Blogger news

Majalah MAYAra adalah majalah donasi internasional yang berbasis keilmuan tanpa memandang golongan bermodalkan persaudaraan. Bersama Boleh Beda. Allahu Akbar...!!!

Birrul Walidain

Oleh: D. Zawawi Imron


Salah satu nilai yan menunjukkan kecintaan dan ketaatan seorang hamba kepada Allah dan rasulNya ialah sikap baiknya kepada ayah bundanya. Hal ini penting untuk disampaikan kepada kaum muslimin, mengingat Allah sangat menekankan dengan sikap dan akhlak “Birrul Walidain” memuliakan kedua orang tua. Artinya selalu bersikap hormat kepada ayah dan ibu. Memuliakan kedua orang tua tidak cukup hanya dengan hati. Memuliakan kedua orang tua selain dengan sikap cinta dan hormat juga harus disempurnakan dengan perlakuan baik kepada kedua orang tua.

Untuk bisa menghormati ibu dan ayah, seorang anak manusia perlu mengenang serta menghayati cinta kasih serta perlakuan ayah dan ibu kapada sang putera. Bagaimana seorang anak selama 9 bulan berada dalam kandungan ibunda. Bila tiba saatnya melahirkan sang ibu berjuang dengan penuh kesungguhan untuk melahirkan sang anak, setelah anak lahir lalu disusuinya dengan penuh rasa kasih sayang sampai tiba saatnya untuk disapih.
Sang anak kencing di haribaan ibunda, sang ibu tidak marah bahkan si anak yang masih bayi, sang  ibu tidak jijik membersihkan dan membunag kotoran sang anak. Ditambah lagi ketekunan ibu dan ayah mengasuh mulai dari ayah yang mencarikan nafkah serta biaya belajar dan lain-lain. Juga ibu yang setiap hari memasak untuk sang anak tanpa mengharapkan balasan. Jadi, kalau ada hutang yang tidak mampu aku bayar adalah hutangku, wahai ibu. Kalau ada hutang yan gtak mampu aku bayar, hutangku wahai ayah.
Penghayatan seperti itu kepada jasa-jasa ibu dan ayah perlu menjadi kenangan indah, dan labih dari itu menjadi bahan renungan agar hati ini tidak kering. Menghayati dan merenungkan jasa dan kasih sayang ibu dan ayah yang dilakukan oleh akal sehat dan hati yang jernih akan menumbuhkan pencerahan di dalam kalbu.
Pencerahan itu berupa kecerdasan bahwa diri ini puteranya ibu dan puteranya ayah. Ada kata-kata mutiara yang berbunyi “sesekali manusia itu perlu merenung dengan cerdas siapa dirinya. Kemudian ia mengaku kepada Allah bahwa ia putera ibunya dan putera ayahnya. Dalam melapor itu ia berbisik (berdoa) dengan hati yang dalam agar Allah mengampuni ayah bundanya, serta mohon kepada Allah agar Allah memberikan kasih sayangNya kepada ibu dan ayah kepada sebagaiman ayah bunda dulu mencurahkan kasih sayangnya yang utuh pada waktu sang putera masih kecil.
Renungan seperti itu kalau sering-sering dilakukan akan membuat sang putera akan mendapat kenikmatan “hakiki” karena ia merasa puteranya ibu dan merasa puteranya ayah. Itulah nikmat dan kalau dihayati secara mendalam akan membuahkan kebahagiaan.
Untuk itu kita baca dengan hati yang khusuk doa “rabbighfirli wa liwalidaiya warham huma kama rabbayaani shaghiira”. Dibaca dan ditunjukkna kepada Allah dengan kesadaran kepada diri puteranya ibu dan puteranya ayah.
Hal ini pentiang menjadi bahan renungan agar kita sebagai putera dapat memberikan segala yang bernilai kepada ibu dan ayah.
Bahkan ada seorang anak yang biasa tampil di atas mimbar, lebih merasa percaya diri ketika ia tampil dengan yakin bahwa dirinya putera ibunya dan putera ayahnya. Bahwa diri adalah kelanjutan denyut darah dari ibu dan ayah. Perasaan-perasaan merasa bahwa diri ini seorang hamba Allah yang merupakan kelangsungan dari sejarahnya ayah dan ibu akan membuat sesibilitas dan penghayatan benar-benar menemukan hidup yang nikmat dan pada puncaknya menemukan “madunya kebahagiaan” bahagia karena sadar bahwa diri ini puteranya ibu dan puteranya ayah.
Kecerdasan merasa berhutang budi kepada ayah bunda itu akan lebih cerdas lagi kalau bisa menumbuhkan ras “terima kasih” yang dalam. Rasa terima kasih itulah yang seharusnya menimbulkan sikap akan melakukan yang terbaik kepada ayah dan ibu.
Ada anak ingin memperlakukan ibu dan ayahnya dengan total sebagaiman ia “ingin melakukannya”.  Itu memang bak. Perlakuan yang terbaik “menurut ia” benar-benar ia lakukan. Tapi itu sebenarnya belum cukup, masih ada yang lebih baik daripada itu. Yaitu seorang anak berbuat bukan sekeda melakukan “apa yang ingin ia persembahkan” lebih dari itu ia berbuat sesuai dnegan apa yang ibu dan ayah inginkan dari kita.
Kadang seorang anak merasa berbuat yang terbaik padahal itu tidak diinginkan oleh ibu dan ayah. Itu perakuan yang kurang bermakna. Yang baik, seorang anak harus pandai membaca hati kedua orang tua. Kalau tidak, lebih baik ditanyakan langsung, apa yang ibu dan ayah inginkan dari kita.

Khidmat Edisi 105

Bismillah tawakallna ala-llah...
Pembaca Tercinta. Ajaran Islam mengajarkan kita sebagai pemeluknya agar shalat pada waktunya. Puasa pada waktunya dan juga haji pada waktunya, serta ibadah-ibadah mahdlah lain. Pada intinya, semua itu mengajarkan kita semua, agar budaya kedisiplinan mendarah daging. Mengakar kuat dalam alam bawah sadar.
Namun diakui atau tidak, negeri yang penduduknya mayoritas muslim ini cukup memprihatinkan tingkat kedisiplinannya. Jauh di bawah negara-negara yang nota-benenya kebanyakan non-muslim.  Pertanyaannya, apakah ini akan dibiarkan begitu saja? Nah, sebagai bentuk kepedulian dari adanya keprihatinan di atas, redaksi pada edisi 105 ini mengangkat tema kedisiplinan sebagai kajian utama. Harapannya tidak lain, kita para pembaca dan donatur Majalah MAYAra lebih meningkatkan mutu kedisiplinan, sehingga akan mudah dalam meniti tangga kesuksesan.
Pada Rubrik al-Hizb Abuya Miftahul Luhfi Muhammad menuangkan uneg-unegnya tentang pemerintah Amerika yang ternyata mempunyai kebijakan-kebijakan yang jauh dari sifat me-manusia-kan manusia.
O’ning sang Filosof Keseharian mengamati dan mengritisi kebijakan anggota dewan yang bernafsu besar dalam membangun gedung yang madharatnya lebih besar daripada manfaatnya dengan judul, “Falsafah TingKi”. Tentu suguhan menawan dan menarik lain masih kami haturkan, semoga bermanfaat dan merubah perilaku ke arah yang lebih baik. Amin yaa mujiibas saa’iliin...

Mata Air dan Air Mata



Oleh: Prof. Dr. Suparto Wijoyo

TANGGAL 22 Maret 2011 diperingati sebagai Hari Air Dunia. Temanya juga lumayan mentereng: Air Buat Perkotaan. Yo ... air biar digerojok buat orang-orang kota. Apa begitu maknanya? Atau di kota memang sedang krisis air bersih. Kepada para para penguasa yang duduk di kursi pemerintahan semestinyalah mengerti kok. Kuberharap agar dikau memperhatikan soal yang akan gawat kaliwat-liwat kalau terjadi kekurangan air bersih di Jatim khususnya. Tatanan pengairan Jawa Timur (Jatim) pada tahun  ini terprediksi terus dalam bahaya. Ini merupakan konklusi paling seru untuk mendeskripsikan kondisi mengenaskan kualitas air di Jatim dalam memasuki babak baru kurun waktu 2011. Malapetaka lingkungan Jatim sudah mencapai titik krusial yang berdampak dramatis dan secara nasional selama lima tahun terakhir senantiasa menduduki peringkat juara kedua. Sejumlah peristiwa lingkungan menggelegak ke permukaan publik Jatim: 35,61%-40% air tercemar, 18,05% hutan rusak berat, 14,63% udara kotor menyesakkan, dan 5,37% laut menghitam beserta biotanya yang terkoyak keberlanjutan hidupnya.

