Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

KARUNIA SESUAI KESIAPAN HATI


وُرُوْدُ اْلإِمْدَادِ بِحَسَبِ اْلإِسْتِعْدَادِ
“Datangnya karunia Allah kepada seorang hamba sesuai dengan kesiapannya.
(Syaikh Ibnu ‘Atha’illah al-Assakandari ra, Syarhul Hikam hal. 87 baris ke-21)



Merupakan sunnatullah bahwa keberadaan sesuatu pada tempat yang selayaknya. Lebah pasti mudah kita dapati di putik-putik bunga. Sementara lalat pasti berada di tempat-tempat yang kotor dan berbau. Tidaklah mungkin lalat menyukai tempat yang berbau harum, demikian pula lebah tidak akan tertarik dengan tempat yang berbau tidak sedap.
Hati manusia sebenarnya adalah tempat yang ideal untuk menerima berbagai karunia Allah. Selama hati tersebut dijaga dan disiapkan dengan baik dan benar. Yakni dijaga keharumannya dan dibersihkan dari berbagai perkara yang mengotorinya. Sebelum Muhammad saw diangkat sebagai Rasul, dada beliau mengalami pembedahan tiga kali. Puncaknya ialah saat beliau hendak di-Isra’-mi’rajkan. Semua itu adalah bentuk penyiapan agar beliau layak menerima berbagai karunia yang istimewa.
Dari sini dapat dipahami bahwa  anugerah Allah hanya akan diberikan kepada orang yang mempersiapkan hatinya. Semakin bersih nan bening hati seorang insan (sebab wirid yang dijalankannya), semakin mengucur pulalah berbagai karunia dan anugerah Allah (waridullah) kepadanya. Karenanya ke-muwadhabah-an wirid merupakan hal yang diinginkan jika seorang hamba mengharapkan waridullah yang berkesinambungan.
Sebaliknya jika seorang hamba lebih cenderung mengikuti hawa nafsu dan enggan menjalankan kewajiban, maka hatinya akan menjadi kotor. Sedang hati yang kotor secara otomatis akan mengundang berbagai perkara yang tidak baik, persis seperti bau kotoran mengundang kedatangan lalat. Akhirnya kebaikan sesempura apapun dengan sendirinya juga akan menjauh darinya.  Karena itulah tatkala Imam Malik merasa ta’jub terhadap kecerdasan dan kemampuan pemahaman Imam Syafi’i yang luar biasa, ia berkata: “Sungguh aku tahu bahwa Allah telah mengkaruniakan cahaya di hatimu. Karenanya jangan sampai engkau padamkan cahaya itu dengan kemaksiatan”. Dalam bait syair Imam Syafi’i bertutur:
Ku mengadu pada Syekh Waki’ akan buruknya hapalan
 Ia menunjuki diri ini agar meninggalkan kemaksiatan
Beliau pun bertutur: Ingatlah ilmu adalah cahaya Ilahi
Pelaku maksiat tak mungkin diberi
Wallahu A’lam.

Arti Huruf Ain, Simbol Ma'had TeeBee Indonesia




Awalnya alfaqir hanya mengajar membaca al-qur’an. Tepatnya di Kapas Madya. Mereka yang belajar sudah berumur yakni bapak-bapak yang tinggalnya tidak jauh dari kontrakan alfaqir. Pelopornya Pak Suparmin asal Nganjuk. Tepatnya akhir tahun 1995.
Lalu, berkembang menjadi Kajian Tafsir al-Qur’an. Satu dua ayat yang dikaji daripada cangkrukan ngalor-ngidul tidak ada yang dibahas.
Sesuai istikharah alfaqir akhirnya ditetapkan Kitab Tafsir al-Ibriz sebagai rujukan. Kitab itu karya Allahuyarham Syaikh Bisri Musthofa r.hu. Saat itu jamaah berkembang hingga keluar Kapas Madya. Utamanya, jamaah yang datang dari kampung Tambak Bening yang dipelopori oleh Pakde Kun (Kuncahyo Subianto, red). Yang kemudian berganti nama saat haji menjadi Musthofa Ahmad. Demikian nama indah itu hadiah dari alfaqir.
Hingga takdir menetapkan tanggal 10 Nopember 1996 alfaqir pindah kontrakan ke Tambak Bening II/20. Kajian rutin tafsir al-qur’an terus berjalan setiap hari Selasa pukul 20.00-21.30 wibb. Jamaah yang hadir terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Metode kajiannya sesuai dengan turunnya ayat. Tidak mengikuti surat demi surat yang ada di mus-haf. Sebab, alfaqir ber-azzam melakukan tranformasi kepada murid atau jamaah hal-hal yang terdapat di dalam al-qur’an. Mulai dari: mukjizat; mufrodat; asbabun nuzul; doa-doa; hadis-hadis pendukung; sejarah; ilmu jiwa; ilmu kemasyarakatan; ilmu administrasi; ilmu politik; sains & teknologi; kesehatan lingkungan; yang pembahasannya diselaraskan antara tekstual dengan kontekstual.

