Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

Keajegan: Merubah Impian Menjadi Kenyataan

Banyak harta tidak menjamin sukses. Pandai saja juga tidak menjamin orang sukses. Hebat saja juga tidak cukup untuk menjadikan seseorang sukses. Orang gagal bukan karena dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi orang sukses. Akan tetapi kegagalan seseorang disebabkan dia tidak ajeg di dalam menekuni jalan kesuksesannya. [many of the property does not guarantee success. Clever people alone does not guarantee success. Superb is not enough to make someone successful. People fail not because he was not qualified to be a successful person. But the failure of a person because he was not steady on the road to his success]
_____Omda Miftahulluthfi Muhammad bin Zain bin Ali al-Ya`quby al-Mutawakkily



Perhatikan air yang menetes pada dinding-dinding goa. Air itu merubah struktur dinding goa. Padahal tetesan air itu sangat lembut. Pelan. Lambat. Namun yang patut dicatat. Air itu terus berubah dan bergerak. Sehingga mampu mempengaruhi keadaan sekitarnya. Sekalipun batu. Pasti berubah sebab tetesan air yang terus-menerus. Ajeg.
Dapat dijadikan Pembelajaran Sifat. Ada seorang hamba Tuhan. Dulunya bebal. Bodoh. Tidak paham tujuan hidup. Sama sekali tidak mengerti untuk apa menuntut ilmu. Setelah dia belajar tetesan demi tetesan air yang berada di dalam goa. Dia menjadi dirinya sendiri. Dia menjadi paham dengan tetesan air yang dia amati. Mengapa batu menjadi berlubang? Mengapa batu menjadi berubah? Mengapa alam sekitar menjadi terpengaruh? Dia menemukan jawabannya. Jawaban yang saat itu mampu merubah dirinya. Dia tidak lagi bodoh. Tidak lagi bebal. Dia menjadi paham dengan kehidupan. Dia menjadi paham untuk apa seseorang perlu menuntut ilmu.
Hingga akhirnya. Hamba Tuhan yang beruntung itu menjadi orang besar di dunia ini. Dia adalah Ibnu Hajar al-Asqalani r.hu. Sampai-sampai wujud syukurnya kepada Tuhan YME. Ia lekatkan pada julukan namanya, “Putra Batu” (Ibnu Hajar).
Dari batu yang berlubang. Dari tetesan air yang terdapat di dalam goa. Ibnu Hajar belajar. Dia merenung. Dia pahamkan hatinya. Dia pahamkan akalnya. Dia pahamkan pikirannya. Dengan bimbingan Tuhan. Dia menemukan jawabannya. Bahwa, kunci perubahan dalam hidup agar menjadi apa saja harus “ajeg”. Bahkan, impian pun dapat menjadi kenyataan asalkan seseorang itu “ajeg”. Niscaya apa-apa yang menjadi mindSET bakal direalitaskan olehNYA.
Di banyak kesempatan, Tuhan YME menyampaikan kalam, “Tuhan mengajarkan kepada manusia yang tidak diketahuinya” (Qs.96: 5). “Tuhan mengabulkan apa-apa yang menjadi maksud baik hambaNYA” (Qs.65: 3). “Tuhan tergantung praduga para hambaNYA” (Hadis Qudsi).

