orang Yunani. Paracelus adalah seorang murid yang memperlajari pekerjaan-pekerjaan Ibnu Sina, dan dari situlah hampir dipastikan dia memperoleh ide ini.

1050
Konsep keterbatasan materi alam pertama kali ditekuni oleh Al-Biruni, seorang sarjana besar Islam dari Persia dalam tahun 1050. Konsep mengenai wujud materi alam yang bisa berubah namun massanya tetap, seperti air yang jika dipanaskan akan berubah menjadi uap, namun massa total tetap sama. Tapi dikatakan bahwa penemunya adalah Antione Lavoiser pada abad ke-18, padahal Lavoiser adalah seorang murid dari para ahli ilmu kimia dan fisika Muslim pada masanya dan sering mengambil referensi dari buku-buku mereka.
Disebutkan bahwa Nicolas Desmarest pada tahun 1756 adalah orang pertama yang mempelajari tentang pembentukan geologi lembah-lembah, dengan teorinya bahwa lembah-lembah itu dibentuk dalam suatu periode yang lama oleh waktu dan aliran udara. Padahal Ibnu Sina dan Al-Biruni membuat dengan tepat penemuan itu dalam abad ke-11, 700 tahun sebelum Desmarest melakukannya.
Al-Biruni adalah orang yang melakukan eksperimen besar pertama di dunia. Dia menulis lebih dari 200 buku, dan banyak ilmuwan yang mendiskusikan eksperimen-eksperimennya. Hasil karyanya berupa sejumlah literatur ilmiah berbagai bidang ilmu pengetahuan dalam 13.000 halaman, jauh melebihi apa yang ditulis oleh Galileo digabungkan dengan Newton. Jadi tidak benar bahwa Galileo adalah orang pertama yang melakukan eksperimen besar di dunia pada abad ke-17.

1121
Al-Khazini, ilmuwan Muslim kelahiran Bizantium atau Yunani tahun 1115 dan wafat 1130 adalah saintis yang serba bisa yang menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika serta filsafat. Dia telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan sains modern, salah satunya adalah kitab Mizan al-Hikmah atau Balance of Wisdom. Buku yang ditulisnya dalam tahun 1121 itu mengungkapkan bagian penting fisika Islam. Dalam buku itu, Al-Khazini menjelaskan sacara detail pemikiran dan teori yang diciptakannya tentang keseimbangan hidrostatika, konstruksi dan kegunaan, serta teori statika atau ilmu keseimbangan, hidrostatika dan pusat gravitasi. Al-Khazini dan ilmuwan Muslim lainnya merupakan yang pertama menjeneralisasi teori pusat gravitasi dan mereka adalah yang pertama kali menerapkannya ke dalam benda tiga dimensi. Para ilmuwan Muslim, salah satunya al-Khazini telah melahirkan ilmu gravitasi yang kemudian berkembang di Eropa.
Jelas di sini Isaac Newton sangat terlambat mengemukakan teori Gravitasi di dalam bukunya Philosophia Naturalis Principia Mathematica yang dipublikasikan tahun 1687, 500 tahun lebih setelah buku Al-Khazini membahas hal yang sama. Jadi bagaimana dengan cerita apel yang jatuh itu?

1130
Gerard da Cremona, orang Italia yang tinggal di Spanyol, menerjemahkan 92 buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin. Buku terjemahannya itu antara lain Al-Asrar (rahasia-rahasia) karya Abu Bakr Muhammad ibnu Zakaria Ar-Razi (bhs.Ltn.Razes, Rases, atau Rhazes), sebuah karya dokter Abu Az-Zahrawi tentang metoda pembedahan, buku karya Abu Muhammad Dhiyauddin Al-Baithar (bhs.Ltn.Alpetagrius) mengenai tumbuh-tumbuhan.
Giovanni Morgagni (1682-1771), orang Itali yang dihormati sebagai bapak pathology (ilmu penyakit) karena dikatakan sebagai orang pertama yang dengan benar menguraikan sifat alami penyakit. Namun jauh sebelum Giovanni melakukannya, para ahli bedah Islam adalah ahli patologi pertama sesungguhnya. Mereka menyadari secara penuh sifat alami penyakit dan menggambarkan berbagai macam penyakit dengan detil modern. Ibnu Zuhr dengan benar menggambarkan sifat alami radang selaput dada (pleurisy), tuberkulosis (TBC) dan radang kantung jantung (pericardistis). Az-Zahrawi dengan teliti mendokumentasikan ilmu penyakit dari hydrocephalus (air di otak) dan penyakit-penyakit sejak lahir lainnya. Ibnu Al-Quff dan Ibnu An-Nafs memberi uraian-uraian sempurna tentang penyakit-penyakit peredaran darah. Ahli-ahli bedah Islam lainnya memberi uraian-uraian akurat pertama tentang penyakit berbahaya tertentu, termasuk kanker perut, usus dan kerongkongan. Para ahli bedah Islam ini adalah pemula dari pathology (ilmu penyakit), bukan Giovanni Morgagni.


