Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

Hemat Kertas, Hijau Hutan Kita

Syaikhul Islam yang sekaligus sebagai al-Hujjatul Islam, al-Imam Ghazali r.hu salah seorang ulama yang ilmuwan di dunia Islam. Awalnya dia tidak dapat lepas dari buku. Karena memang dia seorang penulis. Tetapi, Allah ta’ala mendidik Imam Ghazali dengan quantumBELIEVING (Lompatan Keyakinan) yang dahsyat. Sehingga mengalami konversi agama secara internal. Di mana dia lebih ber-Islam dari sebelumnya yang ilmuwan dan pengusaha.
Ketika Imam Ghazali memutuskan untuk tajarrud. Yaitu, meninggalkan dunia bisnis dan kampus. Setelah sembuh dari stroke yang cukup lama. Guna melalang buana melakukan “silaturahmi ilmiah” di dunia riadlah dan pendidikan irfani. Dia dirampok. Aneh, rampok itu meminta buku kesayangannya. Tidak mau diberikan uang atau bekal lainya yang lebih berharga ketimbang buku.
Berat hati untuk memberikan buku kesayangan itu kepada si perampok. Tetapi, dia mendapatkan ilham dari Allah ta’ala dengan meyakinkan kegalauan hati mengenai buku yang diminta si perampok. Di mana alam bawah sadar (albasa)-nya berkata, “al-Ilmu lā fīl kutūb, mā fīl qulūb; ilmu itu tidak berada di dalam buku-buku, [tetapi] segala sesuatu itu [termasuk ilmu] berada di dalam hati.”
Itulah sebabnya, model pendidikan pesantren khususnya, dan dunia pesantren pada umumnya, sangat dekat dengan model menghafal (hafalan, red) dan memahami (pemahaman, red). Sehingga ada adigium yang disampaikan guru kami saat itu, “Ngaji tidak mengerti tidak apa-apa. Yang penting kamu paham dengan apa yang kamu kaji.” Jadi, sejak berdirinya pesantren sekitar tahun 1600-an. Dunia pesantren telah mengajak masyarakat dan umat manusia untuk menghemat penggunaan kertas.
Untuk konteks sekarang, apabila “ajaran” Imam Ghazali tersebut diterapkan. Betapa hutan kita benar-benar “perawan” dan hijau kembali.
Sebenarnya, jika umat manusia itu biasa-biasa saja di dalam menggunakan kertas, dan mengelola sumber daya hutan. Insya Allah, hutan kita tidak akan mengalami krisis yang sangat memprihatinkan seperti dewasa ini. Karena mereka yang berbisnis di wilayah hutan tamak. Maka, yang terjadi adalah Perubahan Perilaku yang konsumtif. Sebab, mereka mengejar target produksi per bulan, per tahun, dan cepat kembalinya dana investasi. Lalu, hutanlah yang menjadi kurban sifat dan sikap eksploitatif para manusia tamak tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan kertas nasional yang sekitar 5,6 juta ton/tahun. Diperlukan bahan baku kayu dalam jumlah besar yang mahal dan tidak dapat tercukupi dari Hutan Tanaman Industri (HTI) Indonesia. Ironisnya, kita lihat di sekeliling kita banyak kertas. Seperti: dokumen, kemasan produk yang berlebihan, koran, majalah, brosur/leaflet/katalog produk, surat-surat, produk-produk sekali pakai, dll. Yang dengan enaknya banyak orang yang membuang begitu saja. Tidak menghemat dengan melakukan daur ulang. Padahal dengan memakai kertas bekas sebagai bahan baku kertas baru. Sejumlah pohon, bahan kimia, air, dan energi dapat dikurangi penggunaannya.
Jika kita tidak mulai memperbaiki pola konsumsi kertas sejak saat ini. Akan terjadi kebiasaan dan ketergantungan untuk selalu menggunakan kertas dalam jumlah besar. Hal ini tentunya akan memberikan tekanan secara terus-menerus kepada bumi kita, dan memberi dampak yang kurang menguntungkan bagi lingkungan, khususnya hutan kita.
Jika sebuah organisasi terdiri dari 100 orang dapat menghemat 3 lembar kertas setiap hari. Dalam setahun ada 156 batang pohon yang dapat diselamatkan. Mari kita terus menghemat penggunaan kertas, hingga pada titik yang paling optimal hematnya. Sehingga hutan kita kembali menghijau. Kuncinya, lakukan Perubahan Perilaku (Behavior Transformation) dengan segera setelah membaca tulisan ini. Insya Allah, hidup kita semakin: Bersih; Benar; dan Tidak merusak hutan.
Saatnya kita commitment and consistent (CC) dengan 3-R. Yakni: reduce (mengurangi); reuse (menggunakan kembali); dan recycle (mendaur uang). Dalam rangka menghemat penggunaan kertas di semua sektor. Menghemat kertas berarti pula menghemat: pohon; minyak; energi listrik; dan air.  Kalau kita menghemat 1 ton kertas. Berarti kita juga menghemat 13 batang pohon besar, 400 liter minyak, 4100 Kwh listrik, dan 31.780 liter air. Fakta yang luar biasa bukan?!
Memang setiap orang tidak bisa menghemat kertas sebanyak 1 ton. Tetapi kalau setiap orang melakukan penghematan minimal 1 lembar kertas per hari. Pasti di seluruh dunia berton-ton kertas yang dapat dihemat bukan? Caranya:
1.     Jangan mudah membuang kertas. Periksa dahulu, apakah masih bisa digunakan untuk keperluan lain.
2.     Kumpulkan kertas bekas tidak terpakai. Lalu, serahkan, atau jual kepada pemulung.
3.     Bila mem-print out gunakan kertas print, jika hasil ketikan sudah sempurna. Edit ketikan di komputer Anda sampai akurat sesuai dengan keinginan. Baru di print.
4.     Bila memungkinkan print hasil kerja Anda secara bolak-balik pada selembar kertas.
5.     Gunakan kertas bekas dengan sekreatif mungkin. 
6.     Maksimalkan peran media elektronika sebagai sarana penunjang penghematan dalam penggunaan kertas.
7.     Tinggalkan Cara Berpikir kapitalisme dan neo-liberalisme, khususnya di dalam mengonsumsi (menggunakan, red) kertas.
Berapa lembar kertas yang dihasilkan dari sebatang pohon? Mari kita perkirakan dengan hitungan berikut ini. Ada sebuah lahan yang ditanam pepohonan berkayu keras. Lebarnya 8 kaki. Panjang 4 kaki. Tinggi 4 kaki. (3 kaki kira-kira sama dengan 1 meter, red). Apa saja yang bisa dihasilkan oleh lahan ini? Ternyata pohon-pohon itu bisa menghasilkan 1000-2000 pon kertas, atau 1/2-1 ton kertas, atau 942.100 halaman buku, atau 4.384.000 perangko, atau 2700 eksemplar koran.
Jadi, berapa banyak jumlah pohon yang harus ditebang untuk menghasilkan kertas yang ada di seluruh dunia? Bisa dibayangkan, kalau manusia tidak menanam pohon kembali. Maka, hutan-hutan pasti gundul dan terciptalah padang pasir-pasang pasir baru. Masihkah Anda sebagai seorang yang beriman berlaku boros dalam menggunakan kertas??? [ ]

0 komentar:

Posting Komentar