Hebat. Itulah sebuah “prestasi” kematian yang mengancam masa depan lingkungan dan kehidupan warga Jatim. Seluruh segmen geografis Kabupaten dan Kota di Jatim mengalami prahara lingkungan cukup serius. Gresik, Sidoarjo dan Surabaya seakan saling berlomba untuk keluar sebagai pemenang dalam memperebutkan “piala” pencemaran dan perusakan lingkungan di tahun 2011. Kalaulah Jatim demikian tentu wilayah lain di Indonesia lebih seru lagi dulur.

Kolam Teratai
Dalam kaitan ini terdapat cangkriman simbolik yang pernah dilontarkan R. Latter yang sangat relevan bagi kondisi wajah lingkungan Jatim dewasa ini. Diungkapkan bahwa orang Perancis senantiasa menggunakan teka-teki untuk mengajarkan kepada anak-anak sekolah tentang sifat pertumbuhan yang berlipat ganda. Sebuah kolam teratai, begitu teka-teki itu, berisi selembar daun. Tiap hari jumlah daun itu berlipat dua. Dua lembar daun pada hari kedua, empat pada hari ketiga, dan delapan pada hari keempat, demikian seterusnya. Kalau kolam itu penuh pada hari ketiga puluh, kapankah kolam itu berisi separohnya? Begitu ditanyakan. Jawabnya adalah: pada hari kedua puluh sembilan.
Lontaran cerdik tersebut merupakan kidung-kinanti yang futuristik yang telah pula dirujuk oleh L.R. Brown dalam bukunya yang sangat populer The Twenty Nint Day: Accommodating Human Need and Numbers to the Earrth’s Resources dan telah dialihbahasakan menjadi Hari Yang Kedua Puluh Sembilan. Waduh serius bukan? Apakah para pejabat berkesempatan ya baca-baca begini? Semoga
Kini nasib kolam teratai Jatim tampak sudah penuh seluruhnya, sementara waktu penyelematan tinggal sehari. Warga Jatim niscaya harus memahami urgensi kebutuhan memulihkan  mutu lingkungan. Pencemaran air terlihat tak  kenal kompromi dan kerap meluas tiada henti melanda media air dengan rentetan kompleksitas konsekuensi yang problematik. Pencemaran air, udara, dan perusakan bentang alam mewarnai perjalanan tahun 2010 dirasa akan semakin menggila di tahun 2011 apabila tanpa kebijakan perairan yang maton.

Sang Tertuduh
Pencemaran air di Indonesia, mulai Aceh sampai Papua, eh termasuk di Jatim seperti yang terjadi di pantai Gresik, Kali Brantas, Kali Tengah, Kali Surabaya, Kenjeran, Kalimas dan Bendungan Karangkates disinyalir terus menggejala. Bahkan Perusahaan Jasa Tirta I secara tegas pernah melansir dengan menyatakan bahwa tingginya tingkat pencemaran air di Kali Surabaya misalnya  berasal dari pembuangan limbah dari 40 industri, di samping limbah domestik dan pertanian. Dunia industri dapat dikategorisasi sebagai pihak tertuduh yang paling “terpercaya” dalam kasus pencemaran air di Jatim.
Maraknya frekuensi pencemaran air di Jatim adalah kebenaran yang tak terelakkan. Realitas pencemaran air di Jatim tidaklah perlu diragukan, apalagi diperdebatkan. Kenyataan itu merupakan produk sikap biarinisme dan kemunafikan kelembagaan Pemerintah Kabupaten/Kota di Jatim. Bagaimana air di Jatim tidak tercemar apabila mayoritas industri dibiarkan oleh para Bupati/Walikota untuk membuang limbah cairnya tanpa kendali? Instrumen hukum yang berupa perizinan lingkungan sebagai sarana pencegahan pencemaran air tidak difungsikan. Para pengusaha pun dengan enaknya membuang limbah cairnya (atau air limbahnya) tanpa beban hukum. Enteng sekali. Mereka seolah bebas memuntahkan liur mautnya itu tanpa dosa. Air di Jatim benar-benar tengah dijadikan wahana gratisan para pengusaha untuk mensemayamkan limbah cairnya. Bagaimana Perda tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di Jatim yang baru saja didog tanggal 28 Februari 2008 mampu mengatasi krisis air bersih di Jatim?

Instansi Yang Bertanggung Jawab        
Siapakah instansi yang seharusnya bertanggung jawab atas terjadinya pencemaran air di Jatim? Secara yuridis administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (PP No. 82 Tahun 2001): instansi yang musti bertanggung jawab untuk mengendalian pencemaran air adalah para Bupati/Walikota. Bupati/Walikota merupakan aparatur penegak hukum yang utama di bidang pengendalian pencemaran air. Maka jajaran birokrasi Kabupaten/Kota yang berkompeten mengelola lingkungan harus bertindak nyata menghentikan pencemaran air. Langkah ini akan semakin meneguhkan dan membenarkan bahwa anda memang layak mendapatkan peralihan kewenangan dalam upaya pengendalian pencemaran air. Kalau tidak sekarang, kapan lagi Bupati/Walikota tampil beda dari para Gubernur yang selama sepuluh tahun telah diberi otoritas pengendalian pencemaran air, namun ternyata tetap belum greget, tanpa kreasi hukum yang mengesankan. Kini Pakde Karwo mau bangun dari agenda gerak jalannya yang menonjol he he he.
Sejarahnya. Pada tingkat nasional, sejak tanggal 5 Juni 1990 telah ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air (PP No. 20 Tahun 1990). PP ini menggariskan bahwa pembuangan limbah cair ke dalam sumber-sumber air dilakukan dengan IPLC dari Gubernur. PP No. 20 Tahun 1990 ini berlaku efektif tanggal 5 Juni 1991, sehingga sejak tanggal tersebut berlaku ketentuan bahwa setiap industri yang membuang limbah cairnya ke dalam sumber-sumber air wajib memiliki IPLC yang menjadi kewenangan Gubernur. Tanpa IPLC tidak ada pembuangan limbah cair yang legal.
Bagaimana kenyataannya? Amboi, jauh panggang dari api. Pencemaran air terus muncul. Kalau soal aturan hukum. Ah lengkap sudah aturan hukumnya. Ketentuan pengaturan mengenai pengendalian pencemaran air terlihat komplit. Tetapi apa yang terjadi? Selama masa berlakunya aturan pengendalian pencemaran air, semua industri di Jatim belum memiliki IPLC yang semestinya. Akibatnya, para pengusaha dengan lugasnya membuang limbahnya tanpa IPLC dari Gubernur.
Bagaimana kisah selanjutnya? Zaman telah berubah, waktu terus melaju dan berlalu. Zaman Gubernur Imam Utomo terpotret hendak tampil se-Utomo mungkin. Disahkanlah Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No. 5 Tahun 2000 tentang Pengendalian Pencemaran Air di Jawa Timur yang kini sudah diganti yang baru. Gubernur Imam Utomo tampaknya benar-benar ingin tampil elegan secara ekologis. Beberapa perusahaan yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan IPLC ke Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Propinsi Jatim berdasarkan Perda No. 5 Tahun 2000 segera mendapat tanggapan. Proses terus bergulir dan pencemaran air juga terus melaju. Lantas, apa yang telah dilakukan Gubernur Imam Utomo yang kondusif bagi upaya pengendalian pencemaran air? Dapatkah para Pakde Karwo melanjutkan lebih serius soal ini? Munculnya Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air harus memberikan pemahaman baru Pakde Karwo untuk lebih serius mensikapi soal krisis air.
Namun, perlu ditandaskan bahwa semua perangkat hukum tersebut pada dasarnya hanyalah kertas mati yang tidak berharga apabila Gubernur maupun Kepala BLH alias Badan Lingkungan Hidup Propinsi Jatim tidak cekatan melaksanakannya. Dan sebelum Gubernur Jatim bergerak maksimal merealisir pengendalian pencemaran air, maka era baru memberi kewenangan kepada Bupati/Walikota mencuat. Aturan hukum lingkungan yang memuat sanksi administrasi untuk menangani kasus pencemaran air telah tersedia. Penerapan sanksi administrasi paksaan pemerintahan yang pelaksanaannya dilakukan dengan tindakan pemulihan kualitas air (semisal air Kali Surabaya, Kali Brantas atau Kalimas) dapat dilakukan dengan cara penggelontoran. Tidak ada alasan bagi Bupati/Walikota untuk menunda penerapan sanksi paksaan pemerintahan hanya karena pertimbangan tidak tersedianya dana. Ingat bahwa kasus lingkungan biayanya lebih besar daripada mencegahnya.
Akhirnya, jangan lagi menunda. Pencegahan  yuridis administratif tragedi pencemaran air ada di pundak Bupati/Walikota dalam koordinasi Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat seperti yang diamanatkan PP No. 19 Tahun 2010. Warga Jatim tengah menunggu kreasi Bupati/Walikota. Kepada para punggawa Kabupaten/Kota kuselipkan pesan tegakkanlah aturan. Suarakanlah norma hukum yang berlaku dan jangan seperti sebagian penguasa yang tidak mengerti derita warganya. Kepada pejabat Jatim beranikah anda berjanji? Tapi ingat kami butuh bukti, bukan janji. Kayak iklan. Jangan sampai mata air di Jatim mengalirkan air mata. Cekal krisis air bersih di Jatim.

