Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

Manusia & Agama

*D. Zawawi Imrom
Memahami orang lain adalah sebuah cara untuk mendekati anak cucu Nabi Adam secara lebih manusiawi, tidak memahami orang lain akan menyulitkan kita untuk melakukan hubungan{interaksi}sebagai makhluk sosial. Tidak adanya upaya untuk memahami orang lain akan mengakibatkan salah paham dan tidak adanya saling mengerti.
    Dengan demikian, upaya memahami orang lain adalah bagian penting untuk menggalang kebersamaan,saling menghormati,bahkan saling melindungi satu sama lain
    Setelah kita tahu manusia sebagai makhluk sosial yang beradab tentu perlu ditingkatkan memahami orang lain sebagai makhluk religius, yaitu manusia yang punya kesadaran tentang adanya Dzat yang sangat dekat dengan dirinya,yang memberi hidup,memberi rizqi,yang mengatur peredaran darah keseluruh tubuh serta menjaga detak jantung baik ketika kita jaga maupun ketika diri kita sedang tidur.
Nah, kedekatan jiwa seorang manusia dengan Sang pencipta itu tak lain merupakan kecerdasan yang menuju kemulian jiwa dan ketinggian martabat manusia sebagai “insan religius” dan lebih dari itu sebagai insan agama yang dengan kedekatanya dengan Sang Kholiq {Allah} ia selalu enjoy melaksanakan syariat agama.
Artinya ia melaksanakan syariat agama bukan karena dipaksa,diancam dan ditakut-takuti- karena tidak ada paksaan dalam agama tapi benar-benar karena Allah sekaligus ingin selalu bersyukur kepada Allah.
Orang beragama seperti itu tentu sangat menikmati agama serta selalu berusaha agar selalu dalam tindak lakunya serta perbuatan sehari-harinya selalu selaras dengan agamanya .Bahkan orang seperti itu bisa menemukan dan menghisap nikmatnya beribadah kepada Allah.
Kesadaran dan kecerdasan seperti itu dapat dikategorikan sebagai kesadaran tertinggi,puncak akal yang telah merasa pas bertuhankan Allah SWT Robbul alaamiin.Itulah kekayaan hati manusia yang selalu dalam wilayah pencerahan.
Berada dalam masjid seperti merasa berada di dalam majlis yang penuh dengan pencerahan hidayah Allah.Pergi ke majlis pengajian seperti mersa mengisi dada dengan ilmu Rasulullah dan ajaran-ajaran Allah,mencari nafkah di pasar atau di sawah tidak hanya sekedar mencari makan,tetapi merasa sedang mencari rahmat Allah yang diupayakan dengan penuh doa dan pengharapan terhadap ni’mat Allah.Datang bersilaturrohim kerumah famili atau teman dirasakan sebagai upaya menguatkan ukhuah islamiyah seta memantapkan rasa kasih sayang di bawah panduan hidayah Allah.
Beragama seperti itu tentu akan banyak mengandung hikmah,sehingga manusia yang mampu melaksanakanya akan bisa memaknai hidupnya bukan hanya dalam bentuk pengertian tetapi lebih dari itu memaknai hidup dengan amal sholeh yang nyata, berupa perbuatan yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain .Ingat! sabda Rasulullah SAW ” Khoirunnas Anfauhum Linnas” sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.
Memandang orang lain dengan kaca mata agama akan menghasilkan pandangan yang indah, bahwa manusialain itu tidak lain adalah saudara kita sesama anak cucu Nabi Adam.Kalau mereka sakit tugas kita untuk menolong dan membantu penyembuhannya.Kalau mereka jujur,pandai,adil serta amanah akan kita pilih sebagai pemimpin kita.Kalau satu ketika ia berbuat keliru kita tegur dengan bahasa yang santun  sehingga ia sadar akan kesalahannya.
Seorang yang telah memeluk agama dengan penuh yakin dan patuh, tidak lain adalah guru dan teladan kita dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu setiap orang yang ingin bergama secaara benar tidak dapat hidup sendirian tanpa pergaulan dan persaudaraan kepada tetangga dan seluruh manusia. Dalam pegaulan itu kita membuka mata dan akal pikiran untuk melihat kehidupan serta berkaca pada perilaku orang-orang sholeh dan kemudian kita berteladan pada kesholehannya, tak kalah pentingnya bersahabat,berguru pada orang shaleh, ikut pengajianya agar pelaksanaan hidup dan keagamaan ada yang membimbing dan tidak berjalan dalam kebingungan.
Dalam persaudaran yang berdasar iman,Allah menjadi milik bersama kaerena Allah milik bersama, menjadi tidak ada alasan  bagi kita untuk menyakiti sesama orang yang beriman.Nabi Muhammad SAW bersabda”Orang mukmin satu dengan yang lainya bagaikan satu bangunan yang satu akan menguatkan yang lainya” Karena itu sesam orang mukmin jangan sampai bercerai-berai.       

0 komentar:

Posting Komentar