Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

Bukti Ma'rifat, Fana' dan Cinta



“Barangsiapa mengenal (makrifat) Allah Yang Maha-haq niscaya menyaksikan-Nya pada segala sesuatu. Barangsiapa sirna (fana) dengan-Nya niscaya tidak tidak memperhatikan segala sesuatu selain-Nya. Dan barangsiapa cinta (mahabbah) kepada-Nya niscaya tidak mengutamakan segala sesuatu." (Syarah Hikam II/9; baris ke-2)

Inilah standar bagi  ketiga maqam (derajat suluk); yaitu maqam makrifat (mengenal Allah), maqam fana' (sirna dengan atau karena fokus pada Allah) dan maqam mahabbah (mencintai Allah). Karena begitu mulianya, ketiga maqam tersebut sangat digandrungi oleh siapa pun sehingga tidak sedikit dari kalangan berilmu yang mengklaim telah mencapai salah satunya, entah karena ambisi yang begitu tinggi atau karena dorongan nafsu yang terselubung. Dan dari kalangan awam (pesuluk pemula) juga ada yang merasa telah menapakinya, atau percaya begitu saja kepada orang yang mengaku-ngaku telah mampu mencapai  maqam-maqam itu. Tentu saja untuk kalangan awam ini, faktor yang paling dominan adalah karena kebodohannya semata. Maka lalu muncullah orang-orang yang berbuat dan bersikap aneh-aneh; ada yang mengaku menjadi nabi, wali atau Imam Mahdy.
Karenanya mengenal dengan baik dan benar terhadap standar-standar baku ketiga maqam tersebut sangat dibutuhkan; bahwa orang yang telah mencapai maqam makrifat pasti akan melihat (syuhud) Allah di balik segala sesuatu dan setiap peristiwa. Tatkala melihat buah-buahan, ia tahu bahwa Allah-lah yang menciptakannya, tatkala merasakan kelezatan makanan dan minuman, ia mengerti bahwa Allah-lah yang mewujudkannya. Tatkala terjadi suatu peristiwa (yang menyenangkan maupun yang menyusahkan), ia sadar bahwa Allah-lah yang menghendakinya. Alhasil, baginya tidak sesuatu pun dan satu pun peristiwa yang lepas dari kehendak-kuasa-Nya. Orang yang telah sampai ke maqam fana' tentu perhatiannya sama sekali tidak tertuju dan bertumpu kepada makhluk. Tidak pernah menyandarkan segala bentuk keinginan dan harapan kepada selain Allah. Fokus perhatiannya hanya kepada-Nya semata, tidak yang lain. Dan orang yang telah menapaki maqam mahabbah akan senantiasa mementingkan Dzat yang dicintainya, Allah azza wa Jalla. Di hatinya segala sesuatu selain-Nya tidak akan memperoleh tempat untuk diutamakan atau dipentingkan. Pokoknya hanya Allah; dari, karena dan untuk-Nya semata.
Jadi jika kita merasa atau melihat orang lain mengaku telah  mencapai salah satu atau ketiga maqam tersebut, tetapi tidak sesuai dengan standar yang telah dipaparkan di atas maka itu hanyalah pengakuan kosong belaka.Wa-llahu a'lam

1 komentar:

  1. Good perlu pengkajian yang mendetail biar tak menyimpang...

    BalasHapus