Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

Cak dan Cuk

Sementara orang menganggap “Cak & Cuk” sesuatu yang biasa-biasa saja. Tapi bagi kami. “Cak & Cuk” memiliki dasar pemikiran yang hebat. Sehingga dijadikan landasan perjuangan dan dakwah model PeNUS MTI, baik yang di Surabaya maupun yang di Tuban. Bagi PeNUS MTI “Cak & Cuk” merupakan inspirasi sejarah yang progres. Berporos pada sejarah Bangsa Jawa di periode peradaban dunia. Sebelum peradaban Jews memimpin dunia mulai era Nabi Musa as hingga hari ini. Menjadi semangat yang mendorong terus lahirnya pikiran-pikiran segar yang memberdayakan, khususnya buat para shantri dan jamaah PeNUS MTI di mana saja berada.
Cak” adalah kependekan dari “Cakap-Agama-Komitmen”. Artinya, seorang shantri atau jamaah PeNUS MTI, utamanya shantri mukim PeNUS MTI. Harus benar-benar komitmen dengan agama, akhlak, dan adab. Puncaknya mereka menjadi orang-orang yang cakap. Adapun cakap di dalam PeNUS terukur dengan “Cuk”.
Cuk” kependekan dari “Cerdas-Ulet-Kreatif”. Setiap shantri dan jamaah PeNUS MTI dengan sesadar-sadarnya dimotivasi untuk menjadi dirinya sendiri, yang “cuk” tersebut.
Shantri atau jamaah PeNUS MTI dikatakan alim. Apabila mereka memiliki daya komitmen terhadap: agama-akhlak-adab Islam. Sehingga lahir kecakapan-kecakapan yang memberdayakan mereka. Guna menjadikan mereka pribadi-pribadi yang bermanfaat buat: Allah-rasulNYA-orang tuanya, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Semua itu diwujud-nyatakan dengan kehidupan yang mandiri setelah terjun di masyarakat. Menjadi apa saja silahkan. Yang penting semua didasarkan pada aspek keilmuan yang mapan. Yang menjadikan diri mereka mandiri lagi berdaya. Pokoknya harus benar-benar “cuk.
Semua pegangan shantri dan jamaah sudah Omda tulis dalam buku-buku yang diterbitkan oleh DiS MTI. Seperti: Become Winner; Focus Power; Big Shot; Step by Step; Dakwah Kita; dan masih banyak yang lain. Di samping terdapat rujukan-rujukan tambahan, semisal: al-Adzkar; Riadlush Shalihin; Bulughul Maram; Umdatul Ahkam; Matjarur Rabih; Mukhtarul Ahadis; dan Hikam.
Semua itu diharapkan dengan menguasai yang normatif. Terdorong untuk mengamalkan yang empiris. Sehingga seorang shantri atau jamaah menjadi lebih berdaya. Shantri dan jamaah bakal mengalami dan merasakan quantumBELIEVING.
Antara teori dan praktek benar-benar menyatu dalam sebuah sikap mental dan perilaku yang indah yang dimiliki oleh setiap shantri dan jamaah. Sehingga pesan langit yang bersifat: legal, normatif, dan nilai mampu diamalkan dalam bentuk perilaku nyata. Yang kemudian melahirkan sikap mental: kultural, tradisonal, emosional, intelektual, dan intuisional. Maka, sebuah peradaban umat manusia terbangun secara mandiri.
Dengan paradigma “Cak & Cuk”. PeNUS MTI menjadikan era globalisasi sebuah peluangbagi pengembangan dan pemberdayaan: ilmu-leadership-enterprenuership-dakwah-tarbiah-jihad. Semua tetap berpijak pada semangat: Pancasila-UUD 1945 (sebelum diamandemen)-NKRI-Bhinneka Tunggal Ika. Dengan wawasan Nusantara tersebut PeNUS MTI satu kaki berpijak ke-Indonesia-an. Adapun kaki yang lain melangkah menuju kesejagatan.
Lahirnya rasa cinta kepada bumi pertiwi. Dikarenakan rasa syukur yang mendalam kepadaNYA. Di mana ditakdirkan menjadi orang Indonesia. Nasional dalam konteks yang demikian tidak bakal melahirkan sikap mental dan perilaku yang membabi-buta dalam jebakan chauvinisme. Sebaliknya, justru menjadi potensi yang hebat guna melahirkan jejaring Persaudaraan Tanpa Tepi keluarga mukmin sejagat. Dengan mengacu pada nilai luhur “Bersama Boleh Beda”. Jauh dari doktrin yang menghendaki keseragaman bersama.
Itulah sebabnya, PeNUS MTI senantiasa mendorong kepada segenap shantri dan jamaah, agar segera menjadi dirinya sendiri. Hanya dengan memahami dan menjadi diri sendiri seorang hamba dengan quantum memiliki energi: hablum minallāh-hablum mannās-hablum manal-‘alam. Yang refleksinya diejawantahkan ke dalam perilaku: Teologis-Humanis-Ekologis. Maka, didasarkan dengan: Iman-Islam-Ihsan. Lahirlah sosok Manusia Mulia (Human Elyon) di segenap persada Nusantara [ ]




0 komentar:

Posting Komentar