Healing Hailalah
Secara pribadi alfaqir memiliki kebiasaan dzikir pada Hari Jum’at sore. Yakni, setelah selesai sholat ashar. Biasa alfaqir menyebutnya “Hailalah Kubro”. Mengapa disebut kubro yang berarti banyak. Sebab, mengulang-ulang lafadz “lā ilāha illa-llāh” sebanyak-banyaknya sampai tenggelamnya matahari. Akhirnya, peminatnya cukup banyak hingga benar-benar diamalkan secara pribadi oleh mereka yang mencintai dzikrullah dan wirdullah. Kemudian, Hari Jum’at sore dijadikan hari silaturahmi di antara pelaku hailalah tersebut.
Hingga suatu waktu Allah ta’ala menakdirkan saat Hailalah di Bulan Ramadlan. Tahunnya lupa. Alfaqir dibisiki, “Keluarlah lihat langit di atasmu.” Alfaqir juga tidak tahu siapa yang berbisik itu, wa-llahu a’lam.
Sontak segenap jamaah yang hadir menjadi bertanya-tanya. Ada apa alfaqir mendadak keluar meninggalkan majelis? Namun majelis terus berjalan hingga rampung. Alfaqir melihat lama sekali huruf ‘ain warna kuning yang ada di langit. Dalam hati bertanya-tanya, “Kok lama sekali.”
Akhirnya mereka menjadi paham setelah mereka alfaqir ajak keluar untuk melihat ke langit di atas rumah kontrakan nomer 20. Tepatnya arah tenggara. Dengan jelas di langit itu terdapat huruf ‘ain warna kuning besar sekali. Dan, huruf ‘ain itu hampir 15 menit tidak menghilang. Sehingga jamaah yang hadir sekitar 30 orang dapat melihat semua.
Sayang saat itu kami belum ditakdirkan memiliki kamera atau handphone yang ada kameranya. Sehingga tidak dapat mengabadikan peristiwa yang sangat penting bagi perjalanan PeNUS MTI. Akan tetapi saksi mata yang masih hidup banyak. Terutama Pakde Kun dan Man Basyik (H.Abdurrozaq Wasi’ Ahmad, red).
Munculnya huruf ‘ain di langit akhirnya terus berlanjut. Antara tahun 1996-1997 berkali-kali muncul. Alfaqir sendiri menjumpainya empat kali. Belum jamaah yang lain ada juga yang menyaksikan hal itu. Takdir Allah ta’ala selalu menghadirkan huruf ‘ain berada di atas rumah kontrakan nomor 20 tersebut.
Bagaimana pun alfaqir tetap berpendapat bahwa prkatek tasawuf adalah urusan pribadi, bukan masuk pada wilayah publik. Itulah sebabnya, supaya praktek dzikir hailalah kubro tidak ekslusif. Maka, alfaqir menyebutnya “Hailing Hailalah” sehingga siapa pun dari saudara muslim-muslimah yang berkecenderungan dapat bergabung. Alfaqir tekankan pada aspek terapisnya. Yakni, bahwa di dalam lafadz: istighfar; shalawat Nabi; dan hailalah terdapat energi yang dapat menyembuhkan penyakit. Khususnya, penyakit jiwa.
Jadi, sifatnya sangat fluktuatif. Terkesan keluar-masuk jamaah yang mengikutinya. Tidak seperti umumnya pada thariqah-thariqah sufiah. Benar-benar yang alfaqir tekankan pada aspek terapi ruhaninya dibandingkan praktek tasawufnya.
Bagi yang secara khusus mendalami ilmu sekaligus laku tasawuf. Setelah istikharah alfaqir ajarkan “Ilmu Laku Hikam” dengan mereferensi pada dua buku alfaqir: Qolban Saliman; Syarah Hikam Syaikh Ibnu Atha’illah dan Jam’ul Hikam; Syarah Hikam Syaikh Abu Madyan al-Maghribi. Dan, ada satu buku yang alfaqir tulis yang berjudul “Tashawwuf Implementatif” (persediaan habis belum cetak ulang, red). Semua itu membutuhkan akselerasi waktu yang cukup lama, agar jamaah dan shantri tidak mengalami kegoncangan kejiwaan dan intelektualnya.

Huruf ‘Ain
Setelah alfaqir istikharah, kemudian alfaqir tetapkan “Huruf ‘Ain” menjadi simbol “Majelis Cangkrukan” yang sering kami lakukan di Tambak Bening II/20 setiap Hari Selasa dan Hari Jum’at. Kami cetak stiker dengan dasar kuning. Huruf ‘ain berwarna hitam. Dengan tulisan melingkari huruf ‘ain “Jama’ah Iso Rumongso”.
Kemudian, kami mencetak stiker huruf ‘ain dengan sedikit perubahan, yakni tulisan yang melingkari huruf ‘ain ada dua model. Pertama, bertuliskan “Ma’had TeeBee Indonesia”. Dan, kedua, “Ma’hadul Ibadah al-Islami Surabawiyyi Indunisiy”. Selain itu tidak dibenarkan dan tidak sah kecuali telah mendapatkan ijin dari alfaqir sebagai pemilik HAKI huruf ‘ain yang sah di negeri ini.
Mulai saat itu stiker ‘ain menempel pada sepeda motor atau mobil yang berada di Kota Surabaya dan sekitarnya. Kemudian, muncul julukan “Jamaah ‘Ain”.
Penyebaran huruf ‘ain semakin menasional ketika alfaqir menerbitkan: Lembar Jum’at ALFATH; Majalah MAYAra; dan buku-buku yang sudah alfaqir luncurkan di tengah masyarakat Indonesia. Ditambah lagi dengan kehadiran blog, facebook, dan twitter.
                Huruf ‘ain tidak mewakili kelompok atau pun aliran. Huruf ‘ain lebih merupakan simbol biasa yang ber-azzam hendak mengamalkan segenap perintah dan larangan Allah ta’ala. Seperti telah menjadi ketetapan alfaqir, bahwa PeNUS MTI tidak bakal menjadi ormas agama, atau ormas apa pun, apalagi menjadi partai politik. Tidak!!!
                Segenap shantri dan jama’ah PeNUS MTI hendaknya CC dengan: al-Qur’an; al-Hadis; dan al-‘Ilmu. Prinsipnya, segenap shantri dan jama’ah PeNUS MTI dengan penuh sabar dan syukur, dan terus memohon pertolonganNYA mampu dan mau mengamalkan: Hablum minallāh (mengejawantahkan aspek teologis); Hablum minan-nās (mengejawantahkan aspek humanis); dan Hablum minal-‘alam (mengejawantahkan aspek ekologis). Yang secara strategis dipraktekkan dengan segenap laku amal: Tauhidullāh; Taqwallāh; Tawakkal ‘ala-llāh; dan Ikhlāsun niāt. Atau, dalam istilah alfaqir “Segitiga kekuatan”: Menomor-satukan Allah; Jujur; dan Ikhlas.
                Yang perlu diketahui di PeNUS MTI tidak ada alumni, kecuali dia mengundurkan diri, atau “pergi tanpa pamit”; maka sampai mati pun tetap tergabung dan tercatat ke dalam “Persaudaraan Tanpa Tepi PeNUS MTI”. Sehingga kami yang hidup pun mendoakan mereka semua yang telah mendahului kita.
                Karenanya, di dalam PeNUS MTI tidak ada istilah shantri lawas-baru atau jama’ah lawas-baru. Itu tidak penting. Yang terpenting mereka CC dengan dasar-dasar perjuangan dan nilai-nilai yang dijunjung oleh PeNUS MTI. Yakni, Qur’an; Hadis; dan Ilmu. Yang ditunjang oleh rekayasa teknologi dengan menguasai saintek.
Oleh sebab itu PeNUS MTI memberikan ruang gerak dan kreasi kepada segenap shantri dan jama’ah untuk berdikari dan berinovasi; dengan banyak melakukan latihan-latihan, diklat-diklat, outbond, enterprenuership, leadership, dan kepenulisan. Mengenai hikmah di balik huruf ‘ain alfaqir menerbitkan buku “Pesona Huruf ‘Ain; Menyingkap Tabir Hati” (belum dicetak untuk publik masih koleksi pribadi, red). [ ]

