Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

LIDAH, BERZIKIRLAH

*Sajak D. Zawawi Imron





YA, Allah! Engkau yang mengajar aku dengan kata-kata
maka aku pun bicara
Engkau beri aku lidah, lalu kusebut nama-Mu
Tapi aneh diriku ini
Kusebut Engkau dengan lidahku
tapi dalam hati tak kuingat Engkau
Aku bersujud menyebut-Mu
yang terbayang pada anganku kemewahan dunia
Aku zikir menyapa-Mu
yang kubayangkan senyuman setan

Lidah, lidah! Lidah milikku, lidah sayangku,
Tugasmu memang bicara
tapi mengapa engkau berdusta
Mataku melihat daun, kau menyebutnya akar
Mataku melihat gunung, kau bilang itu laut
Mataku melihat racun, kau yang menyebutnya obat
Mataku melihat maling, kau yang bilang guru
Mataku melihat bangkai, kau yang mengatakan halal
Mataku melihat mayat, kau yang meyakinkan tidur
Kenapa bohong jadi silatmu
Mengapa setan jadi imammu?

Lidah, lidahku!
Di sela-sela alunan ayat kau memilih sesat
Gerak gerikmu jadi sejalin dengan hawa nafsu
Sedang kejujuran kau pasung dalam lingkaran

Mengapa, mengapa, mengapa engkau tidak lari
mencari fitrah, menemukan hati nurani?
Dalam fitrah kau mudah bertemu Allah
Dalam nurani kau temukan lembutnya Kasih Ilahi

Lidah, lidahku!
Selama ini, kau ngomong indahnya fitrah
tapi yang kau tabur fitnah

Lidah! Cepatlah bertobat kepada Allah
Sebutlah asma Allah sampai gempa, sampai gempar
di dalam hati
agar hati jadi sumber, jadi bengawan
jadi lautan yang bergelora
dalam zikir
Allah Allah Allah

Alam semesta ini berasal dari tak ada
Hanya Allah yang memang ada
yang selalu ada, dan tak pernah tidak ada
Lailaaha illallah
Alam semesta ini ada
karena Allah yang membuatnya ada
Lailaaha illallah

Lidah! Sucikan nama Allah! Subhanallah
Ingatlah lidah! Jangan kau jadi pisau
yang melukai hati saudaramu dan hati bangsamu! Astaghfirullah
Berhentilah berdusta! Astaghfirullah
Berhentilah mengadu domba! Astaghfirullah
Lidah! Berzikirlah! Allah Allah Allah
Terus zikir, zikir, zikir, Allah Allah Allah
sampai dendam kesumat, iri, dengki, sombong, takabbur,
yang telah jadi karat di dalam hati
terusir, lebur dan pergi .......
Astaghfirullah
Astaghfirullah
Astaghfirullah

Lidah, sayangku
Bersujudlah engkau
Kepada
Allah! 


D. Zawawi Imron, lahir di Batang-Batang, Sumenep, Madura, 1946. Buku puisinya (1) Semerbak Mayang (1977), (2) Madura, Akulah Lautmu (1978), (3) Bulan Tertusuk Lalang (1982), (4) Nenekmoyangku Airmata (1985), (5) Celurit Emas (1986), (6) Derap-derap Tasbih (1993), (7) Berlayar di Pamor Badik (1994), (8) Laut-Mu Tak Habis Gelombang (1996), (9) Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996), (10) Madura, Akulah Darahmu (1999), (11) Kujilat Manis Empedu (2003), (12) Cinta Ladang Sajadah (2003), (13) Refrein di Sudut Dam (2003), (14) Kelenjar Laut (2007). Dari khalayak pembaca luas, D. Zawawi Imron  mendapat gelar “Penyair Celurit Emas”, dan tetap tinggal di desa kelahirannya, di Batang-Batang, sebuah desa ujung timur pulau Madura.


1 komentar: