Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

Ilmu Pengetahuan: Awal Perubahan Besar Terjadi

Sadarkan diri Anda jika menuntut ilmu pengetahuan itu sangat penting. Dunia dan akhirat hanya dapat diraih dengan ilmu pengetahuan. Sehat, Sejahtera, dan Bahagia dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan. Begitu pula dengan kesuksesan. Padahal sukses yang sebenarnya apabila orang itu hidup: Sehat, Sejahtera, dan Bahagia. Hilangnya ilmu pengetahuan pada diri seseorang menandakan matinya cahaya kehidupan. Ikatlah ilmu dengan membaca dan banyak menulis. Hiasi umur Anda dengan keduanya [Your unconscious when to seek knowledge is very important. World and the hereafter can only be achieved with science. Healthy, Prosperous, and Happy can be achieved with science. So it is with success. Yet the real success if the person is living: Healthy, Prosperous, and Happy. The loss of knowledge in a person's life marks the demise of the light. Tie science with reading and a lot of writing. Decorate your life with both]”  
Omda Miftahulluthfi Muhammad bin Zainuddin bin Ali Basyah
Ilmu. Orang Jawa menyebut dengan ngelmu. Artinya, angel yen durung ketemu. Yakni, sulit apabila belum didapatkan. Sebaliknya, menjadi alat yang memudahkan kehidupan seseorang bagi yang memilikinya, jika seseorang telah menguasainya. Secara teologis banyak ayat al-qur`an dan al-hadis yang memotivasi orang yang beriman, agar segera menguasai ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan dapat diikat dengan membaca dan banyak menulis. Dari keduanya akan muncul sikap perenungan yang mendalam (tafakur). Dari keduanya pula, seseorang memiliki kegemaran baru untuk menjelajah dan menghafal. Demikianlah seseorang yang berilmu pengetahuan memiliki Cara Berpikir yang baru. Sebab, dia sudah memiliki kemampuan dan kemauan dalam: membaca, menulis, merenung, dan menghafal. Inilah empat komponen guna melakukan pemberdaya-gunaan diri di dalam melakukan Perubahan Perilaku.
Orang yang memiliki ilmu sangat dituntut untuk sadar diri, sehingga secara berkelanjutan melakukan Perubahan Perilaku, pelayanan yang bagus, mencintai sesama, dan mengapresiasi lingkungan. Keempat elemen ini yang dapat menaikan harga diri, derajat, martabat, dan nilai kemanusiaan seseorang. Yang mana kesemuanya tidak dapat dicapai dengan instan, atau kun fayakun. Namun harus dicapai dengan kerja keras, tekun, disiplin, membangun jaringan sosial yang bagus. Sehingga ilmu pengetahuan yang dikuasainya menjadi bermanfaat, tidak hanya bagi yang menguasai. Tetapi, ilmu pengetahuannya juga bermanfaat buat umat manusia dan lingkungan.
Jadi, ilmu pengetahuan merupakan langkah kedua, sesudah seseorang yang berazzam sukses, menetapkan sebuah kesadaran pada langkah pertamanya. Bahwa, dirinya pasti sukses. Pasti dapat lebih baik. Dan, dirinya niscaya akan senantiasa berubah dan terus berubah menjadi lebih bermanfaat; bismillahRR.

Gemar Membaca
Siapa pun yang menghendaki perubahan besar dalam dirinya. Dia harus memiliki kegemaran baru. Yaitu, membaca. Lalu, dari kemampuan dan kemauan membaca tersebut ditingkatkan menjadi: gemar memahami, gemar menghafal, gemar otak-atik, dan gemar merangkai-rangkai pengetahuan yang sudah dikuasai.
Membeli buku bagus. Memiliki koleksi banyak buku sangat bagus. Yang menjadi pertanyaan mendasar, “Berapa banyak judul buku yang sudah dibaca dalam lima tahun terakhir?”
Banyak orang bergabung di lembaga-lembaga pendidikan. Tetapi apalah artinya jika mereka tidak memiliki kegemaran membaca. Mereka seperti ayam yang mati di lumbung padi. Inilah nasib perpustakaan di negeri yang namanya Indonesia. Apakah perpustakaan kampus, sekolah, maupun pondok pesantren. Buku-buku masih tersimpan rapi pada rak-raknya. Karena memang tidak banyak dibaca oleh para siswa, mahasiswa, dan shantri.
Sayang waktu sebagian besar orang Indonesia banyak dihabiskan untuk perbuatan yang sia-sia. Seperti: merokok, ngrumpi, SMS, nonton TV, dugem, cangkruk, arisan, dan bengong. Padahal kebanyakan dari mereka umat Islam. Yang sangat paham bagaimana semestinya menghormati waktu, lalu menghargai waktunya dengan quantumTIMING.
Saatnya kita memulai dari diri sendiri dan keluarga melakukan gerakan budaya gemar membaca.