Pengendalian Diri: Pokok Kebaikan Meraih Sukses

Langkah demi langkah meraih sukses harus disertai pengendalian diri yang kuat. Banyak orang gagal meraih sukses, sebab tidak mampu mengendalikan diri. Tinggal satu langkah sukses diraih namun gagal mengendalikan diri. Tergoda memilih langkah lain, sehingga meninggalkan langkah demi langkah yang sudah dirintis sejak awal. [Step by step to achieve success must be accompanied by strong self-control. Many people fail to achieve success, because not able to control themselves. Staying one step achieved success but failed to self-control. Tempted to choose another step, thus leaving a step by step that has been pioneered since the early] 
_____Omda Miftahulluthfi Muhammad bin Zain bin Ali al-Ya`quby al-Mutawakkily





Pengendalian Diri adalah padanan kata sabar. Orang yang mampu mengendalikan diri. Siapa pun dia. Niscaya mampu mewujudkan apa yang dicita-citakan. Pengendalian Diri merupakan “panglima” kehidupan para manusia sukses. Apakah sukses di dunia maupun sukses di akhirat. Kemampuan dan potensi yang besar sekalipun tidak mampu menjadikan orang itu sukses, jikalau orang itu tidak memiliki sikap mental Pengendalian Diri yang kuat.
Karakteristik Pengendalian Diri adalah: Cinta pekerjaan; Bekerja keras; Berdoa; dan Yakin sukses.
Di kehidupan ini tidak ada yang tahu mengenai masa depan masing-masing. Perubahan demi perubahan yang terjadi hanya Tuhan YME yang Mahamengetahui. Akan tetapi setiap manusia dikaruniakan mempunyai “Langkah Demi Langkah”, guna menapaki perubahan itu hingga meraih sukses, baik sukses di dunia, utamanya sukses di akhiratnya.
Rugi sekali apabila Anda termasuk orang yang tidak memiliki sikap mental Pengendalian Diri. Sebab, apa pun yang Anda miliki menjadi tidak bermanfaat untuk mengubah diri Anda meraih karuniaNYA yang berupa kesuksesan di dua kehidupan.
Anda menjadi orang hebat dan luar biasa. Apabila mulai saat ini menetapi sikap mental Pengendalian Diri. Semata menuntun “Langkah Demi Langkah” guna “Meraih Sukses” yang sebenarnya.

Cinta Pekerjaan
Jika Anda termasuk orang yang mencintai pekerjaan Anda. Anda harus diberikan ucapan selamat. Sebab, Anda mengerjakan pekerjaan dengan enjoy. Cinta Anda terhadap pekerjaan menjadikan Anda rela berpeluh keringat dan bersusah-payah. Dikarenakan, Anda sangat menikmati apa-apa yang Anda kerjakan.
Sebab, cinta. Anda tidak lagi menargetkan sesuatu. Tetapi, karena cinta. Anda berkobar semangat karena menikmatinya. Langkah demi langkah Anda benar-benar mengalir tiada henti. Hingga akhirnya Anda berhak mendapatkan apa-apa yang sudah dicita-citakan mulai awal.
Dengan mencintai pekerjaan Anda. Anda memiliki sikap mental Pengendalian Diri. Tidak takut gagal. Juga, tidak pongah ketika telah mendapatkan yang sejak lama diimpikan. Sadar benar. Bahwa, segala sesuatu yang terjadi merupakan buah dari setiap jerih-payah dan perjuangan, yang dilandasi dengan keyakinan untuk sukses.
Untuk itu, pahami diri Anda sendiri dengan baik dan benar. Siapa sebenarnya diri Anda? Maka, Anda niscaya mampu mencintai pekerjaan Anda. Tanpa cinta. Siapa pun orangnya. Dia hidup dan beraktivitas seperti robot.
Ingat, Tuhan YME tidak pernah menciptakan manusia dalam duplikasi-duplikasi. Karenanya, setiap manusia harus menjadi diri sendiri (be yourself). “Siapa yang mengenal dirinya, niscaya mengenal Tuhan-nya. Siapa yang mengenal Tuhan-nya, niscaya mencintai pekerjaan yang dilakukan; who knows himself surely knows his Rabb. Who knows Rabb surely loves the job done”.

