Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

Kerja Cerdas


×ptƒ#uäur ãNçl°; ÞÚöF{$# èptGøyJø9$# $yg»uZ÷uômr& $oYô_{÷zr&ur $pk÷]ÏB ${7ym çm÷YÏJsù tbqè=à2ù'tƒ ÇÌÌÈ   $oYù=yèy_ur $ygŠÏù ;M»¨Zy_ `ÏiB 9@ŠÏƒ¯U 5=»oYôãr&ur $tRö¤fsùur $pkŽÏù z`ÏB Èbqããèø9$# ÇÌÍÈ   (#qè=à2ù'uÏ9 `ÏB ¾Ín̍yJrO $tBur çm÷Gn=ÏJtã öNÍgƒÏ÷ƒr& ( Ÿxsùr& tbrãà6ô±o ÇÌÎÈ  
“Dan, suatu tanda [ke-Mahakuasaan Allah] bagi mereka, adalah bumi yang mati. KAMI hidupkan bumi itu. Kemudian, KAMI keluarkan dari bumi itu biji-bijian. Maka, dari hasil bumi itu mereka makan.33 Lalu, KAMI jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur. Juga, KAMI pancarkan pada bumi itu beberapa mata air,34 supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka, mengapakah mereka tidak bersyukur?35” (Qs.Yasin [36]: 33-35).

Bumi merupakan media kebangkitan umat manusia untuk menggapai ridlaNYA. Maka, manusia yang tidak dapat menjaga amanah Tuhan YME yang berupa bumi dengan segala kelengkapannya, ia pasti kelak dimintai pertanggung-jawaban olehNYA.
                Kuncinya, “Kerja Cerdas”. Kerja yang menjadikan masyarakat dan umat manusia menjadi: Sehat; Sejahtera; dan Bahagia (SSB). Kerja yang menjadikan mereka yang bekerja hidupnya semakin SSB.
                Keberadaan bumi tidak untuk individual an sich. Tetapi, bumi harus dipergunakan di dalam pertemanan tanpa tepi dengan bingkai kebersamaan (ma’iah) dan ke-kita-aan (nahniah). Sehingga bumi benar-benar menjadi jalan pencapaian rahmatal lil alamin. Yakni, segenap penduduk bumi CC dengan “Rahmah Kemanusian & Ramah Lingkungan”.
                “Kerja Cerdas” membutuhkan semangat “ma’iah & nahniah” sekaligus, karena bumi ini adalah bumi kita bukan bumi milik sekelompok ras tertentu. Siapapun tidak dapat mengklaim bahwa mereka yang paling berhak atas bumi. Setiap manusia dari kehidupan umat manusia justru harus terikat dan mengikat kuat dengan Pertemanan Tanpa Tepi (PTT) yang terbingkai ke dalam koridor semangat hidup rahmatal lil alamin.
                Setiap orang yang hidup di dunia tidak boleh mengedepankan dan mengembangkan ananiah (egoisme). Ananiah adalah pangkal kerusakan diri sendiri sebab orang yang bersikap ananiah memiliki kecenderungan cinta dunia (hubbud dunya). Apabila seseorang sudah cinta dunia pasti ia serakah karena berhasrat hendak menguasai apa-apa yang dicintai.
                Keserakahan itulah yang menjadikan dunia mengalami krisis di semua lini. Bahkan, kerusakan berada di depan mata apabila para penduduk bumi ini serakah.
                Orang serakah mendahulukan haknya dibandingkan mendahulukan kewajibannya. Padahal hidup di muka bumi ini hendaknya secara seimbang lagi simultan mempraktekkan hak & kewajiban.