1140-an
Para ahli matematik Islam memperkenalkan bilangan negatif untuk digunakan dalam berbagai fungsi aritmetika sedikitnya 400 tahun sebelum Geronimo Cardano mengakui telah memperkenalkannya dalam tahun 1545, dengan mengatakan bahwa angka-angka bisa kurang dari nol.

1160
Mata air-mata air Nil yang mengalir melalui danau-danau besar di Khatulistiwa telah ditetapkan dengan seksama oleh Al-Idrisi, sedangkan orang-orang Eropa baru menemukannya pada paruh kedua abad ke-19.

       1200-an

       Informasinya pada tahun 1614, John Napier menemukan logaritma dan tabel logaritmik, namun sejak abad ke-13 para ahli matematika Islam sudah menemukannya dan tabel logaritmik seperti itu sudah umum di dalam dunia pengetahuan Islam pada masa itu.

1205
Amir Ya’qub dalam pertempuran Mahdiyya telah menggunakan artileri sebagai senjata terakhir. Pada tahun 1273, Sultan Abu Yusuf pada pertempuran Sijilmasa di Maroko Selatan mempergunakan meriam-meriam. Pada tahun 1342, dua orang Inggris, Lord Derby dan Lord Salisbury, hadir pada pertempuran Algericas yang dipertahankan dengan cara yang sama oleh orang-orang Arab. Ketika kedua orang Inggris itu menyaksikan daya efek mesiu, maka mereka membawa penemuan ini ke negeri mereka.

1240 – 1250
Seorang frater Katolik Roma anggota Ordo Fransiskan dari Inggris bernama Roger Bacon datang untuk mempelajari bahasa Arab ke Paris dan Toledo karena ada orang-orang Perancis yang pandai berbahasa Arab di sana. Selain itu di sana terdapat banyak terjemahan buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin dan naskah-naskah asli berbahasa Arab.
Dikatakan bahwa perawatan pertama dengan anesthesia (pembiusan) dilakukan oleh C.W. Long, seorang Amerika pada tahun 1845, padahal 600 tahun sebelum Long melakukannya, seorang Muslim Spanyol, Az-Zahrawi dan Ibnu Zuhr, di antara para ahli bedah Muslim lainnya, sudah melaksanakan ratusan perawatan-perawatan melalui cara pembiusan dengan penggunaan narkotika yang direndam pada spon, yang ditempatkan dengan cara menutup wajah.

1250 – 1257
Roger Bacon pulang ke Inggris dan melanjutkan pelajaran Bahasa Arabnya di Universitas Oxford dengan membawa sejumlah besar buku-buku ilmiah Islam dari Paris. Di antaranya Al-Manazhier karya Ali Al-Hasan ibnu Haitsam diterjemahkan Bacon ke dalam bahasa Latin, bahasa ilmiah Eropa pada masa itu.
Terdapat penjelasan-penjelasan mengenai mesiu dan mikroskop pada naskah itu, namun secara tidak jujur dia telah mencantumkan namanya sendiri pada terjemahan-terjemahan itu dan dengan demikian dia telah melakukan plagiat terang-terangan.
Sangat berbeda dengan penerjemah-penerjemah Muslim yang menerjemahkan karya-karya Pythagoras, Plato, Aristoteles, Aristarchos, Euclides dan Claudius Ptolemaios, dan lain-lain dengan tetap menyebutkan nama pengarang-pengarang aslinya.

1300-an
Dimulai abad Renaisans (B.Perancis Renaissance) atau kelahiran kembali, di mana ditemukan kembali cerahnya peradaban Yunani dan Romawi (yang dianggap sebagai “klasik”) ketika keduanya mengalami masa keemasan. Renaisans berlangsung antara abad ke-14 hingga abad ke-17 di Eropa. Tampak di sini, bahwa kebangkitan Eropa yang diawali dengan Renaisans erat hubungannya dengan kembalinya penerjemahan buku-buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin, antara lain Gerbert d’Aurillac, orang Perancis yang menjadi Paus Sylvester II (tahun 960), Gerard da Cremona, orang Itali (tahun 1130), Seorang frater Katolik Roma, Roger Bacon dari Inggris (tahun 1250).
Dikatakan bahwa tahun 1454, Johan Gutenberg (1398 – 1468) menemukan mesin cetak paling canggih di abad pertengahan. Faktanya, alat cetak berbahan kuningan yang dapat dipindahkan telah digunakan di Spanyol Islam 100 tahun sebelumnya, ketika Gutenberg belum lahir.