Bekerja Keras
Hanya manusia pengikut hawa nafsu yang tidak mau bekerja keras. Bekerja keras dalam semua aktivitas. Bekerja keras harus menjadi tradisi. Bekerja keras adalah milik setiap insan tanpa terkecuali. Sebab, orang yang suka bekerja keras dicintai Tuhan. Orang malas dibenci Tuhan. Orang malas adalah penghamba hawa nafsu bukan penghamba Tuhan. Itulah sebabnya, Tuhan dengan keras mengecam orang yang putus asa sebagai pengikut setan dan dia pengingkar Tuhan.
Orang yang memiliki sikap mental Pengendalian Diri. Niscaya komitmen lagi konsisten dengan bekerja keras. Apabila Anda sudah mempunyai sikap mental Pengendalian Diri yang kuat. Maka, Anda pasti komitmen lagi konsisten dengan bekerja keras. Apabila Anda masih bermalas-malasan. Menunggu jatuhnya durian dari langit. Berarti Anda tidak memiliki sikap mental Pengendalian Diri yang kuat.
Pengendalian Diri adalah sikap mental. Ia bersifat empiris, tidak normatif. Anda mesti menjalankannya, tidak sekadar mengakui bahwa Pengendalian Diri itu bagus. Tidak dibutuhkan wacana lagi. Sebaliknya, Pengendalian Diri harus dilaku-amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Ia menjadi tradisi kemanusiaan yang hakiki.
Apabila Anda “belajar berkepribadian baik” (learn a good personality) kepada para utusanNYA dan para nabiNYA. Tidak ada satu pun dari beliau yang tidak suka bekerja keras. Semuanya suka bekerja keras. Semuanya memiliki sikap mental Pengendalian Diri yang kuat. Mereka semua berhasil mengemban amanah dariNYA.
Setelah membaca buku ini. Niatkan dengan sebulat mungkin. Miliki tekad yang kuat dan seteguh mungkin. Maka, tidak lama lagi Anda diakruniai kesuksesan olehNYA. Sebab, kesuksesan selalu berpihak pada para hambaNYA yang suka bekerja keras.
                         
Berdoa
Berdoa kepada Tuhan YME adalah wujud tatakrama seorang hamba dengan penciptanya. Tuhan menyukai orang-orang yang memiliki tatakrama denganNYA. Meski Tuhan tidak menutup rahmatNYA buat orang-orang yang mengingkariNYA. Demikian tata pola dan tata kelola kehidupan di dunia. Secara merata Tuhan memberikan rahmatNYA. Ini ketetapanNYA. Laksana matahari. Dia menyinari siapa saja dan setiap apa saja yang bersedia menyerap dan menerima sinarnya.
Manusia yang beradab. Manusia yang memiliki tatakrama. Manusia yang berporos di kehidupan dunia ini dengan budi pekerti. Dia menjadi manusia yang santun. Manusia yang berhati lembut. Manusia yang memandang apa pun dengan energi cinta.
Berdoa kepada Tuhan. Setelah bekerja keras. Wujud berlabuhnya kerinduan. Yakni, rindu untuk menjadi manusia yang baik lagi benar. Manusia yang mempunyai poros cinta dengan penciptanya. Sebab, dia yakin bahwa segala sesuatu sudah jadi dalam ketetapanNYA.
Ini pula yang membedakan antara orang yang mengimani kejadiannya, bahwa ia diciptakan olehNYA. Dengan orang yang mengingkari kejadiannya, sebab ia berkesimpulan bahwa keberadaan dirinya merupakan wujud nalar alamiah dari sebuah eksistensi.

Yakin Sukses
          Keberadaan sebuah keyakinan menjadi sangat penting dalam hidup setiap manusia. Termasuk Anda. Orang yang tidak mempunyai keyakinan dalam hidupnya. Seperti buih di lautan yang mudah sekali terhempas dan hanyut ke sana kemari oleh arus dan gelombang air laut.
          Sikap mental yakin memegang peran sangat penting guna mendorong lahirnya kesuksesan seseorang dalam hidupnya. Sikap mental hari ini adalah penentu masa depan seseorang. Keyakinan seseorang hari ini merupakan gambaran yang dapat dinikmati di masa yang akan datang. Bahkan, siapa yang menanam hari ini pasti memanen di masa mendatang. Tanaman yang baik hari ini niscaya membuahkan hasil yang baik pula di kemudian hari. Input yang baik niscaya melahirkan out put yang baik pula.
          “Hari ini adalah ladang masa depan. Dunia merupakan ladang akhirat; today is the future of farming. The world is  farming the hereafter”. Betapa kuat pengaruh keyakinan seseorang di dalam mengantar dirinya menjadi yang terbaik bagi dirinya. Ingat, setiap manusia fitrahnya menjadi dirinya sendiri. Maka, setiap manusia berkewajiban secara asasi bekerja keras guna menjadi dirinya sendiri. Sungguh sebuah kerugian yang mendasar, apabila ada orang yang berjuang dan berkeja keras untuk meniru orang lain.
          Dengan keyakinan yang kuat. Secara tidak langsung manusia telah diajari oleh Tuhan untuk melakukan lompatan-lompatan sejarah. Sehingga tidak terjadi pengulangan kesalahan dalam sejarah. Tidaklah menjadi manusia yang sukses, jikalau orang itu sering mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama dalam dua kali, apalagi mengulanginya yang sama berkali-kali. Sungguh bodoh orang tersebut.
          Orang yang yakin sukses. Tidak mau mengulangi setiap kesalahan yang pernah dilakukan. Dia pasti meninggalkan dan menarik diri dari kesalahan tersebut. Lalu, mengubah langkah demi langkah menuju penyelamatan yang menyejahterakan. Sehingga dirinya benar-benar bahagia. Sebab, dia yakin benar bahwa apa-apa yang ditanam hari ini niscaya dipetiknya kembali di masa-masa mendatang; apabila dia dianugerahi umur yang panjang. Setidaknya, dia juga yakin benar, bahwa apa-apa yang ditanamnya di dunia pasti dipetiknya kelak di kehidupan akherat.
Itulah sebabnya, ia yakin untuk selalu berbuat yang terbaik. Tidak yakin dengan sesuatu yang buruk lagi salah. Karenanya, ia CC dengan sikap mental Pengendalian Diri.
         