*Penulis adalah dosen lingkungan Hidup Unair dan Guru Luar Biasa MTI

Amerika Merusak Kesehatan Manusia

by: Halilintar Muhammad

Sudah baca buku berjudul "Deadly Mist upaya amerika merusak kesehatan manusia"? Pembaca yang budiman mungkin akan bergidik ngeri atau merasa geram selama membaca buku ini, bagaimana tidak? buku yang memperoleh endosement dari mantan Menteri Kesehatan Indonesia Siti Fadhilah Supari sebagai 'buku luar biasa dan mencatat kenyataan yang tidak terbayangkan sebelumnya' ini membeberkan fakta-fakta mengenai adanya upaya perusakan kesehatan umat manusia yang dilakukan oleh pemerintah Amerika, bahkan tanpa segan-segan mereka uji cobakan pada warga negaranya sendiri.
 Tahukah Anda para turis yang datang ke Indonesia tidak semuanya adalah para pelancong? Tidak sedikit dari mereka membawa misi khusus dari dinas intelijen Amerika Serikat. Tidak hanya untuk menyebarkan budaya, tetapi juga untuk memata-matai kekuatan militer, potensi, kekuatan dan kelemahan militer kita serta menyebarkan "penyakit" yang akan merusak kesehatan bangsa Indonesia.
 Sementara itu, media massa berkelas internasional pun banyak melakukan kebohongan mengenai produk-produk yang dianggap aman untuk dikonsumsi. Beberapa contohnya adalah flouride dan pemanis buatan aspartam. Apakah anda tahu bahwa isi satu tube pasta gigi berflouride ukuran keluarga dapat membunuh seorang anak dengan berat 12 kilo? Pastikan Anda mencari data ilmiah mengenai efek bilogi dari flouride dan aspartam yang sesungghnya!
 Buku ini juga membongkar semua kebusukan Amerika di pentas dunia, yang memproduksi zat-zat kimia berbahaya untuk membunuh ras dan bangsa tertentu, untuk mewujudkan "mimpi" mereka menciptakan tatanan dunia baru (Global Village). Nah, Si penulis buku ini sendiri Jerry D. Gray adalah mantan Angkatan Udara AS tahun 1978. Buku ini adalah buku keempatnya yang diterbitkan Sinergi Publishing (anak Gema Insani Press) dengan ketebalan 220 halaman.
Buku ini juga membahas mengenai AIDS, anthrax, flu burung, serta daftar ilmuan yang tewas misterius karena berusaha menguak kebenaran. Anda pasti tahu virus HIV AIDS yang telah menelan korban jutaan sampai miliaran jiwa di seluruh dunia. Apakah virus HIV itu muncul dengan sendirinya? Anda akan temukan jawabannya dalam buku ini. Bahkan Flu Babi yang akhir-akhir ini menjadi isu internasional, apakah penyakit ini berkembang dengan sendirinya tanpa ada campur tangan para ahli pembuat virus di dinas kesehatan dan intelijen Amerika? Selamat membaca! (Hadi)

Album Kenangan

Oleh: Yulyani Dewi

Karta Hastarajasa, mengulum senyum pendeknya. Membuka lembar demi lembar, album tebal tempat kenangan bersama Karmiati istrinya yang telah tiada 1 tahun lalu. Karta mengingat sambil sesekali tersenyum, tiba-tiba dia mengernyitkan dahinya, ketika melihat saat dimana Karmiati dan anak-anak di puluhan lembar terakhir pada album tebal itu, merangkul anak-anak tanpa ada dirinya sama sekali di samping mereka. Dan dia menangkap mata Karmiati seperti berkaca-kaca, mata yang sepi dan dingin.

