Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

Penghambaan & Hak Ketuhanan

“Permohonanmu (kepada Allah) bukanlah penyebab pemberian dari-Nya, betapa rendah pemahamanmu. Seharusnya permohonanmu hanyalah untuk menampakkan kehambaan ('ubudiah) dan memenuhi hak-hak ketuhanan (rububiah).”

(Syarah al-Hikam II/9, baris ke-2)

Seorang mukmin harus meningkatkan pemahaman bahwa permohonan yang dipanjatkan, dan amal shaleh yang dikerjakan tujuan utamanya bukanlah kucuran pemberian Allah swt kepada dirinya. Tetapi lebih dari itu adalah bagian dari keharusan mendudukkan diri pada kedudukan yang sebenarnya yakni seorang hamba yang faqir, hina, dla'if dan tentu saja sangat membutuhkanNYA, sekaligus menjunjung tinggi kedudukanNYA sebagai Tuhan Yang Maha-sempurna. Jika seorang mukmin telah memahami ini tentu ia akan terus-menerus  memanjatkan permohonan dan tidak pernah pupus harapan, walaupun telah memperoleh segala yang diinginkan dan dicita-citakan. Baginya tidak ada perbedaan antara diberi atau tidak diberi, ia terus dan tetap memanjatkan doa dan permohonan, karena seorang hamba memang seharusnya senantiasa membutuhkan Tuhan.
Yang sering terjadi adalah orang baru berdoa manakala ia merasa membutuhkan atau menginginkan sesuatu yang ia merasa tidak mampu untuk mewujudkannya. Selama masih merasa mampu ia tidak akan –atau minimal ogah-ogahan- memanjatkan doa. Ini adalah bentuk arogansi seorang hamba; pertama, ia merasa bahwa terdapat waktu dan suasana tertentu yang ia tidak membutuhkan Tuhan, dan kedua, Tuhan dijadikan kebutuhan yang tidak pokok atau dijadikannya suruhan, disuruh-suruh jika ia membutuhkanNYA. Demikian juga sering terjadi, orang yang berdoa hanya karena ingin terkabulkan keinginan dan cita-citanya. Jika sudah terkabulkan, ia tidak lagi ingin berdoa. Maka doa orang ini bukan karena menghambakan diri dan men-Tuhan-kan Allah melainkan semata, karena syahwat dan keinginan belaka.
Maka, jika ingin menjelma sebagai seorang mukmin-muslim yang  ingin hanya merasa butuh kepada Allah kapan pun, di mana pun dan dalam situasi bagaimana pun sudah seyogyanya memahami, bahwa doa (dan amal shaleh yang lain) bukanlah sekedar untuk memenuhi hasrat semata melainkan bentuk penghambaan sekaligus pemenuhan hak ketuhanan Allah swt. Wa-llahu a'lam

0 komentar:

Posting Komentar