Renungan
·        Pengendalian Diri menjadikan seseorang hidup lebih bergairah.
·        Sikap mental Pengendalian Diri ditandai dengan kebiasaan: bekerja keras dan yakin bahwa yang dikerjakan menuai hasil.
·        Hari ini masa depan seseorang. Akhirat adalah masa depan yang hakiki dalam kehidupan.
·        Barangsiapa menanam niscaya mengetam.
·        Pengendalian Diri adalah panglima kehidupan sehingga manusia suspen dalam menjalaninya. Manusia yang suspen niscaya mampu meraih sukses. [ ]

Sereden


Melakukan perbuatan sesuatu bila dilaksanakan dengan tergesa-gesa dan tidak serius dalam menjalankanya, tentu akan berakibat tidak enak bahkan fatal. Walau terkadang perbuatan tersebut sangat enak dan mendesak untuk dilakukan sekalipun. Inilah yang dimaksud dengan sereden, yaitu nyantolnya makanan yang ditelan pada tenggorokan atau tersendatnya makanan di kerongkongan. Sereden ini bila tidak segera mendapatkan pertolongan yang berupa glontoran air, tentu akan manjadikan orang yang sereden tersebut bisa sesak nafas dan pendelikan, bahkan lebih jauh akan berakibat pada kematian. Penyebab sereden ini bisa pada factor jenis makanan, belum siapnya tenggorokan dibuat nelan jenis makanan, dilakukan dengan sendau gurau alias tidak serius dalam makan, dan kurangnya cairan dalam makanan. Memang sereden kelihatan sangat mudah penanggulanganya, cukup digelontor air minum, maka selesai sudah. Namun factor kecepatan dan kesegeraan penanganan inilah yang semestinya lebih penting, agar tidak berakibat lebih parah.
     Mungkin inilah yang dialami oleh bangsa tercinta ini, dimana banyak kalangan mulai dari rakyat sampai aparat, sereden berjama’ah. Bagaimana tidak, reformasi yang telah berjalan di negeri ini seakan nyantol atau tersendat sebatas tenggorokan ibu pertiwi. Penindakan koruptor serta prilaku korupsi malah tumbuh merajalela, mulai pengentitan raskin dari oknum pengurus RT sampai penyalah gunaan jabatan partai untuk minta jatah pada proyek-proyek Negara. Belum lagi pungli, hampir disetiap lini birokrasi masih saja berlangsung dan bahkan tumbuh subur ditiap-tiap penyelenggaraan lembaga Negara. Jargon dan semboyan reformasi masih sebatas enak didengar namun tidak enak untuk dilakukan. Artinya bahwa, bangsa ini ternyata masih belum siap untuk menelan makanan yang berbentuk reformasi. Sehingga yang terjadi, bukanya malah bertambah baik Negara ini, namun malah semakin saling mencari kesempatan untuk mengeruk kekayaan demi kepentingan pribadi dan kelompok. Kesempatan demi kesempatan seakan tidak mau dilepaskan begitu saja oleh para  pelaku pencari kesemptan untuk memanfaatkan pihak lain. Hal ini sama halnya dengan tenggorokan bayi dikasih makan salak sepet, tentu sang bayi akan sereden dan pendelikan sesak nafas. Belum siapnya komponen tenggorokan bangs inilah yang menjadi salah satu sebab mengapa makanan reformasi tersendat.
     Selain sebab belum siapnya tenggorokan bangsa ini, ternyata makanan yang berupa reformasi perlu butuh air untuk menggelontornya agar lancer sampai masuk ke dalam perut ibu pertiwi. Gelontoran air semangat aparat birokrat dan penegak hukumlah yang seharusnya menjadi pelancar reformasi agar tidak tersendat lagi. Namun ternyata air yang dipakai gelontorpun mengandung lumpur Lapindo, sehingga bukanya menjadi lancar tapi malah pendelikan dengan bersitegang antara aparat dengan rakyat. Saling hantam dan pukul sudah menjadi pemandangan sehari-hari setiap terjadi aksi unjuk rasa, yang konyol lagi hal ini sudah dianggap biasa dan wajar. Sehingga kalau ada demonstrasi kok tidak ada saling pukulnya, maka dianggap kurang afdhol.
     Belum lagi ditambahi dengan kurang sabarnya masyarakat dalam menerima sesuatu, baik program atau tindakan aparat birokrasi. Bertindak ceroboh dan terburu-buru dalam menelan makanan reformasi agar cepat masuk dan bisa mengenyangkan perut ibu pertiwi. Walau reformasi itu dianggap sebuah makanan lezat sekalipun, namun kalau cara makan dan nelanya tergesa-gesa, maka yang terjadi bukanya masuk ke dalam perut, tapi malah nyantol di tenggorokan. Proses pengunyahan dan pelumatan sintem reformasi belum difahami dengan baik dan benar oleh komponen bangsa ini, maka seredenlah dampak yang ditimbulkanya. Satu sisi pihak pejabat birokrat ingin menikmati hasil kampanye lima tahunan, sedang sisi yang lain, masyarakat ingin segera mendapatkan hasil perubahan dari keterpurukan selama ini.
     Selain factor makanan dan kesiapan komponen bangsa, ada lagi waktu yang sangat mendadak juga bisa menjadi sebab seredenya reformasi ini. Bangsa ini sudah tidur selama kepemimpinan orba, sehingga baru bangun dari tidur dengan kesadaran belum pulih betul sudah dicekoki sarapan berupa reformasi. Makanan senikmat reformasi akhirnya hanya menjadi sebuah makanan yang bikin bangsa ini pendelikan dan pecicilan sebab kesulitan bernafas. Semoga sereden bangsa ini tidak terlalu lama lagi, sehingga bias bernafas dengan lega serta kenyang dengan makanan yang berupa reformasi tersebut.



