Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

ekoISLAM

Dinul Islam memiliki prinsip ajaran yang indah lagi harmoni. Yaitu, rahmatal lil alamin. Yang mana mulai dari gagasan, nilai, ajaran, dan praksis sosial yang ditawarkan kepada setiap umat manusia; utamanya kaum muslimin-mukmin benar-benar dapat dibumikan alias diamalkan oleh segenap umat manusia yang akalnya waras. Di mana al-Islam sebagai ad-din senantiasa mendorong kepada umat manusia, agar selalu menglami Perubahan Perilaku ke arah yang lebih berguna lagi bermanfaat buat sesama. Maka, di dalam ajaran rahmatal lil alamin terdapat prinsip pemberdayaan yang hebat lagi dahsyat. Yang menurut istilah alfaqir disebut Prinsip Trianggulasi. Yakni: Meng-Allah-kan Allah; Me-manusia-kan manusia; dan Meng-alam-kan alam.
Dalam tulisan ini alfaqir hendak memfokuskan pada masalah “ekoISLAM”. Di mana dinul Islam juga dengan Teologi Islam mengajarkan Teologi Lingkungan yang paling lengkap menurut alfaqir. Itu yang alfaqir katakan sebagai “ekoISLAM: Ramah Lingkungan Dengan Meng-alam-kan Alam.” Dengan kata lain, dinul Islam disamping mendorong terjadinya Revolusi Ruhani, juga mendorong terjadinya Revolusi Hijau. Terbukti banyak ayat al-qur`an dan teks al-hadis yang mengajarkan, atau memberikan landasan hukum dan dorongan moral, agar kaum muslimin-mukmin benar-benar selalu berada dalam “thawaf hijau”. Di mana seorang muslim-mukmin ditakdirkan hidup, hendaknya selalu melakukan: Pemeliharaan; Penjagaan; dan Penanaman atas tetumbuhan.
Tidak salah jika dikatakan, kalau lingkungan rusak berarti ada korelasi positif dengan rendahnya iman. Iman yang rendah ditandai dengan “tidak menomor-satukan Allah”. Yang terjadi? Sesorang yang imannya rendah bakal “menghalalkan” segala cara. Termasuk mengekploitasi alam dan lingkungan. Sungguh ironis, bangsa Indonesia yang banyak ulama. Dan, merupakan bangsa muslim terbesar di dunia mengalami masalah di bidang lingkungan.
Akibat menghalalkan segala cara itulah, lalu muncul nafsu serakah pada diri orang yang lemah iman. Jadi, tidak dapat menjadi parameter jika orang pergi haji berkali-kali pasti imannya bagus. Harus dibuktikan, apakah seseorang itu sudah berperilaku dan bersikap mental “meng-alam-kan alam” atau belum?
Tidak ada untungan di haji berkali-kali tetapi masih memalak hutan dan merusak tumbuhan serta lingkungan. Haji mardlud itu; insya Allah. Sekali lagi simbol keimanan dan keislaman seorang muslim-mukmin manakala seseorang itu telah dapat berperilaku ihsan terhadap alam dan lingkungan. Logikanya sangat sederhana. Seseorang yang takut kepada Allah ta’ala. Pasti takut melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt. Merusak alam dan lingkungan sangat dilarang oleh-Nya. Dan, tidak yang membangkang dengan perintah Allah dan rasul-Nya, kecuali orang-orang kafir dan munafik.
Apabila hal itu dikaitkan dengan kenyataan di negeri kita. Mayoritas penduduk Islam. Tetapi, alam dan lingkungan menjadi rusak dan tereksploitasi. Berarti memiliki benang merah dengan terjadinya “kekafiran kultural” dan “kemunafikan struktural”. Dan, yang harus bertanggung jawab adalah para penguasa. Mulai dari tingkat bupati sampai presiden. Tidak saja kaum umara yang harus bertanggung jawab dengan hancurnya alam lingkungan. Namun kaum ulama, cerdik-pandai, ilmuwan, shantri, dan insan kampus juga harus bertanggung jawab.
Apa gunanya jika negeri ini banyak orang berilmunya, tetapi hanya pandai merusak alam lingkungan, atau mungkin mereka tidak pernah sadar terhadap terjadinya perusakan lingkungan, baik secara kultural dan struktural. Betapa sangat mengerikan jika banyak spesies hewan dan tumbuhan sudah mulai banyak yang hilang dan langka.
“Menghijaukan Indonesia” tidak dapat ditunda-tunda lagi. Mulai saat ini harus segera digerakkan. Di mana ada bumi Indonesia mari segera ditanami. Itulah sebabnya, Ma’had TeeBee Indonesia menetapkan Program Pesona Hijau Negeri Kita pada tanggal 7 Maret 2010. Yang diawali penanamannya di Laboratorium Dakwah Ma’had TeeBee. Yaitu, di bukit-bukti sekitar Dusun Nganget, Desa Kedungjambe, Kec.Singgahan, Kab.Tuban, Jawa Timur. Murni alfaqir menggerakkan segenap komponen masyarakat untuk segera sadar, bahwa menanam satu pohon setiap saat bagian dari implementasi rahmatal lil alamin yang paling nyata. Telah menjadi kenyataan, satu pohon yang ditanam lalu hidup, maka telah menyumbang kepada kehidupan umat manusia di dunia ini. Coba renungkan, tidakkah dunia ini bulat? Maka, menanam di bumi manapun sangat bermanfaat buat kehidupan umat manusia se-dunia.
“Revolusi Hijau” harus segara dimulai dari diri sendiri. Lalu, dari dalam keluarga kita masing-masing. Kamudian, berkembang mengajak siapa saja yang berada dalam menejemen hidup kita. Betapa lebih hebat lagi, dan itu insya Allah, bagian dari jihad setiap manusia. Apabila sekali senggama suami-isteri setelah 7 jam diikuti dengan menanam satu pohon (utamanya, tanaman keras).
Pernahkah berpikir, jika alam dan lingkungan ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan diri kita. Jika jawabanya, manusia memiliki hubungan sangat erat dengan alam dan lingkungan. Mengapa seseorang acap kali melalaikan hubungan itu. Bisa dibanyangkan jika manusia sudah tidak lagi akur dengan alam dan lingkungannya. Akibat yang nyata adalah manusia itu pasti tidak sehat. Seseorang yang sudah tidak lagi mau menyapa alam dan lingkungan, sama halnya telah menelantarkan hak-hak alam dan lingkungan.
Seorang mukmin tidak boleh menelantarkan hak-hak atas alam dan lingkungan hidupnya. Sungguh itu perbuatan yang sangat aniaya. Memang manusia butuh hidup. Tetapi, dikehidupan umat manusia tidak boleh serakah. Di jaman modern ini keserakahan itu dikemas dengan istilah-istilah yang seoalah cerdas. Padahal sebenarnya terdapat pembusukan di dalamnya. Yakni: kapitalisme, neo-liberalisme, sosialisme, dan masih banyak isme-isme yang lain. Yang notabene-nya sangat menjijikkan. Di sisi lain, Allah ta’ala telah menawarkan tata kehidupan dan Cara Berpikir yang paling bersih, sehat, dan tidak menyakiti siapa pun. Sayang masih ditolak oleh para manusia yang lebih enjoy dengan hawa nafsunya. [ ]

0 komentar:

Posting Komentar