Jangan Bosan
Seseorang yang memiliki kebiasaan cepat bosan. Atau, mudah bosan. Dia tidak akan pernah mendapatkan keberhasilan. Apalagi kesuksesan. Tidak akan pernah. Sebab, berhasil dan sukses tidak datang tiba-tiba. Tidak kun fakun. Kun fayakun adalah milikNYA. Wilayah manusia adalah proses. Proses untuk menjadi. Yang di dalam proses tersebut sangat terkait dengan sunnatullah. Apa pun tidak akan pernah berhasil dan sukses bagi yang menyalahi sunnatullah. Adapun salah satu proses seorang manusia untuk “menjadi”, adalah dengan keajegannya.
Apabila Anda termasuk orang yang mudah bosan. Mulai saat ini. Setelah membaca tulisan ini. Lawan sifat bosan Anda. Katakan pada alam bawah sadar Anda. “Diriku tidak mudah bosan”. “Saya harus dapat menjadi hamba Tuhan yang ajeg dalam amal laku”.
Memang tidak mudah melawan sifat mudah bosan. Namun bagaimana pun berat dan sulitnya. Sifat mudah bosan harus dilawan. Harus segera dihilangkan dari dalam diri Anda. Ganti dengan cepat sifat mudah bosan yang Anda miliki dengan kemauan dan kemampuan untuk ajeg.
Sifat ajeg. Siapa pun dapat melakukan. Tidak harus sarjana. Tidak harus shantri. Setiap orang pasti punya sifat ajeg tersebut. Sayang lingkungan pendidikan dalam keluarga. Sehingga kekuatan untuk sukses dan berhasil yang namanya ajeg itu menjadi lemah. Boleh jadi. Menjadi hilang sama sekali.
Padahal secara teologis. Tuhan YME sangat mencintai hambaNYA yang memiliki laku amal ajeg meski sedikit dari segi kuantitas. Artinya, Tuhan sangat menyukai apabila seorang manusia memiliki kualitas laku amal. Adapun kualitas laku amal hanya dapat diraih jika seorang hamba itu ajeg dalam menunaikan laku amalnya.

Jaga Kebugaran
Menjaga jebugaran tubuh sangat penting. Tubuh sehat itu penting. Akan tetapi tubuh yang bugar jauh lebih penting. Sehat belum tentu bugar. Namun tubuh yang bugar niscaya sehat. Di dalam tubuh yang bugar. Berarti pula secara fisik dan psikis sehat.
Dengan kebugaran rasa bosan dapat diminimalkan. Orang yang sakit-sakitan mudah sekali memiliki sifat mudah bosan. Orang capek mudah sekali bosan.
Karenanya, untuk mendapatkan sifat dan sikap ajeg. Anda harus sehat dan tidak boleh capek. Dengan kata lain, hindari segenap hal yang dapat menjadikan mudah sakit dan mudah capek.
Maka, menejemen memelihara kesehatan diri sangat penting untuk segera Anda kuasai. Pola pikir, pola hidup, makan, minum, istirahat, dan oleh raga; harus benar-benar Anda lakukan secara seimbang.
Apalah arti harta kekayaan yang menumpuk, jika hidup Anda sakit-sakitan? Apa artinya uang Anda yang menggunung, jikalau tubuh Anda digerogoti penyakit?
Sifat bosan. Lambat laun dapat merusak hubungan harmonis Anda dengan Tuhan. Dengan manusia. Dan, dengan alam lingkungan.
Dekadennya masyarakat modern akibat langsung dari tidak bugarnya masyarakat modern. Masyarakat modern hidup serba suplemen. Semuanya minta cepat. Akibatnya, mereka jatuh pada kehidupan yang memprihatinkan, yaitu hidup serba cepat. Dan, celakanya serba cepat tersebut menjadikan orang yang teracuni kapitalisme, materilaisme, dan neo-liberalisme menghalalkan segala cara. Apa jadinya? Tidak lagi memperhatikan faktor kesehatan masyarakat. Sebab, prinsip mereka “yang penting untung”.
Ini yang menjadikan masyarakat modern kehilangan sifat ajeg. Dengan kata lain, kalau sifat ajeg tidak ada, maka tidak dapat dikatakan sebagai sebuah keberhasilan atau kesuksesan dalam hidup seseorang.
Ingat Tuhan tidak menyukai sifat ketergesa-gesaan. Coba pahami. Masyarakat modern selalu minta serba cepat. Yang notabene-nya ya ketergesa-gesaan tersebut. Akibatnya, muncul banyak kepalsuan dalam segala hal.
                         