     

Da’ Su’ = Dancuk

Mendengar kata “dancuk”. Orang akan berasumsi bahwa kata itu adalah hardikan. Dalam bahasa Jawa disebut misuh. Atau, bagi orang yang ngeres pikiran akan menerjemahkan dengan sesuatu yang saru. Yakni, pikiran yang berbau-bau porno. Padahal fakta sejarah munculnya kata tersebut lebih merupakan eksistensi budaya pesisiran. Utamanya, yang berkembang di daerah Ampel Denta, Surabaya. Yang jaman dulu dikenal dengan Ampil Dental. Yaitu, daerah merdekan Kerajaan Majapahit.
Berawal di jaman Kerajaan Majapahit dipimpin Raden Wijaya. Yang saat itu Raden Wijaya sudah memeluk Islam. Karena toleransi yang dilakukan Raden Wijaya terhadap warga kerajaan. Ke-Islam-an Raden Wijaya tidak ditampakkan dengan alasan strategi dakwah.
Sebagai seorang muslim. Raden Wijaya berazzam dinul Islam dapat berkembang pula di kerajaan yang dipimpinnya. Kamudian, diputuskan untuk mengundang Rahmatullah. Yang kemudian diangket menjadi walikota pertama Ampel Denta. Yang bergelar Sunan Ampel. Dengan wilayah administratif meliputi Ampel dan wilayah-wilayah yang penduduknya beragama Islam.
Rahmatullah. Yang kemudian mendapat julukan raden dari banyak orang Majapahit, adalah keturunan Arab Yaman. Tepatnya, Hadramaut. Namun dia dilahirkan di Malaka. Dalam jaringan dakwah walisongo. Raden Rahmat termasuk jajaran walisongo angkatan yang ke III. Perlu diketahui untuk angkatan yang ke I dan ke II. Kendali menejemen dikendalikan oleh Khalifah Harun al-Rasyid. Adapun yang gelombang ke III. Sudah dikelola oleh para sultan dan raja-raja Islam Nusantara.
Tanah merdekan dari Raden Wijaya tersebut luasnya kurang lebih 90 hektar. Yang didominasi rawa-rawa dengan sungai pegirikan sebagai lalu-lintas airnya. Setelah Raden Rahmat berhasil membangun rawa-rawa Ampel Denta. Mulai banyak orang mengunjungi Ampel Denta. Sudah barangtentu dengan banyak kepentingan. Utamanya, untuk belajar dinul Islam.
Sejarah mencatat. Sungai Pegirikan saat itu sangat lebar lagi dalam. Sehingga tidak mengherankan banyak kapal dengan tonase 100-200-an yang bersandar di sungai tersebut. Praktis dalam waktu singkat wilayah mardikan Ampel Denta menjadi ramai sekali. Tidak saja banyak orang yang studi ke-Islam-an. Tetapi, juga menjadi pelabuhan yang banyak dipadati kapal-kapal dari wilayah lain, terutama yang berasal dari Bugis, Makassar.
Geliat bisnis dan keilmuan menjadi marak. Ampel Denta tumbuh menjadi bagian wilayah Kerajaan Majapahit yang berdiri di atas pilar: Tradisi keilmuan dan Tradisi perdagangan. Maka, eksistensi Masjid Ampel benar-benar kokoh lagi kuat. Sebab, ditopang oleh kedua tradisi tersebut. Kedua tradisi itu tampaknya yang sekarang mulai hilang, atau sengaja dihilangkan oleh para musuh bangsa dengan memanfaatkan kelatahan mayoritas masyarakat Indonesia; khususnya warga Kota Surabaya.
Bahkan dalam konteks Nasional. Bangsa Indonesia juga mengalami kehilangan dua tradisi itu. Yang sebelum Perjanjian Bongaya 1667. Bangsa Indonesia dikenal dengan bangsa bahari yang mengarungi samudera dunia hingga Madagaskar dan Malvinas. Perjanjian Bongaya benar-benar menjadi tonggak bersejarah bangsa Indonesia dipaksa VOC Belanda mengubah kepribadian dan karakter. Yakni, dari kepribadian dan karakter sebagai bangsa maritim. Kemudian, diubah menjadi bangsa agraris. Sangat tidak masuk akal apabila negara Indonesia yang memiliki luas lautan 70% dibandingkan luas daratan. Kemudian, menyebut dirinya sebagai negara agraris. Inilah awal istilah yang latah. Yang sengaja diciptakan oleh VOC Belanda.
Di mana banyak sumur. Di situ pasti banyak comberan air limbahnya. Di mana banyak manusia berkumpul. Di situ dampak sosial pasti muncul. Baik dampak sosial yang positif maupun negatif. Demikian yang terjadi di wilayah Ampel Denta. Perilaku manusia mulai berubah ketika hidupnya mulai mapan. Sungai Pegirikan yang dulunya sepi. Saat itu mendadak berubah menjadi tempat bongkar muat kapal-kapal besar antar pulau.
Melihat kondisi sosial yang sudah mulai berubah. Dekadensi moral mulai tampak. Maka, lahir icon dakwah di wilayah Ampel Denta supaya meninggalkan yang buruk. Guna menegakkan tatanan yang bagus dalam rangka mengaplikasikan amar makruf nahi munkar. Icon dakwah itu adalah “da’ su’”. Yang artinya “tinggalkan yang buruk”. Yaitu, da’ artinya “tinggalkan” dan su’ yang berarti “buruk” atau keburukan.
Bagi warga Ampel dan sekitarnya tidak ada masalah dengan pelafadzan “da’su’”. Tetapi, tidak demikian dengan saudara kita yang berasal dari Bugis, atau Makassar dan sekitarnya. Huruf “s” berubah menjadi huruf “c” dalam pelafadzannya. Soto berubah menjadi coto. Pun pula dengan da’su’ berubah menjadi da’cu’.
Akhirnya, kata-kata tersebut berkembang sangat pesat. Ingat salah satu ciri budaya pesisir itu adalah sifatnya terbuka dan mudah sekali berkembang. Maka, istilah da’cu’ terus berkembang. Hingga mengalami kristalisasi istilah pada pelafadzan dancuk. Dengan perubahan maksud yakni untuk menghardik. Dengan stereotif yang sangat negatif.
Sekaranglah era yang tepat guna mengembalikan asal-muasal dancuk. Sehingga masyarakat paham maksud dan artinya. Sekalipun orang mengatakan dancuk. Tetap saja diterjemahkan dengan “tinggalkan yang buruk”.
Bahkan sudah saatnya pula Cak dan Cuk menjadi icon Kota Surabaya. Kota Bonex. Kota Pahlawan. Kota Hijau. Kota Mall. Dengan memahami Cak yakni: “Cakap-Agama-Komitmen”. Maksudnya, apabila seseorang itu komitmen dengan agama yang diyakini. Maka, lahirlah kecakapan dalam dirinya. Yang ditandai dengan Cuk. Yaitu: “Cerdas-Ulet-Kreatif”. Wa-llahu a’lam [ ]