       1400-an
       Dikatakan bahwa sistem desimal di dalam matematika pertama kali dikembangkan oleh seorang Belanda, Simon Stevin, tahun 1589. Sistem desimal membantu ilmuwan matematika karena menggantikan bilangan pecahan yang sulit, sebagai contohnya 1/2, dengan menggunakan desimal menjadi 0,5.
Padahal para ahli matematika Islam adalah yang pertama menggunakan sistem desimal sebagai ganti bilangan pecahan secara besar-besaran. Buku Al-Kashi, berjudul “Kunci kepada Aritmatika”, yang ditulis pada awal abad ke-15 dan menjadi stimulus untuk aplikasi sistematis sistem desimal untuk seluruh bilangan dan pecahan-pecahannya.

1600-an
Francis Bacon – seorang Bacon yang lain, menyebarluaskan teori induksi dan percobaan-percobaan ilmiah (eksperimen) atau empirisme ilmiah di dalam karya-karyanya The Advencement of Learning (1605), Novum Organum (1620), De Augmentis Scientiarum (1623), Sylva Sylvarum (1624), dan New Atlantis (1624), yang dengan alat cetak buku buatan Johan Gotenburg buku-buku tersebut dicetak.
Kemudian berkembang teori Baconian Philosophy yang kemudian menjadi dasar metode ilmiah pada ilmu pengetahuan dan teknologi di Barat (Eropa dan Amerika), yang mana metode tersebut sebetulnya merupakan jiplakan Bacon dari ilmu pengetahuan di dunia Islam.

MASIHKAH BANGSA INI TIDAK MENCINTAI BAHARI…???

Saat meresmikan Institut Angkatan Laut di Surabaya (1953), Presiden Sukarno berpesan, "... usahakan penyempurnaan keadaan kita ini dengan menggunakan kesempatan yang diberikan oleh kemerdekaan. Usahakan agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya..., bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan sekadar menjadi jongos di kapal. Bukan! Tetapi bangsa pelaut dalam arti cakrawati samudra. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri."
Bung Karno membuktikan keinginan tersebut. Pada 1960, kekuatan Angkatan Laut Indonesia (ALRI) adalah yang terbesar di Asia Tenggara dengan komposisi 234 kapal perang ( 1 cruiser, 12 kapal selam, 7 destroyer, 7 fregat, dll.)
Keperdulian Pemimpin Bangsa yang memfokuskan kekuatan militer berdasar konstelasi geografis tersebut, terbukti keampuhannya dalam peristiwa pembebasan Irian Barat.
Saat ini, dalam catatan Jaleswari Pramodhawardani, seorang peneliti The Indonesian Institute, Jalesveva Jayamahe hampir tinggal mitos belaka. Luas laut kita yang 5,8 juta km2 yang dikitari garis pantai sepanjang 81.000 km, hanya dikawal oleh dua kapal selam reot buatan Howaldt Deutsche Werke 1981. Sementara alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang masih dapat diandalkan tinggal 40% saja. Sebagian besar alutsista tersebut sudah berusia antara 20-40 tahun.
      Masihkah kita heran jika Sepatan-Ligitan melayang? Masihkah kita mampu dengan kepala tegak jika latihan militer bersama Singapura jadi dilaksanakan? Ataukah memang cukup kita berdiri di pinggir pantai sambil memandangi rob yang kian meninggi dan abrasi yang kian menggila, sementara anak-anak kita sudah lupa caranya berenang dan mengail ikan.