Karta tertegun, menatap wajah Karmiati, senyumnya tampak mengembang dalam foto itu, tapi ada selimut duka di sana dan tidak bisa ditipu, karena mata Karmiati telah banyak bicara. Karta terus membuka lembar demi lembar satu persatu, perlahan air matanya menetes. Tampak di lembar terakhir dia melihat foto Karmiati dengan dirinya tampak begitu mesra dibalut kebaya pengantin mereka. Dia melihat mata Karmiati berbinar bahagia. Dia seperti dihantar pada siluet masa lalunya bersama Karmiati. Seperti pada suatu pagi, Karta mendapat tugas ke Singapura. Dia melihat perut buncit Karmiati, menunggu kelahiran anak ketiganya.
“Tik, aku tidak tega meninggalkan kamu hari ini, tapi.............”
Karmiati tersenyum tulus, katanya :
“Tidak lah Kang Karta, Tidak apa-apa, ini anak ketiga kita. Aku sudah tidak takut dan bisa menjaga diri, jangan khawatir, Akang berangkat saja.” Sambil merapikan sekoper pakaian yang akan dipakai suaminya ke Singapura. Karta tersenyum.
Beberapa jam kemudian Karta telah berada di Bandara Internasional Cengkareng di antar istri dan anak-anaknya. Sampai ke ruang tunggu di luar. Mereka berpamitan Mesra. Pandangan anak-anak belumlah jauh, Lambaian tangan masih hangat dan terlihat samar. Tiba-tiba seorang wanita dari arah dalam berlari memeluknya, baju merahnya nan anggun dengan belahan roknya yang aduhai, serta wajah cantiknya menghujani Karta dengan ciuman.
“Gimana, Papi, berapa lama ijinnya sekarang?”.
Karta tersenyum, dia membalas ciuman Mesra Marina, dan dengan sekenanya menjawab, “Seminggu Sayang!”
Kening Marina berkerut, kemudian mulutnya dimayunkan, cemberut, sambil mereka terus berjalan berangkulan menuju ruang tunggu kebrangkatan.
“Kok, Cuma seminggu sih Pi?, Kenapa Papi gak adil?”
Karta tersenyum nakal : 
“Sayang, Karmiati akan melahirkan, aku harus menunggui anakku, tapi.......”
“Tapi apa, Pi?”
“Semua tergantung kamu, apa yang bisa kamu berikan pada Papi?”
“Ah, Papi................” Marina tertawa manja, diiringi cubitan Mesra di perut bulat Karta.
Seminggu Dua Minggu Karmiati menunggu sabar, Ponsel Karta sering kali sibuk, susah untuk dihubungi, tak bisa ditelepon sama sekali. Karmiati pasrah, berpikir mungkin Akangnya tersayang sedang sibuk. Karmiati dengan kandungan membuncit, menyiapkan segala keperluan sendiri, tanpa Karta berada di sampingnnya, beruntung Puteri Pertamanya sudah bisa dimintai tolong untuk sekedar membantu mengepak persiapan bersalin. Sehari menjelang hari kelahiran, Karta belum juga menampakkan dirinya, hingga Karmiati, melangsungkan persalinannya sendiri hanya ditemani anak-anaknya.
Sudah puluhan kali sejak tahun kelima belas pernikahan mereka, Karta berbuat hal ini. Bahkan akhirnya mereka sering melewatkan liburan sekolah anak-anak tanpa kehadiran Karta di sisinya. Namun Karmiati cukup memaklumi kesibukan Karta sebagai Wakil Direktur yang sekarang sangat menyita waktunya, apalagi jika Direktur Utamanya tidak dapat menghadiri, rapat-rapat penting di luar negeri, maka Kartalah yang harus menggantikannya. Batin Karmiati, toh sekarang dirinya ikut menikmati hasil jirih payah Karta.
Persalinan berlangsung dengan baik, dan bayi merekapun sehat, hingga mereka keluar dari rumah sakit. Karta sama sekali belum sempat melihat bayi Karmiati.
Hingga, hari ke sepuluh setelah si jabang bayi berada di rumah, Karta pulang dengan tanpa dosa, membawa berbagai macam oleh-oleh untuk Istri dan anak-anaknya, rasa cemas dan curiga di dada Karmiati terhapus sudah oleh penjelasan Karta dan berbagai cumbu rayunya.
Pun ketika Axel si kecil mereka berulang tahun yang pertama, kembali Karta tidak dapat hadir. Hingga wisuda Mila putri pertama mereka, Karta tetap tidak bisa menghadirinya.
Sampai dengan ketika Karmiati divonis menderita kanker rahim, Karta tidak pernah ada waktu untuk bisa menemani hari-hari sakit Karmiati, hingga Karmiati di Vonis Kritis, seiring puncak Karier Karta. Dan Karmiati pun dengan toleransinya yang tinggi enggan memberitahu Karta, perihal sakit yang dideritanya. Hingga Karmiati meninggal tanpa sepengetahuan Karta.
Berita itu datang seperti petir lewat sms di ponsel yang lama tidak diaktifkan. Seperti biasa, ketika dia berada di luar negeri, dan sedang berada dipelukan Marina.
Karta tidak bisa berkata apa-apa, setengah tidak percaya, mengingat beberapa hari yang lalu, Karmiati masih semangat membuatkan berbagai makanan dan melayani kebutuhannya sehari-hari, tetap tersenyum bahkan berkali-kali mencandainya.
Karta tertegun lama, menepis tangan Marina, tiba-tiba dadanya berdegup kencang, matanya meradang, hingga pecah tangisnya keras. Marina kaget menjauh, Karta mengusir Marina dengan kasar, melempar segala yang ada di sampingnya, ke arah Marina. Hingga nama Marina pun enggan disebutkan. Dan sekarang di sinilah Karta, di ruang keluarga sibuk menyebar puluhan album foto, mencoba mengurai kenangan sekali pun terlambat sudah. Hingga dia menemukan selembar surat yang ditempel di Album foto mereka. Surat Cinta Karmiati padanya. Kang karta tersayang.
Alhamdulillah Tuhan mengabarkan doa kita, semoga kita segera dapat melangsungkan pernikahan, setelah Akang Pulang dari Australia. Akang, Abah telah setuju. Atik selalu menantikan saat itu. Hanya satu keinginan Atik, kelak Atik akan berusaha menjadi Istri yang baik, Istri yang akan selalu mengabdi pada suami. Yang Atik harap hanya Ridha Akang pada Atik.
Sedetik.
Dua detik.
 Pada detik ketiga itulah tangis Karta pecah. Seluruh ruangan seakan runtuh menimpanya. Mila, Danil, dan Axel berlari memasuki ruang tengah yang sangat mewah, demi melihat ayah mereka menangis meraung-raung.
Sejenak Karta memandang wajah anaknya, tiba-tiba nafas Karta tersenggal, dan jatuh di atas tumpukan album. Hari itu juga Karta menyusul Karmiati. Dikubur di bulan dan tanggal yang sama.  
Entah ini cinta sejati atau tidak, yang jelas, penyesalan selalu datang terlambat. Semoga cerita ini mengingatkan Kita, di mana kadang kita lupa keberadaan orang-orang terdekat kita, dan baru merasakan betapa berartinya keberadaan mereka, setelah mereka jauh dari rumah atau meninggalkan kita.
Dan sebelum waktu itu mendatangi, alangkah indahnya kita masih sempat memeluk atau menggandeng tangan mereka di saat-saat terakhir sebelum dia tiada.


*Penulis adalah pemilik Rumah Desain Iweddedul

Menjemput Tuhan

*Cinung Azizy
Kini suasana sudah pada puncaknya, hanya satu keinginan terbesarku, syahwatku yang kubawa dari rahim ibuku: Melihat Wajah Tuhan.