Sebatas Keperluan
                Seorang manusia pasti SSB jikalau ia CC dengan keseimbangan hidup meskipun kekayaan alam itu melimpah-ruah namun sebatas keperluan di dalam menggunakan. Manakala berlebih-lebihan di dalam menggunakan SDA pasti tata ekosistem mengalami persoalan serius yang berupa ketidak-seimbangan karena telah terjadi pengrusakan.
                Apabila para pemimpin dan para wakil rakyat di Indonesia ini cerdas, sudah tidak jamannya melakukan ekploitasi dan eksplorasi tambang. Sebab, Tuhan YME sudah menyediakan sumber energi buat kehidupan umat manusia yang jauh lebih murah dan sifatnya berkelanjutan. Sebut saja: sumber energi angin, sumber energi gelombang air laut, sumber energi sinar matahari, sumber energi bio-kompos, dan sumber energi bio-gas.
                Konteks Indonesia, semua sumber energi tersebut sudah tersedia karena memang sudah disediakan oleh Allah ta’ala sejak penciptaan bumi dan alam semesta. Para pendahulu kita sungguh cerdas sehingga tidak mau didekte oleh orang-orang asing yang sebenarnya berlaku culas di dalam menguras kekayaan alam Indonesia.
                Silahkan mereka yang berkuasa dan menjadi wakil rakyat suruh menjawab, apa sebenarnya keuntungan bagi bangsa dan rakyat Indonesia dengan maraknya penambangan di negeri kita. Mereka sangat menyengsarakan warga sekitar yang sebelum ada pertambangan sudah miskin di tambah adanya pertambangan menjadi lebih sengsara.
                Semangat Pembukaan UUD 1945 negara harus mampu memberikan jaminan untuk “Memajukan kesejahteraan umum” Sama sekali bohong besar. Padahal para pendiri bangsa Indonesia modern tersebut meletakkan garis perjuangan tersebut supaya para penguasa dan para wakil rakyat secara serius harus memikirkan nasib rakyat bangsa ini.
                Alfaqir yakin apabila setiap orang Indonesia CC dengan hasil SDA dalam negeri, juga CC dengan produk-produk dalam negeri, di dalam waktu yang sangat singkat Indonesia menjadi bangsa yang mandiri. Hanya dengan semangat kemandirian bangsa Indonesia memiliki harga diri yang telah lama hilang sejak jaman rezim orde baru. Yang mana rezim tersebut mewariskan hutang dan rusaknya alam lingkungan. Ditambah pada orde reformasi mereka memimpin negara dengan sekadar coba-coba. Praktis Indonesia mengalami keterpurukan yang memalukan.
                Negara yang SDA-nya sangat kaya akan tetapi rakyatnya tidak makmur. Mengapa terjadi? Sebab, negara dipegang oleh orang-orang yang tidak amanah di dalam mengelola negara. Akibatnya, Indonesia benar-benar menjadi negara yang “salah kelola”.
                Bukti utama yang sangat mencolok bahwa negara Indonesia ternyata “salah kelola”. Sungguh aneh jika rakyat Indonesia harus makan: buah impor, sayur impor, daging impor, ikan laut impor, lucunya limbah dan barang bekas juga harus impor.
                Di sisi lain, hasil tambang; hasil hutan; dan hasil perkebunan harus diekspor ke negara-negara yang konon disebut maju.
                Sungguh sebuah pemandangan yang ironi. Semua itu terjadi sebab berkali-kali rakyat selalu memilih para pemimpin dan para wakil rakyat yang salah. 2014 nanti di dalam pemilihan umum rakyat harus cerdas di dalam menentukan pilihan supaya negara tidak “salah kelola” lagi.
                Setiap orang Indonesia harus sadar bahwa sangat mahal harga yang harus dikeluarkan hanya untuk “main-main” di dalam membawa negara.
                Setiap orang Indonesia harus malu jika mentalnya hanya menghendaki menjadi orang kaya, sementara tidak memikirkan bagaimana caranya orang lain dapat hidup kaya seperti dirinya.
                Setiap orang Indonesia harus paham benar bahwa banyak dari musuh negara yang tidak menghendaki Indonesia menjadi bangsa mandiri. Mereka tahu jika Indonesia menjadi bangsa dan negara yang mandiri maka mereka tidak dapat lagi mendekte Indonesia guna mengikuti segenap kemauan mereka.
                Alfaqir sangat yakin manakala segenap warga bangsa dan seluruh rakyat Indonesia menggunakan produk-produk dalam negeri, demikian juga hasil pertanian, perikanan, perkebunan, dan kemandirian energi. Maka, negara seperti: Singapura dan Malaysia bakal ambruk duluan.
                Sebuah kenyataan jika negara-negara Asean hidup dan lebih baik perekonomiannya sebab memanfaatkan keteledoran dan kecerobohan para pejabat negara dan para wakil rakyat Indonesia. Misalnya, salah urus hutan, salah urus laut, salah urus tambang, salah urus pertanian, salah urus perkebunan, dan masih banyak yang salah urus lainnya.
                Tidak hanya Asean akan tetapi Eropa dan Barat juga sangat tergantung dengan Indonesia.
                Itulah sebabnya, mulai saat ini bangsa Indonesia harus segera memiliki kemandirian energi, kemandirian pangan, kemandirian air, kemandirian ekonomi, dan kemandirian sains & teknologi.
                Jangan pernah menjual ke negara lain sebelum rakyatnya disejahterakan dan dimakmurkan lebih dahulu. Alfaqir yakin apabila Indonesia sebagai bangsa dan negara mau “uzlah”, pasca “uzlah” akan “Menjadi Diri Sendiri”. seperti yang dilakukan oleh negara-negara yang sekarang memiliki GDP sangat besar. Sebut saja: China, Irlandia, dan Jepang.