Herpes

Kata “Herpes” sudah tidak asing lagi di telinga kita, penyakit kulit yang satu ini sering dijumpai di kalangan masyarakat. Herpes dalam bahasa jawa lebih dikenal dengan “dab” dan dalam bahasa lain disebut dampa, yang disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster yang menyerang kulit. Infeksi ini merupakan reaktivitas virus yang terjadi setelah infeksi primer.
Infeksi awal terjadi di susunan saraf tepi, setelah itu muncul kelainan kulit yang lokasinya setingkat dengan daerah persyarafan yang terinfeksi. Daerah yang paling sering terkena adalah daerah dada (thorakal), gejala awal. biasanya muncul keluhan demam, pusing, dan lemah, disertai gejala lokal pada kulit yang terinfeksi seperti nyeri otot dan tulang, gatal, pegal, dan sebagainya. Setelah itu timbul eritema (bercak merah pada kulit) yang dalam waktu singkat akan menjadi vesikel (bintil kecil berisi cairan) yang berkelompok dan dapat membesar yang disebut bula dengan dasar kulit yang merah dan bengkak.Vesikel berisi cairan yang jernih kemudian menjadi keruh (berwarna abu-abu), terkadang mengandung darah. Disamping gejala kulit sering dijumpai pembesaran kalenjar getah bening sesuai tempat persarafan lokasi yang terinfeksi. Terdapat hiperestesi (sensitif dan nyeri) pada daerah kulit yang terkena.
Bila lokasi pada daerah mata akan terjadi kelainan dan penurunan fungsi pada mata, serta kelainan kulit pada daerah persyarafannya. Lain lagi bila lokasi infeksi pada wajah, akan timbul gejalah yang disebut Sindrom Ramsay Hunt yang diakibatkan gangguan saraf wajah dan telinga yang akan memberikan gejala tidak berfungsinya otot muka (paralisis Bell), kelainan kulit sesuai tingkat persarafan, tinitus (telinga berdenging), vertigo (kepala pusing serasa berputar), gangguan pendengaran, mual, dan gangguan pengecapan. Keluhan penderita herpes tidak berhenti sampai disini saja, setelah masa penyembuhan akan timbul Neuralgia pasca herpetika, yaitu rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan dan berlangsung sampai beberapa bulan bahkan dapat terjadi bertahun-tahun dengan gradasi nyeri bervariasi dalam kehidupan sehari-hari, dan cenderung dijumpai pada orang yang menderita penyakit ini pada usia di atas usia 40 tahun.
Penyakit herpes tergolong menular, karena penyakit ini disebabkan oleh virus yang penularannya tergantung daya tahan tubuh manusia. Bila daya tahan tubuh bagus maka dia tidak akan tertular, akan tetapi bila sebaliknya maka akan mudah sekali individu tersebut tertular melalui kontak langsung maupun tidak langsung.
Pengobatan penyakit ini bervariasi tergantung lokasi, keluhan yang ditimbulkan, kondisi daya tahan tubuh penderita, serta  komplikasi yang ditimbulkan. Bila anda merasa terkena penyakit ini segera berobat ke sarana kesehatan terdekat, mengingat komplikasi yang ditimbulkan bisa berakibat fatal. Menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan penting untuk proses kesehatan selain menu makanan sehat dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh penderita. Untuk anda yang hidup berdekatan dengan penderita, jaga kondisi dengan makan makanan yang cukup gizi, jaga jarak dengan penderita, serta mengkonsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak tertular, mengingat penyebab penyakit ini adalah virus, yang mudah sekali proses penularannya. Sabda Rasulullah saw “ Janganlah orang yang sakit itu makan bersama orang yang sehat”. Karena tidak diinginkan yang berpenyakit berbaur dengan yang sehat, agar penyakit tidak menular kepadanya.

Serat Wulang Reh

Ada khazanah yang sangat bagus buat bangsa ini. Khususnya, buat para: siswa, mahasiswa, dan shantri. Guna, melakukan Pembelajaran Sifat (Character Learning) terhadap Serat Wulang Reh, dari pupuh Dhandhanggula.

“Nanging yén sirô nggèguru kaki//
Amilihô manungsô kang nyôtô//
Ingkang bècik martabaté//
Sèrtô kang wruh ing hukum//
Kang ibadah lan kang wirangi//
Sokur oléh wông tôpô//
Ingkang wis amungkal//
Tan mikir pawéwéhing liyan//
Iku pantès sirô guronônô kaki//
Sastrané kawèruhônô.”
“Jika kamu berguru,
Pilihlah manusia yang jelas [ilmunya],
Yang bagus martabatnya,
Yang mengerti hukum,
Yang ahli ibadah dan ahli wira’i,
Utamakan [jika mampu] seorang guru yang ahli mujahadah,
Yang sudah teruji [keguruannya],
Tidak pernah mengharap pemberian orang lain,
Itulah orang yang pantas kamu jadikan guru,
Pahamilah ajarannya.”

500 tahun yang lalu. Leluhur kita. Telah memberikan motivasi yang jelas dalam memilih guru. Dan, memang demikianlah, ayahanda alfaqir di dalam memilihkan para guru buat ketiga puteranya.
Jaman boleh berbeda. Tapi, pesan yang dikandung Serat Wulang Reh di atas. Masih sangat relevan untuk kita pedomani. Agar, putera-puteri bangsa ini benar-benar mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Betapa memprihatinkan. Jika telah banyak guru yang tidak jelas ilmunya. Tidak bagus martabatnya. Mengajar demi gaji. Mengajar daripada nganggur. Belum lagi, masih banyak dari kalangan lembaga pendidikan Islam. Yang kelangsungannya sangat berharap pada “pemberian” orang lain. Sehingga hidup para guru tersebut. Sudah tidak lagi mengistiqamahi ibadah-nya. Dan, mereka tidak lagi bersikap mental hati-hati dalam hal yang syubhat.
Apa jadinya, para murid atau shantrinya. Jika para gurunya sudah demikian kondisi kepribadiannya. Siapa yang harus diteladani? Di rumah. Orang tuanya broken home. Lingkungan sekitar resek. Di sekolah tidak mendapatkan kedamaian dan keharmonian. Maka, liarlah anak-anak usia sekolah di jaman sekarang.
Di sekolah atau di pesantren, diharapkan anak-anak mendapatkan hikmah yang agung. Yaitu, habits Ilmu Pengetahuan Diniah. Di mana mereka memiliki Pembelajaran Sifat yang kuat. Sehingga mereka dapat segera melakukan Akselerasi Sikap Mental (Attitude Acceleration). Dengan demikian, mereka dapat merubah hidupnya dengan melakukan Perubahan Perilaku (Behavior Transformation).
Apa yang terpatri dalam pesan Serat Wulang Reh tersebut di atas. Tampaknya, sudah tidak diindahkan lagi. Maka, kita dapat melihat out put pendidikan di negeri ini. Apakah pendidikan nasional-nya. Apakah pendidikan pesantren-nya. Sungguh masih jauh di belakang negara jiran, Malaysia.
Lucunya. Kabinet ganti. Menteri pendidikan baru. Program diganti mengikuti kebijakan pak menteri yang baru. Apa tidak bingung jadi guru di republik ini. Tak ketinggalan, para orang tua atau wali murid pun juga bingung.
Anehnya. Mulai jaman orde baru. Sampai sekarang ini. Pendidikan kita tidak maju-maju. Buktinya, perpustakaan di negeri ini tidak ada yang representatif buat para penulis. Laboratorium bahasa tidak ada yang pantas buat masyarakat. Harga buku yang terus melambung. Disebabkan, tidak ada lagi subsidi kertas dari pemerintah. Akhirnya, publik menjadi apatis untuk ber-Ilmu Pengetahuan. Untuk mengakses Ilmu Pengetahuan sungguh masih sangat sulit.
Akibat yang paling memilukan. Generasi usia terdidik. Kehilangan citra diri dan jatidiri sebagai seorang pemuda Indonesia yang suka terhadap ilmu. Syaraf mereka telah terasuki Cara Berpikir yang salah. Sehingga mereka memilih cara hidup yang instan. Ujung-ujungnya mereka tenggelam dalam angan-angan yang tinggi. Tapi, kenyataannya hidup mereka malas. Maka, jalan yang ditempuh: Narkoba, ngelem, drugs, free sex, dan kriminalitas.
Mengapa mereka berperilaku demikian? Ya mereka meniru saja dari apa-apa yang dilihat di teve. Dibaca di media masa. Yang mereka akses dari internet. Dan, menurut cerita teman dalam pergaulannya. Praktis orang Jawa bilang, “Tumbu oleh tutup.” Alias: klop.
Sebagai pemuda. Kita harus membangun harga diri sendiri. Bangga sebagai pemuda Indonesia. Harus ditunjukkan dengan Kemauan dan Kemampuan (force of character and ability) yang berkemanfaatan.
Habits Ilmu Pengetahuan Diniah tidak harus berada di perguruan tinggi atau di pondok pesantren. Yang penting Kemauan dan Kemampuan dalam: belajar, mau diajar, dan mau mengajarkan terus membara dalam hatinya. Inilah sebenarnya semangat (ghirah), yang hendak dimotivasikan oleh Serat Wulang Reh di atas.
Sudah barangtentu, para hamba Allah yang saat ini dianugerahi sebagai: ustadz, kiai, ulama, guru, dosen, rektor, tak terkecuali para guru taman kanak-kanak. Juga harus memiliki nilai-nilai Serat Wulang Reh tersebut dalam diri dan kepribadiannya. Semoga Indonesia terselamatkan! [ ]


