Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

Jadilah Mukhlis

        Ikhlash yang terambil dari bahasa Arab mempunyai arti; bersih, murni (tidak terkontaminasi). Karenanya ikhlas merupakan bentuk dari cinta, bentuk kasih sayang dan pelayanan tanpa ikatan. Cinta yang putih adalah bentuk keikhlasan yang tidak ingin menjadi rusak karena tercampur hal lain selain terpenuhinya dahaga cinta. Takut bahwa sesuatu pekerjaan yang dilatarbelakangi motivasi atau pamrih selain melaksanakan amanah akan berubah menjadi komoditas semata-mata. Keikhlasan hanya menjadi label atau symbol dari pengesahan dirinya untuk berbuat munafik.
          Kebanyakan orang meyakini bahwa dalam hidup kita harus berjuang meraih semua keinginan dengan berusaha keras, membanting tulang hingga tetes darah penghabisan. Padahal tuntutan agama menjanjikan berbagai kemudahan atau kesuksesan akan datang menghampiri jika dalam ikhtiarnya manusia berhasil bersyukur, menikmati prosesnya, dan menyerahkan seluruh urusan dan kepentingan hanya kepada Allah swt. Inilah kompetensi ikhlas. Ikhlas yang bukan hanya diucapkan di bibir atau dipikirkan di kepala, melainkan ketrampilan untuk menciptakan “peristiwa keikhlasan” di dasar hati yang terdalam. Oleh karena  hanya dengan kualitas keikhlasan yang benar-benar terasa di hati dan terukur secara objektif inilah kita mampu mengarungi kehidupan dengan penuh keyakinan.
        Mukhlis adalah mereka yang memandang sesuatu secara telanjang atau memang demikian seharusnya. Memandang tugasnya sebagai pengabdian, sebuah keterpangillan untuk menunaikan tugas-tugas sebagai salah satu bentuk amanah yang seharusnya demikian kita lakukan. Seorang berbuat sesuatu memang demikianlah uraian tugas (job description) yang kita terima. Segala sesuatu yang akan mengotori tugas dirinya berarti mengkianati cinta dan karenanya berubah menjadi sebuah pengkianatan terhadap amanah. Karenanya, kita menjadi manusia yang bebas untuk memenuhi tugas tanpa beban atau motivasi lain yang akan menodai kemurnian pandangan terhadap tugas tersebut.
        Bagaikan seorang ibu yang menyusui putra atau putrinya, dia tidak memiliki motivasi lain kecuali memang demikian tugas seorang ibu. Kemudian, tugas yang dijalankannya secara murni dan suci tersebut membuahkan rasa tanggung jawab. Sang ibu tidak hanya menjalankan tugasnya menyusui, tetapi kemudian tumbuh rasa tanggung jawab yang lebih besar. Dia akan menjaganya, memberikannya perlindungan dan kasih sayang sehingga tugasnya yang murni tersebut semakin bedar dan melahirkan berbagai hasil sebagai akibat keterpanggilannya untuk menjaga putra-putrinya tersebut. Sebenarnya dalam hal keikhlasan itu, mungkin manusia harus belajar dari alam atau hewan yang berbuat apa adanya tanpa motivasi lain yang akan merusak anugerah Ilahiyah pada diri kita. Dalam nilai keikhlasan, tersimpan pula suasana hati yang “rela” dalam pengertian bahwa apa yang kita lakukan tidak mengaharapkan imbalan kecuali hanya satu pamrih yang ada di hati, “aku tunaikan amanah karena memang demikian seharusnya.” Maaf, untuk lebih memperjelas makna ikhlas, mungkin dapat disejajarkan pada saat kita buang hajat besar. Kita melepaskannya dan kita tidak pernah mengingat-ngingat apa yang kita lepaskan itu.
        Kita yang disebut mukhlis melaksanakan tugasnya secara professional tanpa motivasi lain kecualai bahwa pekerjaan itu merupakan amanat yang harus ditunaikannya sebaik-baiknya dan memang begitulah seharusnya. Motivasi unggul yang ada hanyalah pamrih pada hati nurani sendiri. Kalaupun ada reward atau imbalan, itu bukanlah tujuan utama, melainkan sekadar akibat sampingan dari pengabdian diri yang murni tersebut.
        Sikap ikhlas bukan hanya output dari cara diri kita melayani, melainkan juga input atau masukan yang membentuk kepibadian kita  didasarkan pada sikap yang bersih. Bahkan, cara  mencari rezeki, makanan dan minuman yang masuk kedalam tubuh, adalah bersih semata-mata. Tidak mungkin pada tubuh seseorang mukhlis terdapat makanan atau minuman haram. Tidak mungkin seorang mukhlis mengotori tubuhnya dengan benda-benda yang terlarang. Mana mungkin seorang yang merintihkan doa dan menggelorakan amalnya, sedangkan dalam tubuhnya bersemayam berbagai makanan haram.
        Dengan demikian, ikhlas merupakan energi batin yang akan membentengi diri dari segala bentuk yang kotor. Semoga Allah swt memberikan petunjuk kepada kita memahami makna keutamaan sifat ikhlas dan bagaimana cara mengamalkan ikhlas secara praktis. Amin. Wallaahu a’lam.

        

0 komentar:

Posting Komentar