Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

Pengamalan: Wujud Nyata Kemauan dan Kemampuan

Pengamalan itu kemauan dan kemampuan seseorang yang melebur dalam tindakan nyata di kehidupan sehari-hari, guna memiliki hidup berkah. Berkah itu kebagusan yang senaniasa bertambah. Sukses tidak selalu membawa berkah. Manusia yang berkah dalam hidup. Dia itu orang sukses. Disebut orang sukses karena yang dialami dalam kehidupan dijadikan Pembelajaran Sifat. Lalu, diikuti Perubahan Perilaku. Kunci menjadi orang sukses yang berkah. Yaitu, kemauan dan kemampuan diwujud-nyatakan dalam pengamalan yang sebenarnya [implementing the willingness and ability of someone who immerse themselves in concrete actions in daily life, in order to have the blessings of life. Blessing was the ever-increasing splendor. Success is not always a blessing. Humans are a blessing in life. He was successful. Called for an experienced successful people in life become Character Learning. Then, followed by Behavior Transformation. The key to successful people are a blessing. That is the willingness and ability to be realized in practice the actual state].

Omda Miftahulluthfi Muhammad bin Zainuddin bin Ali Basyah

Pengamalan. Yang istilah alfaqir adalah “laku amal”. Harus dimiliki semua orang baligh, berakal sehat, dan beriman lagi berkeyakinan denganNYA. Betapa rugi orang yang tidak pernah mengamalkan ilmu yang dimiliki. Betapa rugi orang yang berkeyakinan namun tak pernah mengamalkan keyakinan yang secara bulat telah diyakini. Seperti lilin. Ia menerangi sekitar, tetapi membakar tubuhnya sampai habis. Apakah pengamalan seseorang dalam hidup guna menuju azzam yang hendak diraih. Haruskah membakar tubuh hingga habis?
Kemauan menjadi salah satu dari dua faktor penting di kehidupan orang-orang yang sementara ini sukses dunia dan akhirat. Tanpa memiliki kemauan yang kuat. Seseorang pasti gampang menyerah dan berputus-asa. Terdapatnya kemauan yang kuat dari dalam diri, utamanya atas dasar kesadaran pribadi, bakal mampu melahirkan banyak hal yang bermanfaat dalam hidupnya.
Kemampuan merupakan wujud nyata yang dimiliki setiap manusia. Sehingga manusia secara alami dapat berkembang. Sedikit manusia yang menyadari bahwa kemampuan yang dimiliki dapat menjadikan apa saja dalam hidupnya. Padahal apa pun yang dialami setiap manusia adalah Pembelajaran Sifat dari Tuhan yang dimediatorkan kepada alam. Maka, manusia yang menyatu dengan alam niscaya memiliki kemampuan hidup yang jauh lebih baik. Dibandingkan orang-orang yang hidupnya tidak ramah dengan alam lingkungan.

Jangan Menunda Amal
Tuhan tidak menyukai apabila ada manusia yang suka menunda-nunda amal. Orang yang suka menunda amal berarti tidak menghargai waktu yang dianugerahkan Tuhan padanya. Waktu adalah anugerah Tuhan yang berupa peluang sekaligus kesempatan untuk melakukan Perubahan Perilaku. Perubahan guna menjadi hidup lebih berkah. Hidup sukses yang berkah, baik di dunia maupun di akhirat.
Karenanya, orang yang beriman harus selalu membulatkan tekad, baik tekad teguh maupun tekad disiplin, untuk menjadi orang yang bermanfaat. Inilah yang membedakan, antara orang yang beramal dengan sekadar amal dengan orang beramal yang memiliki keahlian. Itu pula sebabnya, apabila seseorang sudah membulatkan tekad untuk berubah pantang surut mundur. Sebaliknya, apa-apa yang dilakukan semakin ditingkatkan lalu dengan totalitas diserahkan dalam pangkuan takdirNYA. Dia percaya bahwa Tuhan yang memiliki segala ketetapan.