Jangan Semua Dipolitikkan
                Eforia politik setelah tumbangnya rezim orde baru sudah saatnya diteruskan dengan pembangunan semesta di bumi Atala Nusantara.
                Para politisi harus lego legowo mau mengawal jalannya roda pembangunan yang menyejahterakan dan memakmurkan segenap rakyat Indonesia. Jangan malah terus asyik-masyuk bermain politik-politikan. Kapan membangun bangsa ini?
                Misalnya, masalah pendidikan dan kesehatan masyarakat biarkan keduanya berjalan sesuai dengan “fitrah” pendidikan dan kesehatan masyarakat. Sebuah fakta di lapangan jika masyarakat itu miskin maka mereka rentan dengan berbagai macam penyakit. Yang penyakit tersebut dikarenakan nalar pikir yang salah di dalam mengonsumsi makanan dan perilaku sehat masyarakat yang tidak tahu.
                Mengapa sampai terjadi? Karena negara tidak pernah memberikan kualitas pendidikan yang melahirkan orang cerdas.
Yang banyak dilahirkan dari lembaga pendidikan adalah para kuli yang terdidik. Bukan para ahli ilmu yang mencintai ilmunya sehingga mereka mencintai bangsanya sebagai perwujudan syukur dengan Tuhan YME.
                Negara juga tidak pernah bersungguh-sungguh di dalam memberikan jaminan kesehatan kepada segenap warga negara. Akibatnya, rakyat Indonesia panen penyakit. Sehingga menggembirakan negara-negara produsen obat dan anti virus. Di sisi lain negara membiarkan rakyatnya menjadi “kelinci” percobaan negara-negara maju.
                Pemandangan yang nyata sekaligus memilukan jikalau orang-orang Indonesia sekarang ini perilakunya sudah mengalami perubahan yang jauh dari nilai-nilai ketimuran.
Kita tidak usah menyalahkan siapapun. Bagaimanapun yang salah tetap para pemimpin dan para wakil rakyat. Sebab, negara tidak dapat memberikan jaminan apapun terhadap seluruh tumpah darah Indonesia.
Sangat mendesak sifatnya yang mana “Kerja Cerdas” harus segera dimiliki oleh segenap warga bangsa. Sehingga anugerah Tuhan YME yang berupa daratan, lautan, sungai, udara, api, hutan, dan tata ekosistem yang berupa Atala Nusantara dapat dikelola sesuai dengan kehendak Tuhan menganugerahkan kepada segenap bangsa Indonesia hingga akhir jaman [ ]

0 komentar:

Posting Komentar