Beraninya Dengan Orang Lemah

Orang-orang kafir Makkah beraninya dengan kaum muslimin awal yang lemah. Disebut lemah. Sebab, mereka tidak memiliki harta benda. Bukan orang terpandang. Tidak memiliki kerabat yang dapat memberikan perlindungan kepada mereka. Mereka rata-rata hidup sebatang kara. Tetapi hidayah Islam menuntun mereka menjadi pengikut sekaligus umat Nabi saw. Mereka tetap bangga meski mengalami penyiksaan di luar perikemanusiaan, menjadi orang Islam. Pengikut setia Rasulullah saw sampai ajal menjemput.

Ikhlas Disiksa
Orang-orang Islam awal ketika di Makkah. Banyak mengalami penyiksaan. Sungguh sebuah penyiksaan yang tidak manusiawi. Memang pantas jika orang-orang kafir itu dikatakan sebagai hewan. Karena, hanya hewan yang dapat berperilaku bengis kepada mangsanya.
Sebaliknya, sekalipun disiksa begitu rupa. Orang-orang Islam awal tetap teguh dengan prinsip syahadah. Tidak bergeming. Tidak berubah. Tidak takut. Yang terjadi justru semakin yakin bahwa Islam adalah agama langit. Agama yang benar. Dan, Muhammad benar-benar utusanNYA.
Orang-orang Islam awal bersyahadat dengan penuh keyakinan. Kamudian, syahadat tersebut menjadi prinsip hidupnya. Sehingga mereka tidak memiliki kekhawatiran sama sekali dalam hidup ini. Hidup sudah diatur oleh Allah swt. Demikian mereka memegang prinsip hidupnya. Allah ta’ala Mahakuasa. Setiap apa yang terjadi di dunia tidak lepas dari takdirNYA.
Kondisi yang terburuk. Bahkan, nyawa harus melayang. Orang-orang Islam awal merelakan. Biarkan semua terjadi sesuai dengan kehendakNYA. Sungguh kekuatan tauhid yang hebat. Tauhid yang mendarah daging. Tauhid yang menegakkan segenap persendian tulang-belulang mereka. Mereka bernafas dengan energi tauhid. Hidupnya penuh dengan aura tauhid yang hebat.

Para Sahabat Yang Hebat
Sejarah mencatat ada beberapa sahabat Nabi saw yang menjadi syuhada’ Islam pada awal-awal perjalanan dakwah Islam Nabi saw. Mereka adalah bunga-bungan surga yang disemai di kehidupan dunia. Dunia menjadi mewangi karena keberadaan dan pengorbanan mereka. Mereka sungguh hidup dengan segenap pengorbanan karena cinta dan kasih-sayang. Mereka berani melakukan apa pun karena Allah ta’ala. Pengorbanan yang dilakukan pun tidak sia-sia. Karena lisan suci Nabi saw senantiasa mendoakan mereka.
Di antara syuhada’ mukmin-mukminah yang menjadi korban kebiadaban dan kebengisan para kafir Makkah, sebagai berikut:
1.     Sahabat Bilal bin Abi Rabbah r.hu.
Mantan budak keluarga Umayyah bin Khalaf al-Jumahy. Panggilan akrabnya Abu Abdullah. Ayahnya bernama Abu Rabbah. Ibunya bernama Hamamah. Kedua orang tuanya adalah budak asal Habasyah.
Sejak sahabat Bilal diketahui masuk Islam. Dia terus-menerus mengalami penyiksaan. Yang langsung dilakukan oleh sang majikan, Umayyah bin Khalaf.
Itulah sahabat Bilal. Semakin disiksa semakin dia menggelora cintanya dengan Allah dan rasulNYA. Semakin menjadi-jadi dia mengobarkan dakwah Islam.
Hingga akhirnya dimerdekakan oleh sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq r.hu. Dia ditebus dari Umayyah bin Khalaf. Bergabungnya sahabat Bilal. Islam menjadi terbah hebat.
Sahabat Bilal tercatat sebagai mu’adzin Nabi saw. Dan, orang mukmin pertama yang masuk surga. Sebab, dialah kelak yang membukakan pintu surga buat Nabi saw. Saat Nabi saw melakukan inspeksi di surga; wa-llahu a’lam.
2.     Sahabat Ammar bin Yasir Abul Yaqdzan al-Ansy r.hu.
Dia putra Bani Murad. Bersama ayah bundanya dia memeluk Islam. Ketika itu jumlah umat Islam baru 30 orang. Keluarga Ammar mengalami penyiksaan yang hebat. Sebab, tidak ada kerabat yang memberikan jaminan perlidungan kepada mereka.
Pertama-tama ayahanda Ammar. Yakni, Yasir r.hu yang disiksa hingga tewas. Kemudian, ibunda tercintanya dibunuh oleh Abu Jahl.
Sahabat Ammar hidup sebatang kara. Dia terus-menerus mengalami penyiksaan. Dia mengadukan kondisi hatinya kepada Nabi saw. Allah ta’ala menjawab dengan diturunkan ayat,
`tB txÿŸ2 «!$$Î/ .`ÏB Ï÷èt/ ÿ¾ÏmÏZ»yJƒÎ) žwÎ) ô`tB on̍ò2é& ¼çmç6ù=s%ur BûÈõyJôÜãB Ç`»yJƒM}$$Î/ `Å3»s9ur `¨B yyuŽŸ° ̍øÿä3ø9$$Î/ #Yô|¹ óOÎgøŠn=yèsù Ò=ŸÒxî šÆÏiB «!$# óOßgs9ur ëU#xtã ÒOŠÏàtã
Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman [dia mendapat kemurkaan Allah], kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman [dia tidak berdosa]. Akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran. Maka, kemurkaan Allah menimpanya. Dan, baginya adzab yang besar” (Qs.an-Nahl [16]: 106).

