Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

Wajak Suku Tertua di Dunia?

Fosil Homo Sapiens di temukan di Tulung Agung

Anda tahu Desa Wajak. Yang jaman dahulu dikenal dengan Suku Wajak? Wajak di era modern menjadi Wajak Kidul dan Wajak Lor. Wajak adalah ikut wilayah Campur Darat. Campur Darat adalah daerah yang ada di Tulungagung. Tulungagung nama sebuah kabupaten yang ada di Jawa Timur. Sekilas orang hanya mengenal Wajak. Wajak yang ada di Tulungagung titik. Tidak ada yang tahu, jika Wajak menyimpan banyak cerita, kisah, lagenda, dan sejarah peradaban umat manusia. Bahkan sangat terkait erat dengan awal penciptaan umat manusia, dan surga bumi (jannatul ardl).
Di antara yang sangat masyhur, yakni sekitar 500 ribu sampai dengan 1 juta tahun yang lalu. Pernah hidup manusia Wajak (Homo Wajakensis). Atau, yang dikenal dengan Homo Sapiens (Orang Cerdas). Prototipe manusia model baru. Yang memperbaharui manusia sebelumnya. Yakni, manusia yang berjalan bongkok (Homo Meghantropus Paleo Javanicus) dan manusia yang berjalan tegak (Homo Phitecantropus Erectus). Yang pertama diperkirakan hidup antara 1,5 juta sampai 2 juta tahun yang lalu di sekitar sangiran, Solo dan yang kedua hidup antara 1 juta sampai dengan 1,5 juta tahun yang lalu di seputar Trinil, Ngawi.
Alfaqir katakan Homo Sapiens sebagai model manusia baru. Karena memang memperbaharui keberadaan para homo yang tidak berakhlak lagi tidak bertatakrama. Seperti diketahui, Homo Megantropus dan Homo Pithecantropus, wataknya buruk. Suka berperang. Suka membunuh. Suka melakukan kekerasan. Suka mengikuti hawa nafsu. Mereka nyata-nyata manusia. Yang meminjam istilah para mufasir, menyebutnya sebagai banul jann. Bukan kera seperti yang dituduhkan Darwin kepada mereka. Hanya perilaku dan cara hidup mereka yang mirip dengan hewan. Karena mereka mengutamakan hawa nafsu ketimbang akal budinya. Kekacauan demi kekacauan terjadi di mana-mana. Kehidupan masyarakat menjadi serba menakutkan. Tidak ada ketenangan sama sekali.
Hingga akhirnya. Tuhan memanggil para malaikat. Yang tujuannya tidak lain, Tuhan memberitahukan kepada para malaikat, bahwa Tuhan hendak menciptakan manusia baru. Benar-benar baru. Yang kemudian, mengemban amanah menjadi khalifah Tuhan di muka bumi (Qs. [2]: 30). Meski malaikat “sedikit” bertanya, sekaligus memberikan pernyataan, bahwa di bumi sudah ada manusia (man) dengan sifat dan sikapnya yang buruk. Namun Tuhan memberikan jaminan, bahwa manusia khalifah yang hendak diciptakan ini, bakal mampu melakukan persemakmuran di muka bumi. Sebab, manusia khalifah selalu taat dan monoloyalitas dengan Tuhan. Dan, kelebihan manusia khalifah itu dikaruniai akal budi.
Jika data arkeologis menjawab dengan temuan fosil Homo Sapiens di Wajak. Maka, dapat menjadi wacana baru, bahwa Nabi Adam as hidup dan berkomunitas di Wajak. Adam secara personal yang berarti manusia tanah. Yang kejadiannya sangat revolusioner lagi spektakuler. Lalu, dengan Ibunda Hawa as melakukan tugas reproduksi melalui sperma bertemu ovum. Sehingga terbentuklah sebuah komunitas Adam. Yaitu, manusia yang diturunkan dari Bapak Adam dan Ibunda Hawa. Maka, terbentuklah masyarakat Suku Wajak.
Tidak salah. Jika Imam Ibnu Katsir r.hu berkomentar, bahwa Nabi Adam as turun di Hindia. Para sejarahwan dan para arkeolog yang murni ilmuwan. Seperti: Arysio Santos, Stephen Oppenheimer, dan Robert Dick-Read menyatakan dengan terang-terangan. Jika yang dimaksud Hindia adalah Indonesia.
Terbukti juga. Colombus dulu mencari Hindia. Lalu, kesasar sampai ke Karibia. Banyak data sejarah yang menunjukkan, jika sebenarnya yang hendak dituju Colombus adalah Indonesia. Dengan fokus incaran Pulau Maluku (Mollucca).
Tidak hanya itu. Kehebatan Suku Wajak yang lain. Hanya dengan bermodalkan parahu sampan, dan membawa bibit padi berbulu. Berani mengarungi samudera nan luas. Hingga hijrah ke Afrika dan daratan Eropa. Para ahli bahasa dan sastra juga mencatat, bahwa Suku Wajak juga hijrah ke Pulau Ainu dan Pulau Jumono yang berada di Jepang. Maka, tidak mengherankan jika struktur bahasa di kedua suku tersebut, menggunakan struktur dasar bahasa Sunda, Jawa, dan Papua Nugini. Hijrah Suku Wajak itu terjadi antara tahun 100 ribu-500 ribu tahun yang lalu.
Tidaklah mengherankan jika alfaqir mengatakan, bahwa Wajak adalah suku tertua di dunia. Hijrahnya orang-orang Wajak, utamanya didorong dengan terjadinya musibah letusan tiga gunung berapi: Gunung Toba, Gunung Dompo, dan Gunung Krakatau. Yang letusannya, hampir semuanya menciptakan gelombang tsunami yang sangat besar. Meski jarak letusan antara satu gunung yang satu dengan lainnya ratusan ribu tahun silam. Akan tetapi ternyata sangat mempengaruhi tata kehidupan manusia yang hidup di bumi. Bahkan, pengaruhnya tetap dapat kita rasakan hingga detik ini. Wa-llahu a'lam

0 komentar:

Posting Komentar