Mengapa Takut?
Tinggalkan ketakutan yang tidak beralasan. Rasa takut yang menjadikan rendah diri, gagal, tidak berkembang, dan selalu dihantui pemikiran negatif harus ditinggalkan. Sebab rasa takutnya tersebut bakal mendominasi Cara Berpikir, sikap mental, dan perilaku yang memasung kreatifitas. Sehingga rasa takut yang demikian itu pasti menjadikan orang yang bersangkutan tidak maju, tidak berkembang, dan tidak bakal menjadi sesuatu yang lebih baik. Alias hidupnya tidak berkah. Inilah hidup yang mengalami kegagalan.
Takut gagal. Sepandai apa pun. Bahkan, secerdas apa pun seseorang itu. Apabila hidupnya senantiasa dihantui rasa gagal. Pasti dia mengalami kegagalan. Bahkan, selalu dirundung kegagalan. Belum mengamalkan amal perbuatan. Sudah takut gagal duluan. Maka, dia pasti menerima kegagalan tersebut. Yang ada dalam pikirannya hanya “kalau-kalau gagal”. Akibanya, ya gagal beneran. Belajar Sifat pada orang-orang yang “berhasil” (“sukses”). Mereka mampu mendesain kegagalan menjadi peluang untuk “berhasil”. Kegagalan itu baginya bagian terpenting dari sebuah kesuksesan. Hanya orang yang pernah gagal yang dapat merasakan “keberhasilan” (“kesuksesan”).
Munculnya rasa takut gagal pada diri seseorang yang sangat berlebihan. Hal itu berpengaruh pada perilaku dan sikap mental negatif yang lain, seperti: takut ditolak, takut tidak diterima, takut dihina, takut tidak lulus, dan takut beresiko. Semua rasa takut tersebut dapat menjadi kontrol yang bagus, apabila tidak berlebihan dan disertai kemauan dan kemampuan yang bagus. Hukum sebab akibat berbunyi, “Positif lahir karena ada negatif. Apabila dikompromikan dengan seimbang antara positif-negatif bakal menghasilkan sesuatu yang positif.”
                         
Kerja Keras
Kerja keras itu sangat bagus. Tetapi tidak boleh melupakan hak dan kewajiban. Baik terhadap diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Sebab, tidak berjalannya antara hak dan kewajiban sebuah pertanda bakal terjadi dis-harmoni. Apabila seseorang dalam hidup mengalami dis-harmoni niscaya banyak mengalami kegagalan.
Itulah sebabnya, tidak selalu orang yang suka bekerja keras pasti “berhasil” (“sukses”). Yang harus dipahami. Keberhasilan dan kesuksesan lebih disebabkan lahir dari keterlibatkan alam. Alam yang disediakan Tuhan bakal memberikan support pada setiap orang yang berbuat ramah dan mampu “dialog” dengannya. Energi alam sangat besar. Dan, energi alam selalu dapat sinergi dengan energi manusia. Karenanya, apabila manusia tidak mampu menyedot energi alam ke dalam dirinya. Dia tidak mendapatkan daya dukung yang cukup hebat dari alam. Ini pertanda pula bahwa orang itu tidak cukup “dialog” dengan Tuhan. Sebab, jika manusia mampu dan mau dialog dengan Tuhan, niscaya dia hidupnya selaras dengan alam. Inilah kesuksesan hidup yang berkah.

Renungan
·        Benarkah Anda sudah berubah? Yang berarti pula Anda sudah melakukan pengamalan nyata? Tanyakan pada diri Anda. Sudahkan selama lima tahun terakhir pertemanan Anda berubah lebih berkah? Sudah banyak koleksi buku Anda yang telah dibaca selama setahun terakhir?
·        Amal baik jangan diingat-ingat. Amal buruk harus banyak dingat. Tujuannya, agar banyak melakukan amal yang baik.
·        Apakah Anda lebih banyak mengikuti suara hati? Atau, Anda lebih sering mengiktui suasa hati? Beramal mengiktui suara hati laksana sebatang pohon yang akarnya kuat menghujam ke bumi dan batangnya tegak berdiri menjulang ke langit. Beramal mengikuti suasana hati laksana sampan berada di tengah-tengah samudera. Terombang-ambing oleh ganasnya gelombang dan kuatnya terpaan angin.
·        Cerdas saja tidak cukup. Ijasah saja tidak cukup. Sejatinya hidup yang dibutuhkan adalah kuatnya kemauan dan memiliki kemampuan bertahan hidup.
Manusia yang tidak menghadirkan atau melibatkan Tuhan dalam hidup. Pasti hidupnya tidak berkah. Sedangkan amal perbuatan yang diamalkan semakin menjauh dariNYA.

0 komentar:

Posting Komentar