Gemar Menulis
Apabila seseorang menghendaki kemajuan. Dia harus berubah. Ya melakukan Perubahan Perilaku. Sudah barangtentu perubahan kearah yang lebih bagus lagi benar. Dalam hidup keseharian orang-orang yang mengalami perubahan besar dalam hidupnya, lebih banyak menulis dibandingkan membaca. Sekalipun membaca merupakan salah satu motivator hebat menjadikan seseorang menjadi gemar menulis.
Tidakkah Tuhan sudah mengajarkan ilmu pengetahuan kepada segenap umat manusia dengan perantaraan pena. Yang artinya gemar menulis. Setelah sebelumnya diawali dengan gemar membaca.
Ternyata gemar membaca saja tidaklah cukup untuk mendorong terjadinya perubahan besar dalam diri seseorang. Kekuatan besar lagi dahsyat yang mampu menciptakan revolusi diri adalah gemar menulis. Silahkan perhatikan keluarga Anda. Atau kolega Anda. Yang memiliki kemampuan dan kemauan membaca dan menulis. Pasti mereka berbeda dengan yang lain. Sudah barangtentu soal ilmu pengetahuan. Yang berarti pula berbeda soal rizeki yang didapatkan. Status sosialnya. Cara Berpikir yang dimiliki. Pergaulan yang luas yang dipunyai. Ini sangat logis.
Saatnya kita memulai dari diri sendiri dan keluarga melakukan gerakan budaya gemar menulis.
                           
Tips Menguasa Ilmu Pengetahuan
Membaca. Dalam 24 jam. Luangkan waktu Anda 25 menit pada siang hari. 25 menit pada malam hari untuk membaca. Harus berani mengganti aktivitas yang sia-sia dengan gemar membaca. Tidak ada salahnya ke mana pergi membawa buku bacaan. Mulai yang riang hingga yang berat berskala pemikiran. Mampatkan waktu untuk membaca di mana pun dan kapan pun. Jangan lupa banyak membaca dan menguasai buku-buku sejarah.
Menulis. Selama 24 jam waktu kehidupan Anda sehari-hari. Isi pula dengan 5 menit menulis di siang hari, dan 5 menit pada malam hari. Minimal menulis buku harian. Ini penting guna menghadang laju “kilatan ide” yang datangnya sewaktu-waktu. Tidak ada yang mampu menghadang laju datangnya “kilatan ide”, kecuali dengan membukukan dalam catatan harian, atau catatan pena Anda. Mulai sekarang ke mana pun pergi tidak boleh lupa membawa pena dan buku catatan.
Belajar Bahasa. Di era informasi-komunikasi seperti sekarang ini. Belajar bahasa menjadi sangat penting. Bahasa adalah jendela ilmu pengetahuan. Buku adalah gudang ilmu. Hati adalah pertamanan ilmu pengetahuan. Sebagai orang Indonesia hendaknya Anda harus terus-menerus belajar bahasa: Indonesia, Arab, dan Inggris. Alangkah lebih baik jika mau menambah belajar bahasa Sansekerta dan Ibrani. Dalam belajar bahasa kuncinya Anda harus disiplin, tekun, dan memiliki kemauan yang sangat kuat untuk dapat menguasainya.
Disiplin. Yakinilah, ilmu pengetahuan hanya mau ikut dengan orang-orang yang disiplin. Inilah yang terjadi dan dialami semua ilmuwan atau ulama saat-saat mereka sedang menuntut ilmu. Entah dalam lembaga pendidikan, maupun ketika melakukan otodidak belajar ilmu pengetahuan. Menghargai waktu sangat penting. Sementara, munculnya “kilatan ide” dari dalam otak (kalbu) begitu sangat cepat. Malas sedikit saja tidak mencatat atau menulis, misalnya. Pasti tertinggal dengan ide tersebut. Padahal sulit sekali melakukan pengulangan ide-ide yang keluar secara tiba-iba. Pokoknya harus disiplin.
Gemar Berjelajah. Membangun jaringan pertemanan sangat penting. Apalagi sekarang banyak fasilitas untuk itu. Mesir bergolak karena media Facebook dan Twitter. Konon di tanah air mampu menekan kasus-kasus yang menjijikkan, yang berakhir dengan menangnya kebenaran. Di samping secara serius menjelajah sesungguhnya. Seperti: penelitian, survey, studi kelayakan, kunjungan, dan pengamatan. Sebab, ini juga merupakan bagian dari “pembacaan”. Yang hasilnya juga harus segera dibukukan.
mindSET. Inilah kekuatan Anda untuk segera memiliki sekaligus menguasai ilmu pengetahuan. mindSET Anda adalah kampus Anda. mindSET Anda adalah Pondok Pesantren Anda. Dialah alam bawah sadar (albasa) Anda yang dapat melaju dengan kekuatan yang luar biasa dahsyat.

Renungan
·          Miliki kunci untuk membuka tabir rahasia kehidupan dunia. Kunci itu adalah ilmu pengetahuan.
·          Saya yakin seorang pendekar pedang mampu menahan lajunya pedang lawannya. Namun saya tidak yakin pendekar tersebut mampu menahan laju “kilatan ide” yang dia miliki.
·          Tidak membaca dan menulis berarti mengufuri nikmat Tuhan yang berupa penguasaan ilmu pengetahuan.
·          Ilmu pengetahuan itu sangat banyak. Ambillah yang paling Anda sukai dan mampu Anda kuasai.
Laksana kuda liar, ia harus diikat dengan tali. Maka, “Ilmu pengetahuan harus diikat dengan gemar membaca dan banyak menulis 

0 komentar:

Posting Komentar