***
Bulan tinggal separuh malam itu. Sayup-sayup hanya suara satwa malam yang terdengar. Gesekan-gesekan angin yang terasa lewat pelepah dedaunan. Anam masih saja duduk di beranda rumahnya yang reot. Lirih dari mulutnya terangkai gambaran jiwanya yang syarat akan kerinduan.
“Senja telah berlalu, malam yang bisu seperti ini selalu bisa saja membelenggu jiwaku. Sepiku tanpamu. Semua rasa telah terbingkai dalam palung hati, hingga aku tak mau menyodorkannya dengan segala yang berlatar.”
“Bapak, mendengar suara Anam di luar, tidak?” tanya wanita paruh baya yang bernama Rasinah dan biasa dipanggil emak oleh Anam. Entah sudah ada dalam perjanjian ketika masih dalam kandungan atau adat kampung yang begitu, hingga Ia memanggilnya emak.
“Iya, Bapak mendengar suara Anam” jawab Bapak Anam.
“Ibu khawatir Pak, sudah lama Anam sering menyendiri begitu.” Keresahan ibunya akan sikap Anam terangkai lewat kata-kata.
“Yo wis, besok kita bicarakan baik-baik. Kita tanya, siapa tahu Anam sedang memiliki keinginan tetapi takut memberitahu kita.” Ucap Bapak menenangkan. Lalu mereka berdua beranjak ke peraduan mimpi. Berkawan sisa-sisa malam yang sebentar lagi terebut fajar di timur.
***
Keesokan harinya, sebelum sempat Emak dan Bapak berbicara pada Anam, keanehan pada diri Anam terlihat kembali. Bahkan begitu kentara. Saat Laras menemukan Anam tertidur di halaman rumah hanya dengan selembar  daun pisang. Sempat terekam dalam benaknya kata-kata yang keluar dari mulut Anam, yang membuatnya merasa ada kejanggalan yang harus ditindaklanjuti pada diri Anam.
“Telah lama Kau yang kunanti. Namun tak kunjung Kau tepati janji. Kau selalu diamkan aku dalam sepi. Kau yang selalu menjadi pujaan di atas segala yang kumiliki. Tapi Kau biarkan aku sendiri dengan sisa-sisa pagi.”
“Begitulah Bu, kira-kira yang saya dengar waktu saya mau menimba air untuk masak di belakang.” Tutur Laras pada Emak Anam.
“Kami sendiri juga kebingungan dengan sikap Anam bulan-bulan terakhir ini. Kami takut Anam menyimpan sesuatu namun takut mengatakan, hingga dia begitu”
“Apa Ibu tidak kuatir kalau Anam terganggu jiwanya? Misalnya diganggu lelembut, Bu?” Duga Laras.
“Wuss, ngarang kamu.”
“Ya, bisa saja kan, Bu? Namanya juga alam bawah sadar.”
“Kalau memang Anam diganggu lelembut, Ibu rasa mustahil. Toh, dia masih mau shalat. Bahkan terlihat lebih khusyuk. Shalat sunah makin rajin. Melek malam juga semakin sering.” Jelas ibunya.
“Ya, sudah kalau begitu. Semoga saja ini hanya keanehan-keanehan Anam yang tidak akan berlanjut.
Obrolan pagi itu membuat Ibu Anam tidak tenang. Terlebih setelah ia memergoki Anam di meja makan. Bukannya berdoa, malah kata-kata Anam yang terlihat semakin tidak jelas saja.
“Aku, ingin sekali Kau undang aku makan satu meja dengan-Mu. Lalu kita akan bicara banyak hal, tentang kematian, kehidupan, dan bercanda ria tentang kekekalan.”
“Anam, mbok kamu kalau ngomong jangan suka nglantur. Makanannya dimakan saja. Itu makanan kesukaanmu, rendang daging dan sambal lalapan.” Ucap Emaknya.
“Aku sedang tidak ingin makan, Mak! Aku mau ke kamar saja.”
Emaknya hanya diam dalam kebingungan melihat anaknya begitu. Sudah tiga hari tiga malam tidak makan. Berbicara pun secukupnya. Ibunya merasa nalangsa melihat ini semua. Kepikiran dengan ucapan laras pagi kemarin kalau Anam diganggu lelembut. Dan akhirnya Ia minta pendapat keluarga dekat untuk membawa orang pintar. Tapi setelah itu hasilnya nihil, hanya ada satu jawaban, Anam sedang mempunyai keinginan yang kuat dan begitu besar hingga mengganggu jiwanya. Emaknya semakin binggung dan resah saja, ketika suatu pagi mendengar jawaban dari mulut Anam sendiri.
“Mak, apakah Mak sanggup memenuhi permintaan Anam, jika Anam katakan apa mau Anam yang sebenarnya?” Ucap Anam lirih pada Emaknya.
“Insya Allah! Jika Emak dan Bapakmu mampu, kenapa tidak? Asal kamu kembali biasa seperti dulu.” Jawab Emaknya.
“Hanya satu keinginan Anam Mak, bertemu Tuhan yang telah menciptakan Anam dan kita semua. Karena Anam ingin benar-benar membuktikan Tuhan itu ada, Tuhan itu melihat kita. Anam ingin melihat tangan Tuhan yang mampu menggoncangkan dunia bahkan membalikkan hati Anam. Apakah Mak bisa menjemput Tuhan untuk Anam?” Jawab Anam panjang lebar.
“Astaghfirullah! Nak, kenapa kamu jadi begini?” keluh Ibunya tak tahan lagi air menetes dari garis-garis pipinya. Lalu Anam pergi ke tempat yang paling ia sukai. Hamparan sawah yang luas di belakang rumah, menikmati kesendiriannya, berharap akan menemukan sosok bayangan yang ia sebut sebagai Tuhan selama ini.
“Apakah Aku harus memberi sesajen dulu, seperti yang dilakukan masyarakat pesisir laut, dengan melempar kepala kerbau, atau dengan menyiapkan beras merah yang telah dibuat bubur lengkap dengan sesisir pisang ambon seperti yang dilakukan oleh masyarakat lereng gunung, agar aku benar-benar mampu melihat Tuhan atau bahkan merasa menyatu antara tubuhku dengan tubuh-NYA.”
Dalam jiwanya terukir kata yang terungkap dengan diam.
“Semua terasa kosong, semua serasa hampa. Aku terus memijak walau telapak tak berjejak. Aku ingin melihat sekabut bayangan, walau dalam sekam malam yang mencekam.”
*****
“Anam, besok ikutlah Bapak ke tempat Kiai Mujab. Bapak sudah lama tidak berkunjung ke sana.”
“Baiklah Pak!” Jawab Anam singkat. Lalu seperti biasa, ia pergi dengan angin-angin lirih yang senantiasa menemaninya di pinggir sawah.
“Bisik lirih deru ini, seakan pecahkan kesunyian malam, hembusan angin malam kian menusuk tulang, angan selalu terbang melayang, gapai bayang yang menurutku rupawan, yang selalu aku dambakan dalam setiap inci kehidupan.” lirih suara batin Anam.
Keesokan harinya mereka pergi ke kediaman Kyai Mujab. Disambut pagar besi yang bertuliskan Pondok Pesantren Darul Ulum, Banyuwangi. Setelah bersapa dan berbasa-basi, karena lama tak bersua dengan Kiai Mujab yang memang teman sekolah sekaligus nyantri di Jombang dahulu, ia juga merupakan pemimpin pondok tersebut. Ketika Anam pamit hendak berkeliling untuk melihat pondok tersebut, lalu Bapaknya menceritakan apa yang terjadi dengan Anam. Kiai Mujab hanya menganggukkan kepala seakan tahu apa yang harus ia lakukan.
“Biarkan Anam tinggal di sini terlebih dahulu, sekitar sebulan atau dua bulan, mungkin ia kesepian di rumah.” Pinta Kiai Mujab. Lalu Anam dan Bapaknya pun menyetujui.
Dengan segudang kegiatan yang Anam ikuti, hingga pada suatu malam Kiai Mujab memanggilnya dan mengajaknya bertukar pikiran.
“Anam, kamu memang benar, adanya Tuhan perlu dibuktikan, karena kita adalah manusia yang hidup dengan dua alam rasionalitas dan irasionalitas. Begitu banyak media yang digunakan sebagai jalan pembuktian, dengan menyepi, dengan puasa atau memberi sesajen. Tapi perlu diingat, itu hanya sebagai media dan simbol adat istiadat dari kehidupan seeorang yang tidak bisa dihilangkan.”
“Lalu, apa yang harus saya lakukan Pak Kiai?”
“Carilah pembuktian adanya Tuhan lewat segala ciptaanNYA”
“Maksudnya?” Tanya Anam bingung,
“Saya ingin Kamu menikah dengan sepupuku yang bernama Ainal Muna. Tolong pikirkan baik-baik dan sebelum kamu menjawabnya, tadabburi dahulu firman Tuhan dalam al-qur'an surat ar-Rum Ayat 21 dan beristikharahlah.” Ucap Kiai Mujab. Lalu Anam undur diri ke kamarnya, dan melakukan apa yang diperintah oleh Kiainya itu.
Dua minggu berlalu, kini Anam akan kembali pada Emaknya, Untuk mengabarkan berita baik, bahwa ia akan segera menikah dengan Aina. Di perjalanan ia berfikir sejenak, bahwa mencari Tuhan bukanlah dengan mencari wajahNYA, namun ada inisiasi tersendiri, seperti yang dijelaskan dalam syair abadi itu “Diciptakan untuknya pasangan-pasangannya sebagai tanda-tanda kebesaran Tuhan”
Kini Anam merasa Ia akan semakin dekat dengan Tuhan, lewat cinta yang akan ia berikan pada Aina. Anam pun merasa jarak ia dan Tuhan sangat dekat sedekat urat nadi di lehernya. Merasa semakin tipis kelambu yang menutupinya, setipis kapas. ia akan semakin mencintai Tuhan, lewat segala ciptaan-Nya.
Di tengah kebimbangan, kau baringkan ragamu di peraduan kerinduanku, mimpiku dalam pangkuanNYA, kulukis lewat rayuanmu, Aku ingin berada dalam taman hatiNYA selamanya, dan aku ingin mendekam dalam taman hatimu terlebih dahulu, karena bersamamu, aku mampu menyingkap tabir hingga setipis kapas untuk berjumpa dengan-Nya,
“Aku yakin ini adalah jalan menuju kehadiratMu.” Ucap Anam dalam petang.

*Penulis adalah mahasiswi STAIN Purwokerto, Jateng

Kemiri, Bumbu Dapur Yang Kaya Khasiat


Kemiri termasuk bumbu dapur yang banyak dicari karena memberi manfaat bagi kehidupan selain untuk pelezat masakan. Kemiri adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah.

Masyarakat Indonesia sudah lama memanfaatkan minyak biji kemiri sebagai penumbuh dan penyubur rambut. Bila teratur mengoleskan minyak kemiri ke kulit kepala, rambut akan tumbuh sehat, tebal, dan berkilau.
Buah kemiri (Aleurites moluccana) juga diyakini berkhasiat mengobati buang air besar yang berdarah, diare, disentri, sakit perut, sembelit, demam, sariawan, dan sakit gigi. Kemiri mengandung zat gizi dan nongizi. Zat nongizi dalam kemiri misalnya saponin, falvonoida, dan polifenol. Banyak peneliti telah membuktikan bahwa ketiga komponen ini memiliki arti besar bagi kesehatan. Kandungan zat gizi mikro yang terdapat dalam kemiri contohnya protein, lemak, dan karbohidrat.
Mineral yang dominan dalam kemiri adalah kalium, fosfor, magnesium, dan kalsium. Juga terkandung zat besi, seng, tembaga, dan selenium, dalam jumlah sedikit.
Kandungan penting lainnya adalah vitamin, folat, serta fitosterol yang dapat meruask enzim pembentuk kolesterol di dalam hati, sehingga menghambat pembentukan kolesterol. Protein pada biji kemiri terdiri dari asam amino esensial maupun nonesensial. Fungsi asam amino esensial antara lain untuk pertumbuhan karena asam amino terdapat di semua jaringan dan membentuk protein dan antibodi.
Asam amino nonesensial yang menonjol pada kemiri, yaitu asam glutamat dan asam aspartat. Keberadaan asam glutamat yang memberikan rasa nikmat ketika kemiri digunakan sebagai bumbu. Hal itu membuat kemiri dapat mengganti penyedap masakan seperti MSG.
Tumbuhan ini masih sekerabat dengan singkong. Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan sebagai bahan campuran cat dan dikenal sebagai tung oil. 
Di balik permukaan daging kemiri yang berprofil, tersimpan manfaat yang sangat besar bagi rambut. Perawatan rambut dengan bahan alami dari kemiri membuat rambut sehat, tebal, dan kemilau. Biji yang terdapat di dalamnya juga memiliki lapisan pelindung yang sangat dan mengandung minyak cukup banyak, yang memungkinkan untuk digunakan sebagai lilin.
Adapun manfaat kemiri lainnya ialah untuk:
1. Kemiri memiliki kesamaan dalam rasa dan tekstur dengan macadamia yang juga memiliki kandungan minyak yang hampir sama. Kemiri sedikit beracun ketika mentah.
2. Kemiri sering digunakan dalam masakan Indonesia dan masakan Malaysia. Di Pulau Jawa, kemiri juga dijadikan sebagai saus kental yang dimakan bersama sayuran dan nasi.
3. Beberapa bagian dari tanaman ini sudah digunakan dalam obat-obatan tradisional di daerah pedalaman. Minyaknya digunakan sebagai bahan tambahan dalam perawatan rambut (untuk menyuburkan rambut). Bijinya dapat digunakan sebagai pencahar. Di Jepang, kulit kayunya telah digunakan untuk tumor. Di Sumatera, bijinya dibakar dengan arang, lalu diolesi di sekitar pusar untuk menyembuhkan diare. Di Jawa, kulit batangnya digunakan untuk diare atau disentri.
4. Di Hawaii, pada masa kuno, kemiri yang dinamai kukui dibakar untuk menghasilkan cahaya. Kemiri disusun berbaris memanjang pada sebuah daun palem lalu dinyalakan salah satu ujungnya, dan akan terbakar satu demi satu setiap 15 menit atau lebih. Ini juga berguna sebagai alat pengukur waktu. Misalnya, seseorang bisa meminta orang lain untuk kembali ke rumah sebelum kemiri kedua habis terbakar.
5. Kemiri bisa dibakar dan dicampur dengan pasta serta garam untuk membuat bumbu masak khas Hawaii yang disebut inamona adalah bumbu masak utama untuk membuat hidangan tradisional Hawaii. (fn/km/ok) 