Jadilah Mukhlis

        Ikhlash yang terambil dari bahasa Arab mempunyai arti; bersih, murni (tidak terkontaminasi). Karenanya ikhlas merupakan bentuk dari cinta, bentuk kasih sayang dan pelayanan tanpa ikatan. Cinta yang putih adalah bentuk keikhlasan yang tidak ingin menjadi rusak karena tercampur hal lain selain terpenuhinya dahaga cinta. Takut bahwa sesuatu pekerjaan yang dilatarbelakangi motivasi atau pamrih selain melaksanakan amanah akan berubah menjadi komoditas semata-mata. Keikhlasan hanya menjadi label atau symbol dari pengesahan dirinya untuk berbuat munafik.
          Kebanyakan orang meyakini bahwa dalam hidup kita harus berjuang meraih semua keinginan dengan berusaha keras, membanting tulang hingga tetes darah penghabisan. Padahal tuntutan agama menjanjikan berbagai kemudahan atau kesuksesan akan datang menghampiri jika dalam ikhtiarnya manusia berhasil bersyukur, menikmati prosesnya, dan menyerahkan seluruh urusan dan kepentingan hanya kepada Allah swt. Inilah kompetensi ikhlas. Ikhlas yang bukan hanya diucapkan di bibir atau dipikirkan di kepala, melainkan ketrampilan untuk menciptakan “peristiwa keikhlasan” di dasar hati yang terdalam. Oleh karena  hanya dengan kualitas keikhlasan yang benar-benar terasa di hati dan terukur secara objektif inilah kita mampu mengarungi kehidupan dengan penuh keyakinan.
        Mukhlis adalah mereka yang memandang sesuatu secara telanjang atau memang demikian seharusnya. Memandang tugasnya sebagai pengabdian, sebuah keterpangillan untuk menunaikan tugas-tugas sebagai salah satu bentuk amanah yang seharusnya demikian kita lakukan. Seorang berbuat sesuatu memang demikianlah uraian tugas (job description) yang kita terima. Segala sesuatu yang akan mengotori tugas dirinya berarti mengkianati cinta dan karenanya berubah menjadi sebuah pengkianatan terhadap amanah. Karenanya, kita menjadi manusia yang bebas untuk memenuhi tugas tanpa beban atau motivasi lain yang akan menodai kemurnian pandangan terhadap tugas tersebut.
        Bagaikan seorang ibu yang menyusui putra atau putrinya, dia tidak memiliki motivasi lain kecuali memang demikian tugas seorang ibu. Kemudian, tugas yang dijalankannya secara murni dan suci tersebut membuahkan rasa tanggung jawab. Sang ibu tidak hanya menjalankan tugasnya menyusui, tetapi kemudian tumbuh rasa tanggung jawab yang lebih besar. Dia akan menjaganya, memberikannya perlindungan dan kasih sayang sehingga tugasnya yang murni tersebut semakin bedar dan melahirkan berbagai hasil sebagai akibat keterpanggilannya untuk menjaga putra-putrinya tersebut. Sebenarnya dalam hal keikhlasan itu, mungkin manusia harus belajar dari alam atau hewan yang berbuat apa adanya tanpa motivasi lain yang akan merusak anugerah Ilahiyah pada diri kita. Dalam nilai keikhlasan, tersimpan pula suasana hati yang “rela” dalam pengertian bahwa apa yang kita lakukan tidak mengaharapkan imbalan kecuali hanya satu pamrih yang ada di hati, “aku tunaikan amanah karena memang demikian seharusnya.” Maaf, untuk lebih memperjelas makna ikhlas, mungkin dapat disejajarkan pada saat kita buang hajat besar. Kita melepaskannya dan kita tidak pernah mengingat-ngingat apa yang kita lepaskan itu.
        Kita yang disebut mukhlis melaksanakan tugasnya secara professional tanpa motivasi lain kecualai bahwa pekerjaan itu merupakan amanat yang harus ditunaikannya sebaik-baiknya dan memang begitulah seharusnya. Motivasi unggul yang ada hanyalah pamrih pada hati nurani sendiri. Kalaupun ada reward atau imbalan, itu bukanlah tujuan utama, melainkan sekadar akibat sampingan dari pengabdian diri yang murni tersebut.
        Sikap ikhlas bukan hanya output dari cara diri kita melayani, melainkan juga input atau masukan yang membentuk kepibadian kita  didasarkan pada sikap yang bersih. Bahkan, cara  mencari rezeki, makanan dan minuman yang masuk kedalam tubuh, adalah bersih semata-mata. Tidak mungkin pada tubuh seseorang mukhlis terdapat makanan atau minuman haram. Tidak mungkin seorang mukhlis mengotori tubuhnya dengan benda-benda yang terlarang. Mana mungkin seorang yang merintihkan doa dan menggelorakan amalnya, sedangkan dalam tubuhnya bersemayam berbagai makanan haram.
        Dengan demikian, ikhlas merupakan energi batin yang akan membentengi diri dari segala bentuk yang kotor. Semoga Allah swt memberikan petunjuk kepada kita memahami makna keutamaan sifat ikhlas dan bagaimana cara mengamalkan ikhlas secara praktis. Amin. Wallaahu a’lam.

        

Apa Musa'ah Membuat Ta'jub



عن عبد الله بْن عَمْرِورضي الله عنه َعَنْ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: مِنِ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الأَشْرَارُ ويُوْضَعُ اْلأَخٍْيَارُ ويُقْبَحُ الْقَوْلُ وَيُحْسَنُ الْعَمَلُ وَتَفْرِي فِي الْقَوْمِ الْمُسَاءَةُ ؟ قُلْتُ: وَمَا الْمُسَاءَةُ قَالَ : مَا كُتِبَ سِوَى القُرْآنِ.
(رواه الطبراني ورجاله رجال الصحيح)
Dari Abdullah bin ‘Amr ra, dan Rasulullah saw, beliau bersabda: “Di antara tanda dekatnya hari kiamat ialah apabila orang-orang yang berprilaku buruk dimuliakan, orang-orang yang berprilaku baik direndahkan, ucapan dianggap buruk pekerjaan dianggap baik dan musa’ah mena’jubkan banyak orang”. Aku bertanya: “Apakah musa ‘ah itu?” Beliau menjawab: “Tulisan selain Kitabullah” (Hr. Thabrani, para perawinya adalah para perawi hadits Shahih; Majma’uz Zawa’id
III/340)