Seperti halnya sahabat Bilal. Sahabat Ammar senantiasa mendampingi Nabi saw di setiap peperangan menegakkan kalimat Allah. Dia gugur sebagai syuhada’ pada usia 90 tahun. Saat Perang Shiffin. Dia berada di pihak Khalifah Ali bin Abi Thalib kw. Sebab, dia berkeyakinan sahabat Ali yang benar. Dan, sahabat Mu’awiyyah r.hu yang salah; wa-llahu a’alam.
3.     Sahabat Khabbab bin al-Art r.hu.
Dia berasal dari Bani Tamim. Pernah menjadi budak Siba’ bin Abdul’uzza al-Khuza’iy. Siba’ pernah duel dengan paman Hamzah ketika Perang Uhud.
Takdir menghendaki dia harus diculik orang-orang kafir Makkah. Dia mengalami penyiksaan. Seperti yang dialami sahabat Bilal r.hu dan keluarga sahabat Ammar r.hu.
Sahabat Khabbah r.hu wafat pada usia 63 tahun di Kota Kufah, Irak. Seperti sahabat yang lain. Dia aktif mengikuti setiap peperangan dalam membela dinul Islam.
4.     Shuhaib bin Sinan ar-Rumi r.hu.
Dia berasal dari Bani Nahlir bin Qasith. Nabi saw memanggilnya Abu Yahya. Demi mengikuti hijrah Nabi saw ke Madinah. Dia rela menyerahkan seluruh harta kekayaannya kepada orang-orang lafir.
Dia pernah menjadi badal imam Khalifah Umar bin Khaththab r.hu, ketika sahabat Umar hendak wafat.
Sahabat Shuhaib r.hu wafat dalam usia 70 tahun di Madinah. Tepatnya pada tahun 38 hijriah di bulan Syawwal.
5.     Sahabat Amir bin Fuhairah r.hu.
Dia mantan budak Thufail bin Abdullah al-Azdiy. Thufail adalah saudara seibu dengan Ibunda A’isyah r.ha. Yaitu, dari Ibunda Ruman,
Dia dimerdekakan oleh sahabat Abu Bakar r.hu. Saat menjadi budak Thufail. Dia mengalami penyiksaan yang pedih lagi dahsyat.
Dia pernah menghapuskan jejak langkah kaki dua anak sahabat Abu Bakar r.hu. Yakni, Asma’ dan Abdullah. Yang keduanya sering mengirim makanan kepada Nabi saw. Saat beliau bersembunyi di dalam gua. Sahabat Amir bin Fuhairah r.hu pura-pura menjadi penggembala domba.
Dia pernah mengikuti Perang Badar dan Perang Uhud. Takdir menentukan sahabat Amir menjadi salah seorang syuhada’ Uhud pada usia 40 tahun.
6.     Sahabat Abu Fukaihah r.hu.
Dia mantan budak Sahfwan bin Umayyah bin Khalaf al-Jumahiy. Masuk Islam bersama sahabat Bilal. Ketahuan masuk Islam. Sejak saat itu mengalami penyiksaan yang mengerikan.
Hingga datang sahabat Abu Bakar r.hu membelinya. Kemudian, dimerdekakan. Dia ikut hijrah ke Madinah. Takdir menetapkan dia harus wafat sebelum dapat mengikuti Perang Badar.
7.     Sahabat Labibah r.ha.
Dia mantan budak bani Muammal bin Habib bin Adiy bin Ka’ab. Ketahuan masuk Islam. Dia mengalami penyiksaan yang bertubi-tubi. Bahkan, sahabat Umar pernah menyiksan ketika sahabat Umar masih kafir.
Dia dimerdekakan oleh sahabat Abu Bakar r.hu
8.     Sahabat Zinnirah r.ha.
Dia mantan budak bani Adiy. Sahabat Umar juga pernah menyiksanya ketika sahabat Umar masih kafir. Kedua matanya dibutakan oleh Abu Jahl.
Dia sesumbar kepada Abu Jahl. Bahwa, yang membuat buta adalah Allah swt. Bukan Abu Jahl. Jika Allah swt menghendaki pasti dia dapat melihat kembali. Benar. Keesokan hari kedua matanya kembali dapat melihat normal seperti sediakala.
Dia dimerdekakan oleh sahabat Abu Bakar.
9.     Sahabat an-Nahdiyyah r.ha.
Dia mantan budak bani Nahd. Kamudian, menjadi budak seorang perempuan dari bani Abduddar. Ketahuan masuk Islam. Majikan perempuan tersebut menyiksa dengan sadis.
Dia dimerdekakan oleh sahabat Abu Bakar r.hu.
Sadisnya penyiksaan. Biadabnya orang-orang kafir menghancurkan karakter dan kepribadian kaum muslimin awal. Ternyata dengan takdirNYA mereka tidak ada yang murtad dari agamaNYA. Yang terjadi mereka sangat bersemangat menjadi penghuni surgaNYA. Dan, semakin mencintai Nabi saw [ ]