Dakwah yang Bijak

Dakwah adalah ajakan kebaikan dengan cara yang terbaik. Ia adalah upaya memberi hidayah berupa petunjuk. Hidayah seakar dengan kata hadiah. Yakni sesuatu yang seyogianya baik atau bermanfaat, yang dikemas dengan indah dan diserahkan dengan lemah lembut. Sejak dini, Nabi Muhammad saw diingatkan al-qur’an bahwa “Sekiranya engkau berucap kasar lagi berhati keras, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu” (Qs. Ali Imran [3]: 159).

Berucap kasar menggambarkan sisi luar manusia, dan berhati keras menunjuk sisi dalamnya. Keduanya, “berucap kasar” dan “berhati keras”, perlu disingkirkan secara bersamaan, karena boleh jadi ada yang berucap kasar tapi hatinya lembut, atau ucapannya manis tapi hatinya busuk. Yang berdakwah menggabungkan perilaku yang sopan, kata-kata yang indah, sekaligus hati yang luhur, penuh kasih, walau terhadap sasaran yang durhaka dan kejam.
Informasi yang diberikan bukan saja harus benar tapi juga bermanfaat bagi sasaran. Itulah cermin kasih dalam berdakwah. Sedang kata-kata yang indah, halus, dan lemah lembut merupakan kunci kesediaan sasaran mendengar ajakan.
Sekali lagi, ucapan harus bermanfaat bagi yang mendengarnya. Jika tidak, pengucap dan pendengarnya merugi dalam mengucapkan atau mendengarnya. Paling sedikit kerugian waktu dan energi. Bahkan boleh jadi kerugian berupa dampak yang dihasilkan apa yang didengar itu. Karena mungkin saja ucapan itu mengubah pikiran pendengarnya yang telah benar, atau memberi ide keliru padanya.
Terdapat sekian banyak tuntunan kitab suci menyangkut kriteria kata-kata yang diinformasikan, antara lain baligha (Qs.an-Nisa [4]: 63). Dari sini seorang da’iy dinamai juga mubaligh. Kata itu mengandung arti sampainya sesuatu ke sesuatu yang lain dengan cukup. Seorang yang pandai menyusun kata, sehingga mampu menyampaikan pesannya dengan baik lagi cukup, dinamai mubaligh. Ciri ini baru bisa terwujud bila seluruh pesan yang hendak disampaikannya tertampung dalam rangkaian kata-katanya. Tidak bertele-tele yang membosankan, tidak pula singkat yang mengaburkan. Tidak menggunakan kata yang asing di telinga pendengarnya, tidak juga berat di lidah pengucapnya.
Kata lain yang digunakan al-qur’an untuk menyampaikan informasi yang baik adalah sadida (Qs.al-Ahzab [33]: 70). Kata ini mengandung makna meruntuhkan sesuatu kemudian memperbaikinya. Ini berarti kritik yang disampaikan hendaknya disertai dengan usul perbaikan, yakni kritik haruslah yang membangun. Kata sadida juga berarti tepat. Seseorang bukan saja dituntut untuk menyampaikan yang benar dan baik susunan kalimatnya, tetapi juga harus tepat waktu dan sasarannya.
“Apabila Anda berkata kepada teman Anda pada hari Jum’at saat khatib berkhutbah: ‘Diamlah! dengarkan khutbah’, maka Anda telah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan.” Ini bukan karena kandungan larangan itu salah, tetapi sasaran dan waktunya tidak tepat. Jika demikian, tidak semua harus disampaikan. Pilihlah yang bermanfaat dan perhatikan pula sasaran. Karena ada yang pandai, yang bodoh, atau anak kecil, dan dewasa. Karena itu paparkanlah masalah yang Anda akan informasikan kepada tuntunan agama. Kalau kandungannya sudah benar, maka perhatikanlah dampaknya berkaitan dengan waktu dan masyarakat. Kalau ia tidak menimbulkan dampak negatif, maka paparkan lagi masalah itu kepada pertimbangan nalar. Kalau nalar memperkenankannya, maka Anda boleh menyampaikannya, kepada umum–atau orang-orang tertentu saja, bila penyampaian kepada umum dapat menimbulkan dampak negatif atau kesalah pahaman.
Selanjutnya ketika Nabi Musa dan Harun as menghadapi penguasa kejam Fir’aun, mereka berdua dipesan Allah, agar menyampaikan dengan Qaulaa Layyina (Qs.Thaha [20]: 44) yakni lemah lembut. Ini bukan berarti tidak menyampaikan kebenaran atau menyembunyikannya. Tetapi kebenaran yang disampaikan, bahkan kritik yang dilontarkan, hendaknya tidak menyinggung perasaan, apalagi menimbulkan amarah. Demikian sekelumit tuntunan al-qur’an menyangkut dakwah yang baik. Wa-llahu a’lam.