Bayan
Hadits di atas menyatakan bahwa termasuk tanda-tanda dekatnya hari kiamat ialah:
-Orang yang berprilaku buruk dimuliakan sedang yang berprilaku baik direndahkan; Sepertinya yang demikian itu sulit dipercaya. Tetapi jika kita amati dengan seksama, apa yang disabdakan oleh Nabi saw itu sekarang sudah menjadi kenyataan. Para pejuang yang gigib mempeijuangkan kemerdekaan negeri ini banyak yang lepas dari perhatian kita. Tetapi para pejabat artis dan da’i (bukan ulama’) yang belum tentu baik prilakunya dielu-elukan. Ulama yang berdakwah dengan ikhlas dianggap kampungan, sementara para ustadz dan muballigh dadakan yang menggunakan aji mumpung sering diundang untuk mengisi pengajian. Pemuda yang taat beribadah dan rajin bekerja dianggap kuper (kurang pergaulan) sementara pemuda yang tidak memperdulikan agama dan pekerjaannya hanya menghambur-hamburkan uang merupakan kebanggaan. Remaja putri yang menutup aurat dianggap kuno dan ketinggalan jaman sementara yang pamer aurat malah menjadi panutan. Dan masih banyak lagi contoh yang lain.
 
-Ucapan dianggap buruk, sedang pekerjaan dianggap baik, Karena kecintaan terhadap dunia akhirnya banyak orang yang gila bekerja. Hingga tidak ada waktu yang terluang untuk sekedar berbicara. Artinya, jika berbicara dapat menghasilkan uang maka bicara dianggap penting. Namun jika pembicaraan itu tidak menghasilkan uang (walaupun berpahala, seperti memberi nasehat, mengucapkan salam dan bertegur-sapa dengan tetangga) maka tidak ada gunanya berbicara, lebih baik konsentrasi bekerja. Dan tanda dekatnya kiamat yang ini pun rasanya juga sering kitajumpai.

- Musa ‘ah (tulisan selain Al-Qur ‘an) mena‘jubkan banyak orang; Tanda dekatnya hari kiamat yang ini justru telah nyata di depan mata kita. Jangankan keluarga yang tidak taat beragama, keluarga yang taat beragama saja jarang yang cinta membaca apalagi gandrung terhadap AlQ ur’an dan buku-buku islami. Mereka lebih akrab dengan buku-buku bacaan yang tidak menambah keimanan dan wawasan keagamaan, seperti novel murahan, majalah cabul, koran yang tidak mendidik dsb. Bahkan ironisnya terkadang pemuda muslim atau muslimah merasa malu jika ketahuan oleh teman-temannya bahwa ia sedang membaca buku-buku relegius.
Karenanya marilah kita berhati-hati dan pandai-pandai memahami peringatan yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad saw agar selamat dari fitnah akhirjaman. Wallahu A’lam. 