Beningkan Hati
Hati yang bening itu sangat penting. Supaya dapat melihat segala sesuatu dengan jernih. Seseorang dapat melakukan laku amal ajeg karena hatinya bening. Hati yang tidak terbebani menjadikan hati jernih. Hati yang jernih pangkal keajegan. Mengapa demikian? Sebab, hati yang jernih mampu mengindera dengan apa adanya.
Ini sangat berbeda dengan hati yang terbebani. Hati tidak bakal mampu mengindera dengan baik dan benar. Hati sangat berpotensi dibisik oleh hawa nafsu. Sifatnya merusak. Destruktif. Ini merugikan pemiliknya.
Hati yang terbebani hidupnya lebih banyak pesimisme. Tidak lagi memiliki gairah optimisme. Padahal pikiran seseorang sangat menentukan masa depan seseorang.
Apabila Anda pesimis. Maka, masa depan Anda pasti suram. Sebaliknya, jika Anda memiliki optimime. Niscaya masa depan Anda lebih dapat diharapkan
Banyak orang bergelar sarjana. Tetapi hidupnya dirundung pesimisme. Coba perhatikan di sekeliling Anda. Dia tidak pernah menjadi dirinya sendiri. Seseorang yang tidak pernah menjadi dirinya sendiri. Dia tidak bakal pernah dapat menunaikan laku amal ajeg. Dengan kata lain, dia menjadi orang yang terpinggirkan akibat pikirannya sendiri. Dia terbuang dari masyarakat sebab pikiran-pikirannya sendiri.

Harus Terus Berubah
          Di dunia ini yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri. Artinya, dalam kehidupan dunia akan selalu mengalami perubahan. Perubahan itu pasti terjadi. Selagi dunia ini berputar pada porosnya. Jika dunia saja ajeg berputar pada porosnya. Bagaimana manusia tidak mau berubah? Manusia yang tidak mengikuti ritme keajegan dunia yang terus berubah. Pasti hidupnya berada di persimpangan jalan. Manusia itu akan mengalami kebingungan. Kebimbangan. Kekhawatiran. Dan, kecemasan.
          Itu semua adalah awal dari munculnya penyakit jiwa. Di mana jiwa-jiwa manusia modern mengalami kegersangan nilai (anomali). Maka, umat manusia harus sujud syukur dengan pengajaran Tuhan. Yang memberikan umat manusia tiga pegangan pokok. Yaitu: Keyakinan; Berserah diri; dan Moral.
          Apabila ada pertanyaan. Siapa orang yang mampu terus mengikuti perubahan dunia? Jawabannya, dia adalah manusia yang memiliki: keyakinan, selalu berserah diri pada Tuhan, dan memiliki kekuatan moral yang tangguh. Inilah manusia yang hidupnya dapat ajeg. Berarti dialah orang yang berhasil dan sukses di dalam mengarungi dunia yang fana yang terus berubah-ubah ini.
          Itulah sebabnya, Tuhan YME mewariskan dunia ini hanya kepada orang-orang yang berkeyakinan, senantiasa berserah diri kepadaNYA, dan memiliki ketangguhan moral (Qs.24: 55).
          Dengan kata lain, ajeg untuk berubah. Dikarenakan, perubahan hanya didapatkan dengan keajegan seseorang. Bakan, impian apa pun dapat menjadi kenyataan karena sang pemimpi itu memiliki kemauan dan kemampuan sifat dan perilaku ajeg.
         
Renungan
·        Semua impian dapat menjadi kenyataan. Jika seseorang yang mimpi itu menyertai mimpinya dengan perilaku ajeg.
·        Perubahan terjadi karena laku amal ajeg.
·        Apa pun yang menjadikan Anda mudah bosan. Tinggalkan. Demikian pula yang menjadikan diri Anda mudah capek.
·        Orang gagal karena dia mengiran bahwa dirinya sudah berhasil.
Orang yang ajeg dalam laku amal benar-benar merasakan bahwa dirinya telah dikaruniaiNYA berhasil lagi sukses.

0 komentar:

Posting Komentar