Nglindur

Diskripsi nglindur secara sederhana bias diartikan bahwa suatu keadaan baik bicara ataupun tindakan yang dilakukan oleh seseorang diluar kesadaran dikarenakan orang tersebut dalam kondisi tidur. Dalam bahasa Indonesia nglindur bicara biasa disebut dengan mengigau. Nglindur terjadi bias disebabkan sebuah obsesi yang terlalu pada diri seseorang sehingga sampai terbawa dalam alam bawah sadarnya sewaktu dirinya tertidur. Pembicaraan orang nglindur kadang bias terdengar dengan jelas namun tanpa disertai makna dan arti yang jelas. Atau dengan kata lain apa yang dibicarakan tanpa ada ujung pangkalnya. Demikian juga dengan nglindur tindakan, apa yang dikerjakan juga diluar kemauan dan kehendak dari diri orang tersebut. Nglindur tindakan malah terkadang bisa membahayakan dirinya sendiri atau orang lain.
                Alam bawah sadar yang dilakukan sewaktu glindur bisa jadi juga factor kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya namun penuh dengan beban pikiran dari orang tersebut. Beban pikiran itu bisa karena sebuah penyesalan, keinginan yang belum tercapai, atau tertundanya suatu kegiatan. Biasanya tipologi orang yang suka nglindur adalah orang dengan sifat pendiam dan suka memendam keinginan atau apapun yang ada dalam dirinya. Ketertutupan watak dan sifat inilah menjadikan dirinya dengan tanpa sadar melakukan kegiatan yang disebut dengan nglindur. Oleh sebab itu pelaku nglindur jelas tidak tahu apa yang telah dilakukan atau apa yang telah diucapkan, sebab kesemuanya itu dilakukan sewaktu tertidur atau tidak sadar dan menyadari.
                Kondisi semacam inilah yang sekarang baru dialami oleh kebanyakan masyarakat Indonesia, baik rakyat maupun pejabatnya. Perilaku unjuk rasa dengan menerima bayaran dari orang yang berkepentingan semakin menjadikan karakter nglindur sangat kental sekali. Tanpa tahu sebab musabab apa yang telah menjadi tuntutan sebenarnya dari sebuah unjuk rasa, dirinya terlibat seakan mewakili sebuah kepentingan bersama. Karena unjuk rasa merupakan sebuah tindakan, maka tak ayal sangat mengganggu lingkungan sekitar dimana unjukrasa itu berlangsung. Kebanyakan dari yang ikut merasakan keadaan terganggu itu adalah pengguna lalulintas disekitar kejadian berlangsung. Belum lagi kalau diwarnai tindakan anarkis dan bentrok fisik, jelas yang menjadi korban adalah kedua belah pihak yaitu sipengunjuk rasa dan aparat berwenang, bahkan terkadang meluas sampai lingkungan sekitar juga menjadi sasaran tindakan anarkis tersebut.
                Namun tidak kalah menariknya adalah nglindur yang dilakukan secara berjama’ah seperti yang terjadi akhir-akhir ini di Senayan. Bagaimana saling sahut-sahutan antara anggota dewan yang satu dengan yang lain dengan melantangkan keras-keras suara nglinduranya. Apa yang sedang disuarakan dan menjadi pembahasan sangat jauh dari kepentingan rakyat banyak. Namun kelantangan nglindurnya lebih pada kepentingan partai dan golongan yang terkadang dirinya sendiri tidak tahu apa yang dimaksut dengan penguasa partainya. Yang lebih menjengkelkan lagi, nglindurnya segerombolan anggota dewan ini hanyalah sebuah retorika “seolah-olah” memperjuangkan kepentingan rakyat. Ambil contoh saja penanganan kasus Bank Century dengan Pansusnya yang bergelimang dana milyaran rupiah, juga tidak karuan pangkal ujungnya. Dan yang lucu lagi nglindurnya para anggota dewan ini maunya diulang-ulang, sebab dengan mengulang nglindurnya akan dapat kucuran dana untuk menambah income partai dan yang terlibat di dalamnya. Sehingga belum ada apa-apa atau sedikit-sedikit minta bikin Pansuslah, Hak Angketlah atau apalah yang penting ada dana untuk nglindur berjama’ah.
                Belum lagi nglindurnya para tokoh atau seakan-akan tokoh melalui TV dengan kemasan acara talk show, menambah daftar banyaknya orang Indonesia yang suka nglindur. Mau ngomong apa menjadi tidak penting, yang penting menjadikan dirinya sering tampil di layar kaca dan menjadi popular. Ujung-ujungnya kalau sudah sedikit popular, merasa dirinya banyak penggemar dan banyak yang menyukai, akhirnya memberanikan diri untuk mencalonkan sebagai kepala daerah ataupun kepala yang lainya. Kecenderungan banyaknya orang nglindur ini jelas tidak terlepas dari peran media masa yang suka “memperkeruh” keadaan dengan mengadu sana-mengadu sini. Hal ini tak ubahnya seperti ada orang yang suka nglindur namun ditanggapi sehingga menjadi bahan gunjingan, cela-an, guyonan terus diceritakan pada banyak orang.
                Nglindur telah menjadi hobi sebagian orang Indonesia, dengan sedikit bekal informasi saja sudah berani nglindur di TV dengan label tokoh atau pakar. Sehingga banyak keterangan yang diungkapkan jauh dari realita dan keahlianya. Kelatahan nglindur sudah sangat mengganggu stabilitas kenyamanan hidup bermasyarakat. Sebab dengan nglindurnya para tokoh atau yang merasa tokoh tersebut menjadikan informasi simpang siur yang dirinya sendiri juga tidak mengetahui dengan pasti. Misalkan ada kasus bom, semuanya ikut nglindur tentang bom. Kasus PSSI, semuanya ikut nglindur tentang PSSI. Kasus angket pajak, semuanya nglindur tentang angket pajak. Wabah nglindur telah menular disegala lapisan masyarakat. Waspadalah !!!

Khasiat & Manfaat Daun Salam

Tahukah Anda, kegunaan daun salam selain sebagai penyedap masakan juga sebagai obat alami atau obat herbal ? Daun salam berkhasiat sebagai obat kencing manis / diabetes melitus, obat maag, asam urat, hipertensi, penurun kolestrol, menyembuhkan diare, gatal2 / eksim

Nama Latin : Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) atau Sinonim := Eugenia polyantha, Wight. = Eugenia lucidula, Miq.

Nama Lokal :
Gowok, (Sunda), manting (Jawa), kastolam (Kangean); Meselangan, ubar serai (Melayu),; Salam (Indonesia, Sunda, Jawa, Madura, Ambon); Indonesian bayleaf , Indonesian Laurel, Indian bayleaf (Inggris), Indonesische Lorbeerblatt atau Salamblatt (Jerman)
Sizygium-polyanthum - Daun Salam



Pohon tinggi mencapai 25 m, batang bulat, permukaan licin, bertajuk rimbun dan berakar tunggang. Daun tunggal, letak berhadapan, panjang rangkai daun 0,5-1 cm. Helaian daun berbentuk lonjong sampai elips atau bundar telur sungsang, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas licin berwarna hijau tua, permukaan bawah berwarna hijau muda, panjang 5-15 cm, lebar 3-8 cm, jika diremas berbau harum. Bunga majemuk tersusun dalam bentuk malai yang keluar dari ujung ranting, berwarna putih, baunya harum. Buahnya buah buni, bulat berdiameter 8-9 mm, buah muda berwarna hijau, setelah masak menjadi merah gelap, rasanya agak sepat. Biji bulat. diameter sekitar 1 cm, berwarna cokelat. Salam ditanam untuk diambil daunnya sebagai pelengkap bumbu dapur, sedangkan kulit pohonnya digunakan sebagai bahan pewarna jala atau anyaman bambu. Buahnya dapat diperbanyak dengan biji, cangkok atau stek.

Sifat dan Khasiat
Daun rasanya kelat dan astrigen

Kandungan Kimia
Salam menganung minyak asiri (sitral, eugenol), tanin dan flavonoid

Bagian yang digunakan
Bagian yang digunakan adalah daun. Selain itu kulit batang, akar dan buah juga berkhasiat sebagai obat.

Indikasi
Daun digunakan untuk pengobatan:

* Kolesterol tinggi
* Kencing manis (Diabetes mellitus)
* Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
* Radang lambung/maag (gastritis)
* Diare


Buah digunakan untuk pengobatan :

* Mabuk alkohol

Cara pemakaian
Untuk obat yang diminum, minum rebusan 7-20 lembar daun segar atau daun yang telah dikeringkan. Untuk pemakaian luar, giling daun, kulit batang atau akar sampai halus, lalu bubuhkan ke tempat yang sakit, seperti kudis dan gatal-gatal.

* Obat Diare
Cuci 15 lembar daun salam segar samapi bersih. Tambahkan 2 gelas air, lalu rebus sampai mendidih (Selama 15 menit). Selanjutnya masukkan sedikit garam. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus
* Obat Kencing manis / Diabetes Mellitus
Cuci 7-15 lembar daun salam segar, lau rebus dalam 3 gelas air samapai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus sebelum makan. Lakukan sehari 2 kali.
* Obat Asam urat
Ambil 10 lembar daun salam segar, rebus dengan 4 gelas air hingga bersisa 2 gelas. Kemudian saring. Minum selagi hangat.
* Menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi
* Cuci 10-15g daun salam segar sampai bersih, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus di malam hari. Lakukan pengobatan ini setiap hari.
* Resep 2 : 7 lembar daun salam segar + 30 g daun ceremai segar direbus dengan aor 600CC hingga tersisa 300CC. Saring dan minum selagi hangat, pagi dan sore masing2 150CC
* Obat radang lambung : 30g salam segar + 30g daun sambiloto kering direbus dgn 600cc air hingga tersisa 300cc air, saring, tambahkan gula batu, minum selagi hangat masing2 150cc, minum pagi dan sore.