Politik Praktis No, Politik Kebangsaan Yes

Sudah saatnya para ulama, khususnya yang selama ini aktif, atau minimal simpatisan parpol tertentu, untuk mengundurkan diri. Dan, seyogyanya segera kembali ke pesantren, ke masjid, ke mushalla, atau ke surau. Inilah yang lebih berkah; insya Allah.
Keterlibatan beberapa oknum ulama di berbagai parpol. Sungguh telah membawa kenyataan yang memprihatinkan. Bukannya dakwah Islam, pendidikan Islam, dan jihad Islam semakin baik dan bermanfaat buat bangsa Indonesia. Sebaliknya, semakin runyam praktek dakwah yang ada.
Akibatnya agama sekadar dijadikan alat untuk memupuk populeritas, meraih kekuasaan, berkomplot dengan kaum politisi, dan yang jelas, semakin jauh dengan umat. Bisa dilihat sekarang ini kondisi umat Islam, seperti anak ayam kehilangan induknya. Mereka sesuka hatinya "menerjemahkan" agama. Dikarenakan, mereka meniru langsung praktek dari kaum ulama, yang sementara ini banyak membuat umat bingung; bahkan di sebagian kelompok masyarakat sudah banyak yang sinis dengan peran ulama.
Sekaranglah, peta sosial keulamaan dibuat oleh Allah azza wa jalla. Siapa yang benar-benar ulama-Nya. Dan, siapa-siapa yang ulama cinta jabatan, cinta dunia, dan pengikut hawa nafsu. Betapa sangat memalukan perbuatan mereka. Di mana tidak?!
Fatwa agama dibuat main-main. Lebih celaka lagi, banyak dari mereka telah berani menjadikan riswah sebagai sarana "mendulang" rupiah. Meski dengan alasan kelembagaan yang menerima "sumbangan". Sangat mengerikan apabila keilmuan yang dimiliki, justru difungsikan untuk membenarkan perbuatan tercela. Tidakkah riswah itu sangat tercela?!
Sangat lucu, apabila ada seorang ulama, begitu berharap untuk menjadi anggota dewan. Yang lebih lucu lagi, bila seorang ulama berharap menjadi pejabat. Tidakkah seharusnya mereka tahu, bahwa dalam matrik sosial; kaum ulama itu semestinya memerintah kaum umara`, demikian menurut pendapat sahabat Ibnu Abbas r.hu. Dan, umara` sudah semestinya memerintah masyarakat. Jadi, seorang ulama adalah begawan yang tidak harus menjadi raja. Sebab, seorang begawan itu telah menjadi tumpuan curhat dari umat dan umara`.
Sekarang apa yang terjadi? Tahun lalu, sekelompok ulama, yang kebetulan ditakdirkan Allah memiliki pondok pesantren. Mengeluarkan fatwa, bahwa memilih pemimpin perempuan hukumnya haram. Namun selang beberapa tahun, dengan enaknya fatwa itu dirubah, memilih pemimpin perempuan menjadi boleh dengan alasan yang dicari-cari. Ternyata sederhana, "Haram bagi lawan politik kaum ulama. Dan, boleh karena konco politiknya."
Ada lagi yang sangat memprihatinkan. Seorang ulama barani berwasiat kepada para shantrinya, "Apabila kalian tidak memilih si fulan (fulanah). Maka, aku tidak meridlai ilmu kalian." Masya Allah, betapa kejam nian ada seorang ulama yang sudah berani mencampur-aduk antara problematika duniawiah dengan masalah ukhrawiah. Padahal jika ditelusuri, karena si oknum ulama tersebut telah menerima "sesuatu" dari si fulan (fulanah). Apa bedanya, ulama dengan tim sukses? Tidakkah ini sudah sah dikatakan, bahwa dia telah bermain politik praktis.
Semestinya, seorang ulama harus arif dan bijaksana. Semua yang dikeluarkan atas fatwa atau pendapat pribadinya sekali pun, harus berdasarkan ilmu pengetahuan diniah. Bukan hawa nafsu. Atau, like and dislike. Akibatnya, maka antara satu ulama dengan ulama yang lain tak jarang telah terjadi benturan kepentingan. Yang seringkali diikuti dengan benturan sosial di wilayah shantri-nya.
Marilah kita berpikir jernih. Jika memang tidak siap jadi ulama-nya Allah. Ya pilih saja aktifitas kehidupan yang lain. Toh untuk memperjuangkan agama Allah tidak selalu harus menjadi ulama. Ketimbang menjadi ulama. Tapi harus mengajukan proposal ke sana kemari. Minta bantuan sekena-kenanya. Bahkan, tak jarang harus menjilat dengan para penguasa dan pejabat. Tidak pandang bulu uang halal, atau hasil korupsi.
Tidak dilarang seorang ulama berpolitik. Yaitu, berpolitik kebangsaan. Dan, harus jelas berani meninggalkan politik praktis. Jika kita mau jujur, dalam 24 jam kehidupan seorang ulama, insya Allah tidak ada kesempatan untuk berpikir yang neko-neko. Sebab, untuk meng-istiqamah-i dan men-dawam-kan nilai-nilai keulamaan saja sudah menyita waktu.
Yang alfaqir khawatirkan, jangan-jangan berbaju ulama. Tapi sebenarnya, mereka adalah musang berbulu ayam. Dan, masyarakat kita memang latah memberikan julukan untuk para ulama, dengan sebutan seperti: kiai, ustadz, gus, dan masih banyak lagi sebutan-sebutan. Yang apabila hatinya lalai akan menjadi sarana "pendulang" kemudahan fasilitas dan kenikmatan duniawi dari akibat mendapat julukan-julukan tersebut; na'udzu billâhi min dzâlik.
Seorang ulama yang ikut main politik praktis. Sama halnya dengan harimau masuk kebun binatang. Padahal kita tahu, bahwa tempat alami seekor harimau adalah di hutan belantara. Begitu juga dengan kaum ulama. Di negeri ini tempat ulama adalah pesantren, masjid, mushalla, surau, dan yang sejenisnya. Karenanya, para "harimau" harus hati-hati jangan sampai terkena "jebakan" kaum pemburu yang seringkali berganti-ganti baju, guna mengelabuhi buruannya.
Alfaqir sangat menekankan, seorang ulama wajib memahami politik kebangsaan. Bahkan, sudah saatnya sekarang ini seorang ulama menguasai juga politik global. Ini tuntutan jaman, guna meningkatkan pelayanan terhadap umat. Saatnya seorang ulama menguasai teknologi internet, dan piranti percepatan informasi yang lainnya. Sebab, dari sini seorang ulama akan terlibat secara aktif dalam jaringan masyarakat global. Harus disadari, bahwa bangsa ini dan masyarakat Indonesia pun bagian integral dari masyarakat global. []