Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

Tamak Sumber Keburukan


مَا بَسَقَتْ أَغْصَانُ دُلٍّ إِلاَّ عَلىَ بِدْرٍ طَمَعٍ
Tidak bertunas dahan-dahan kehinaan, kecuali karena benih-benih ketamakan

Dinul Islam tidak pernah mengajarkan pemeluknya menjadi hina. Tidak satu pun kalamullah dan hadis Nabi saw yang mewartakan mengenai hal itu. Sebaliknya, Allah dan rasulNYA hendak mengangkat manusia dari kehinaan. Pun pula, al-qur`an dan al-hadis memberikan banyak pedoman dan tips yang sangat strategis, agar siapa saja yang mengamalkan dengan benar lagi lurus hidupnya tidak hina.
Guru kita, Syaikh Ibnu Atha`illah asy-Syakandari r.hu, melalui nasehatnya di atas mengingatkan kita. Demikian hal itu pernah diingatkan Allah dan rasulNYA. Supaya kita tidak menjadi manusia yang tamak. Rakus. Merebut hak orang lain. Lalu, diambil begitu saja secara sombong lagi penuh arogan. Orang yang berperilaku seperti itu hidupnya tidak akan merasakan kemuliaan. Justru yang didapatkan adalah kehinaan. Hidup serba terhina.
Tamak. Sungguh penyakit hati yang sangat membahayakan pemiliknya. Orang yang berhati tamak. Pasti memiliki perilaku tamak. Rumah tangganya pasti rusak. Bahkan, negara menjadi rusak karena dipegang dan dijalankan pemerintahan oleh orang-orang yang berhati tamak.
Perhatikan kehidupan di sekeliling Anda. Rusaknya darat, laut, dan udara. Hancurnya pendidikan. Carut-marutnya perpolitikan. Terjadinya monopoli dalam perdagangan. Dan, masih banyak yang lain, yang menjadikan kehidupan masyarakat tidak: Sehat; Sejahtera; dan Bahagia (SSB). Semua itu akibat lahirnya perilaku tamak.
Korupsi merajalela. Disebabkan, ketamakan para koruptor. Akibatnya, bangsa tersebut menjadi hina di mata bangsa-bangsa lain.
Kapitalisme dan materialisme adalah dua benih yang dapat melahirkan seseorang yang meyakininya menjadi tamak. Yang pasti orang yang mengidap penyakit kapitalisme dan materialisme. Seenaknya sendiri dalam mengumpulkan modal dan materi. Hanya berpikir buat diri sendiri. Egoisme. Ananiah. Tidak menghiraukan orang lain.
Celakanya lagi. Sekarang ada penyakit baru, yaitu neo-liberalisme. Bagi orang yang terkena penyakit sadis ini. Dia berpaham, bahwa hidup ini harus selalu beruntung secara materi dan modal semakin menumpuk, sekalipun tidak memiliki modal. Pokoknya maunya untung terus. Cara apapun ditempuhnya. Persis seperti yang dilakukan bangsa Cromagnon dan keturunannya hingga detik ini.
Bagi seorang mukmin muslim. Apabila bibit-bibit tamak terasa mulai ada. Cepat-cepatlah melakukan riadlah. Olah batin. Latihan jiwa. Jiwanya dilatih. Latihan yang terpusat pada kesehatan dan kekuatan jantung. Di samping secepat kilat mencari nasab darahnya. Sehingga dapat belajar sejarah dan perjuangan para leluhur. Yang salah ditinggal dan dibuang jauh-jauh. Yang baik lagi benar. Cocok dengan qur`an, hadis, dan ilmu pengetahuan. Diamalkan dengan semangat: Triple I: Rukun Iman; Rukun Islam; dan Laku Ihsan.
Semangat pengamalan Triple I dengan dasar bermurah hati dan cinta. Semata mengharapkan ridlaNYA [ ]

0 komentar:

Posting Komentar