* Obat Hitertensi / Menurunkan tekanan darah tinggi
Cuci 7-10 lembar daun salam sampai bersih, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
* Obat Eksim
Ambil 10 lembar daun salam segar dan 25 gram kunyit. Tumbuk sampai halus, lalu tambahkan air sedikit dan garam secukupnya. Oleskan pada bagian kulit yang sakit.
* Obat Sakit maag
Daun salam segar sebanyak 15-20 lembar dicuci bersih. Rebus dengan 1/2 liter air sampai mendidih selama 15 menit. Tambahkan gula enau secukupnya. Setelah dingin, minum airnya sebagai teh. Lakukan setiap hari sampai rasa perih dan penuh dilambung hilang.
* Obat Mabuk alkohol
Cuci 1 genggam buah salam masak sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Peras dan saring, lalu air yang terkumpul diminum sekaligus
* Obat Kudis, gatal-gatal
Cuci daun, kulit, batang, atau akar salam seperlunya sampai bersih, lalu giling halus sampai menjad adonan, seperti bubur. Balurkan ke tempat yang sakit, kemudian di balut.

Efek farmakologis dan hasil pemakaian

1. Kromatografi gas menunjukkan minyak asiri dan salam mengandung 28 gas komponen, salah satunya eugenol. Dengan kromatografi lapis tipis disimpulkan bahwa minyak asiri daun salam terdiri dari seskuiterpen lakton yang mengandung fenol. Konsentrasi terkecil minyak asiri yang mampu menghambat pertumbuhan E.Coli adalah 40%, sedangkan terhadap S.aureus sekitar 5% (Retno Sadewi,FF UGM, 1992)
2. Uji mikrobiologi dengan menggunakan metode cakram menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun salam dapat, menghambat pertumbuhan bakteri E.coli, Vibrio cholera, Salmonella sp. tetapi Enterobacter sp. bersifat resisten. (Beni Wraman, JF FMIPA UNAND)
3. Ekstrak air daun salam memiliki efek hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah). Pada tikus penderita diabetes mellitus yang tidak tergantung pada insulin (DMTTI), sedangkan pada tikus penderita diabetes mellitus yang tergantung pada insulin tidak nampak efek hipoglikemik. (Ni Putu Maryati, FF UGM, 1989)

Khidmat Edisi 104

Bismillah, la haula walaa quwwata illa billaah…
Ketika terjadi kerusakan akhlak terjadi di mana-mana, Rasulullah Muhammad saw pergi menyendiri ke Gua Hira. Di dalam tempat tersebut beliau melakukan perenungan mendalam untuk memikirkan bagaimana agar akhlak manusia kembali mulia. Setelah peristiwa tersebut, beliau mendapat wahyu yang pertama dari Allah azza wajalla.
Belajar dari apa yang telah dilakukan Nabi saw tersebut, terkuaklah misteri bagaimana pentingnya merenung atau bertafakkur untuk mendapatkan ide-ide segar dan bermanfaat bagi kemaslahatan. Dalam era modern yang serba sibuk, meluangkan waktu untuk bertafakkur jelaslah sangat diperlukan.
Maka pada edisi 104 ini MAYAra menjadikan tema “Merenung” sebagai kajian utama.  Diharapkan dengan membaca tulisan ini pembaca semakin tercerahkan dan menjadi manusia baru yang senantiasa kreatif dan inofativ untuk kepentingan bersama.
Rubrik-rubrik lain yang menarik juga masih tetap menyapa pembaca, insya Allah bacaan-bacaan tersebut akan menambah ilmu pengetahuan diniah, sehingga akan membawa keselamatan kita di dunia dan akhirat.
Suguhan-suguhan yang memotifasi pembaca dan donatur sekalian akan terus kami hadirkan dengan terus berharap kepada para pembaca sekalian juga memberikan masukan demi kemajuan media kita ini di email kami tee_beekru@hotmail.com atau di line SMS 03181441481. Atas perhatian dan apresiasi pembaca kami ucapkan jazakumullah khairan katsiran….

Bisnis Bermodal Cinta Khas Rasulullah

Anda ingin memulai bisnis tetapi tidak ada modal? Ingin menjadi seorang enterpreneur tapi juga tidak punya modal? Bagi seorang muslim-mukmin hal semacam ini tidak akan menjadikannya takut dan khawatir untuk memulai babak baru sebagai seorang enterpreneur.  Perlu diketahui bahwa untuk menjadi seorang enterpreniur yang sukses bukan banyaknya uang atau modal yang menjadi faktor utamanya. Ia memang penting, tapi tidak menentukan kesuksesan. Contohnya? Rasulullah saw adalah bukti nyata potret manusia tersukses sepanjang masa. Jika ditelusuri lebih jauh ternyata kunci sukses dari bisnis yang dijalankan oleh Nabi saw bukan karena beliau memulainya dengan modal uang yang banyak. Tidak sama sekali. Akan tetapi dengan modal “cinta”-lah beliau sanggup menjadi seorang enterpreneur yang hebat lagi handal.
Dari bermodal cinta itulah yang melahirkan sifat-sifat dan karakter mulia pada pribadi Rasulullah saw, seperti jujur, ikhlas, amanah, terpercaya, dermaawan, kasih sayang terhadap sesama dan berbagai sifat mulia lainnya, yang semuanya bisa dirasakan oleh semua orang yang ada di sekitar beliau, bahkan yang hanya bertemu sekali saja dengan beliau bisa merasakan betapa agung dan mulia pribadi yang menjadi pelita dunia itu. Tak heran mengetahui pribadi yang sedemikian memesona itu, seorang perempuan mulia nan cantik jelita, seorang janda yang kaya raya jatuh hati pada pribadi Rasulullah saw. Dialah Ibunda Khadijah r.ha.
Nah dalam buku karya Prof. Laode Kamaluddin yang berjudul “Cerdas Bisnis Cara Rasulullah” ini Anda akan disuguhi kiat-kiat bagaimana Rasulullah saw bisa cepat sukses dan kaya raya di usia yang relative muda. Tujuh model cinta yang dipakai Rasulullah dalam meraih kesuksesan, bagaimana bisa sukses seperti Rasulullah tanpa model uang sepeser pun dan tips-tips praktis Rasulullah saw dalam berjualan dan berdagang. Dengan membaca buku setebal 230 halaman terbitan Richmuslim ini Anda akan diajak untuk memahami makna cinta yang sesungguhnya. Betapa dengan cinta Rasulullah saw sanggup menjadi manusia yang paling berpengaruh sepanjang peradaban manusia, semuanya disajikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, insya Allah. (Zein)

Dikala Sehat dan Sakit Menghampiri



Sehat dan sakit adalah dua kondisi yang tak pernah lekang dari kehidupan manusia. Jika sehat datang, maka sakit akan pergi. Begitupula sebaliknya. Namun, sayang banyak manusia yang keliru dalam menyikapi keduanya. Kerapkali manusia lupa apa yang harus ia lakukan tatkala anugerah sehat mendatanginya. Begitu pula, saat sakit menghampiri. Masih banyak yang salah kaprah dalam menyikapinya.
Buku Berjudul, “Sehat adalah Ibadah, Sakit adalah Berkah” karya Didik L. Hariri yang ada di hadapan Anda ini, setidaknya bisa menjadi alaram yang akan selalu mengingatkan kita bagaimana memanfaatkan anugerah sehat dan sakit. Dengan memaparkan teori maupun praktek kesehatan yang pernah dilakukan oleh Nabi saw dan para sahabat. Buku setebal 154 halaman yang berisi 40 hadis ini akan mengubah pandangan Anda bahwa sehat dan sakit adalah sebuah anugerah yang sangat besar dari Allah swt. Keduanya adalah energi yang dahsyat yang berpotensi mengangkat derajat seseorang hamba di hadapan Tuhan-nya. Tentu saja bagi mereka yang memahami hakikat dari anugerah sakit dan sehat.
Yang jelas dalam buku terbitan Pustaka Pesantren ini, pembaca akan dengan mudah memahami hadis-hadis yang dipaparkan di dalamnya. Dengan memahami hadis-hadis di dalamnya akan membuka cakrawala berpikir baru bagi seorang muslim-mukmin di dalam menyikapi setiap anugerah yang datang dari Allah swt, baik itu berupa sehat atau pun sakit, insya Allah. Yakinlah bahwa Allah tidak pernah salah dalam memberikan sehat dan sakit atas hamba-hamba-Nya. Semoga dengan membaca buku ini kita bisa lebih memahami tentang hakekat pemberian dari sang Ilahi, guna berlomba menjadi hamba-hamba-Nya yang ahli syukur atas nikmat yang diberikan dan ahli sabar atas berbagai cobaan yang datang. Selamat membaca. (Zein)