Syaikhusy
Syuyukh PeNUS MTI al-Ibadah al-Islami K.R.A.Y. Omda Sidi Miftahul Luthfi
Muhammad al-Mutawakkil menganjurkan segenap shantri, murid, dan jama’ah serta
kolega beliau untuk membiasakan qunut nazilah utamanya pada shalat-shalat jahr.
Yaitu, shalat yang disuarakan seperti pada shalat: maghrib, isya`, dan subuh.
“Inilah era di mana umat manusia harus
segera kembali merapatkan hati dan kehidupannya kepada Allah ta’ala. Siapapun
tidak dapat mengadu atau curhat kepada yang lain. Sebab, yang mampu memberikan
jalan keluar dari problem kehidupan umat manusia hanya Allah sendiri yang telah
menciptakan mereka,” demikian nasehat Syaikhuna di suatu kesempatan pada Kajian
Tafsir al-Lathîf setiap malam Rabu di ruang astana PeNUS MTI.
Ditambahkan, “Manusia tetaplah manusia.
Manusia hidup dengan segenap keterbatasan yang dimiliki. Utamanya akal manusia.
Jadi jangan sekali-kali manusia itu membanggakan akal mereka. Hanya orang bodoh
yang membanggakan akal mereka. Orang cerdas senantiasa memadukan secara
harmonis antara: akal, hati, ilmu, dan wahyu. Sehingga orang yang cerdas selalu
hidup dengan keseimbangan yang adil. Orang cerdas memiliki harmonisasi hubungan
dengan Allah, sesama umat manusia, dan alam lingkungan.”
Memang jika mau belajar dengan setiap
terjadinya bencana alam, sebenarnya alam itu tidak dapat memberikan bencana
kepada umat manusia jika tidak manusia itu sendiri yang menyebabkan alam
menimbulkan bencana.
Apabila manusia mau menggunakan menejemen
syukur --pinjam istilah Syaikhuna-- justru umat manusia harus berterima kasih
dengan terjadinya: banjir, puting beliung, gempa bumi, dan yang lain. Semua itu
sangat dibutuhkan oleh alam dan umat manusia.
Seperti halnya umat manusia, alam juga
dikaruniakan kemampuan untuk membersihkan dan memperbaiki diri sendiri.
Sebut saja Sungai Ciliwung. Ia memperbaiki
dirinya dengan cara banjir bandang, apabila tidak terjadi banjir bandang siapa
yang mampu membersihkan sungai terkumuh di Indonesia tersebut, terus
menghabiskan dana berapa triliun untuk membersihakan dan menatanya.
Dengan banjir beberapa saat semua kotoran
secara otomatis tergelontor sampai ke laut lepas.
Pasca banjir sungai menjadi bersih dan
pasti akan dikotori lagi oleh orang-orang yang berhati hewan. Mengapa saya
katakan berhati hewan sebab jika mereka manusia pasti hati nuraninya menyintai
lingkungan hidupnya bersih.
Syaikhuna pernah mengatakan, “Hanya orang
yang hatinya sakit yang membuang sampah di sembarang tempat. Perlu
dipertanyakan kemusliman orang tersebut. Karena seorang muslim pasti CC dengan pitutur
“Kebersihan itu sebagian daripada iman”.
Saatnya segenap shantri, murid, dan
jama’ah PeNUS MTI melaksanakan anjuran Syaikhuna untuk berqunut nazilah.
Terutama mereka yang menjadi takmir masjid, takmir mushalla, pengasuh pengajian,
dan para imam di lingkungan mereka masing-masing.
Bagi yang belum dapat atau memiliki teks doa
qunut nazilah dapat berhubungan langsung dengan Ca’ Zainal Abidin Arsalan
shantri mukimer PeNUS MTI Grha 8.
Di negeri ini sudah tidak ada lagi yang
dapat diharapkan maka berharaplah secara mutlak hanya kepada Allah swt. Negeri
ini telah berubah menjadi negara yang “salah kelola” --meminjam istilah
Syaikhuna—maka hanya dengan kembali kepada Allah ta’ala bangsa Indonesia dapat
menjadi bangsa dan negara seperti yang diamanahkan oleh Pembukaan UUD 1945 [ ]
·
Abdulhadi bin
Abdulqadir Arsalan, shantri mukimer PeNUS MTI al-Ibadah al-Islami –Sedang
mempersiapkan buku pertamanya Aurad Manhaj Subhiah. .
babyliss nano titanium flat iron - Titanium Arts
BalasHapusThis unique iron pattern titanium 4000 is designed for ford fiesta titanium both women and titanium automatic watch men and combines ford edge titanium 2019 the high quality elements of a traditional tabletop tabletop with a premium $42.00 citizen super titanium armor · In stock